Penembak Gedung DPR

Polda Metro Jaya Sebut Dua Penembak Gedung DPR Adalah PNS Kemenhub

Berdasarkan keterangan Kombes Nico Afinta, kedua tersangka merupakan PNS Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Editor: Iksan Fauzi
Kompas.com/Sherly Puspita
Polisi menetapkan dua orang tersangka dalam kasus peluru nyasar di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Senin (15/10/2018). 

SURYA.co.id | JAKARTA ‑ Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, membeberkan identitas, IAW dan RMY, dua tersangka penembak peluru nyasar yang bersarang di dua ruangan anggota dewan pada Senin (15/10) lalu.

Menurut Nico Afinta, kedua pelaku belum terdaftar sebagai anggota Perbakin.

Keterangan Nico Afinta berbeda dengan pernyataan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, yang menyebut tersangka merupakan anggota Perbakin.

"I (IAW) dan R (RMY) belum jadi anggota Perbakin," ujar Nico Afinta.

Berdasarkan keterangan Nico Afinta, kedua tersangka merupakan pegawai negeri sipil (PNS) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Iya Kemenhub ya dua‑duanya, tapi direktorat saya belum tahu,"ujar Nico Afinta.

IAW merupakan warga Tangerang Selatan dan RMY warga Duren Sawit, Jakarta Timur.

Mereka disangkakan dengan Pasal 1 ayat 1 undang darurat Nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Kombes Pol Nico Afinta menjelaskan bahwa penyidik melakukan pendalaman selama 16 jam untuk mengidentifikasi penembakan salah sasaran ke Gedung DPR.

Nico Afinta menegaskan bahwa hasil pendalaman tersebut menyebutkan penembakan itu terjadi karena tidak disengaja.

Menurutnya, tembakan yang menembus ruang 1601 milik anggota DPR Wenny Warouw dan ruang 1313 milik anggota DPR Bambang Heri Purnama bukan untuk membuat kekacauan.

"Tim sudah bekerja selama hampir 16 jam dari kemarin sampai hari ini untuk membuktikan bahwa itu identik berasal dari (pistol) Glock 17 ini. Sehingga kita bisa menepis bahwa itu disengaja orang‑orang yang ingin membuat kacau, tidak seperti itu," tegas Nico Afinta.

Nico Afinta mengungkapkan bahwa tersangka IAW melakukan penembakan tersebut karena tidak sengaja.

Sehingga peluru dari senjatanya terlontar hingga Gedung DPR.

"Latar belakang ini karena tidak sengaja akibat yang bersangkutan gugup pada saat menekan pelatuk dimana senjata ini diubah yang standar ditambahi alat namanya Switch Customise," kata Nico Afinta.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved