Berita Mojokerto

Ditemukan Situs Purbakala di Dusun Sambeng, BPCB Lakukan Ekskavasi di Situs Belahan Tengah

Situs di Dusun Sambeng diduga bekas permukiman zaman Majapahit akhir. Ditemukan juga benda kuno seperti fragmen tembikar berbentuk tempayan, lumpang

Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/Danendra Kusumawardhana
Petugas BPCB tengah melakukan pengukuran batu bata merah. Batu bata merah tersebut merupakan bagian dari situs purbakala yang ditemukan di Dusun Sambeng, Desa Belahan Tengah, Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (22/12/2018). 

SURYA.co.id l MOJOKERTO - September lalu, situs purbakala ditemukan di Dusun Sambeng, Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.

Situs purbakala ini ditemukan oleh para pekerja pembangunan pagar tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Kemudian, temuan itu dilaporkan oleh warga Dusun Sambeng ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.

Pengerjaan pagar TPA telah dihentikan. Kini pihak BPCB tengah melakukan ekskavasi. Proses ekskavasi pertama kali dilakukan pada tanggal 13 Desember 2018.

"Ekskavasi berakhir besok minggu 23 Desember 2018. kami lakukan ekskavasi di titik awal penemuan situs ini atau area dalam pagar TPA," kata Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, Sabtu (22/12).

Tak hanya di satu titik, situs purbakala juga ditemukan di sisi utara dan selatan proyek pagar TPA. Jaraknya bervariasi sekitar 50 sampai 100 meter. Total ada 62 titik penemuan situs purbakala dengan di Dusun Sambeng. Maka dari itu, pihak BPCB melakukan ekskavasi untuk mengkonstruksi serta menghubungkan temuan situs ini.

"Kami buka 7 kotak gali, masing-masing 4x4 meter.  Kami coba hubungkan ketiga titik untuk merekonstruksi bentuk situs ini," jelas Wicaksono.

Wicaksono mengungkapkan ekskavasi yang dilakukan selama 11 hari ini ditargetkan mampu merekonstruksi bentuk situs purbakala tersebut. Nantinya, hasil dari ekskavasi diharapkan menjadi dasar bagi Pemkab Mojokerto untuk melestarikan situs yang ditemukan di Dusun Sambeng.

"Hasilnya nanti berupa rekomendasi terkait apa yang akan dilakukan untuk melestarikan situs Sambeng," ungkapnya.

Dari hasil penelitian sementara, Wicaksono mengatakan, Situs di Dusun Sambeng diduga bekas permukiman zaman Majapahit akhir. Tumpukan bata dan batu tersebut diduga merupakan bekas lantai dan pondasi sebuah rumah.

"Kami prediksi bangunan rumah zaman Majapahit akhir ini cukup luas. Ukurannya sekitar 10x6 meter," ujarnya.

Batu bata merah itu memiliki ukuran sekitar 28x18x6 cm. Batu bata merah ini disusun berjajar, namun tak beraturan.

Beberapa batu bata juga telah terkikis entah karena waktu atau karena kerukan alat berat dan cangkul para pekerja pagar TPA. Sebelum ditemukan, batu bata merah ini terpendam 40 cm di dalam tanah.

Selain batu bata merah, beberapa benda kuno seperti fragmen tembikar berbentuk tempayan, kendi, lumpang dan pipisan juga ditemukan. Benda tersebut ditengarai  merupakan perabotan rumah tangga. Hal ini memperjelas bahwa situs di Belahan Tengah merupakan sebuah pemukiman.

"Sepertinya di sini karena sebarannya cukup luas, mungkin ini dulunya perkampungan Majapahit. Kami hubungkan dengan banyaknya temuan patok Girindra Wardhana lencana di wilayah Mojosari dan Kutorejo masa Majapahit akhir. Nanti kami akan lakukan kajian kebih lanjut apakah situs ini berhubungan atau tidak," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved