Asian Games 2018
Mengintip Simulasi Pasukan Gultor TNI untuk Amankan Asian Games 2018, Latihan Paling Mematikan!
Pasukan penanggulangan Teror TNI akan dilibatkan dalam pengamanan Asian Games 2018. Yuk intip latihan mereka yang katanya mematikan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id - Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Games XVIII 2018 di Jakarta dan Palembang.
Satuan Penanggulangan Teror (Sat Gultor) TNI memandang perlu untuk melakukan latihan dan langkah pengamanan event besar tersebut.
Dilansir dari Intisari, sebanyak 520 personel (setara kekuatan 1 batalyon) gabungan pasukan khusus yang berasal dari Sat-81 Kopassus, Denjaka TNI AL, dan Dat Bravo 90 TNI AU telah menggelar simulasi penanggulangan teror (gultor) dengan mengerahkan persenjataan yang dimiliki (Rabu 1/8/2018).
Sebagai latihan gabungan gultor dari sisi teknik, strategi tempur dan persenjataan, latihan itu merupakan latihan paling mematikan karena tidak memberi ruang sedikit pun bagi aksi terorisme.

Dilansir dari laman tni.mil.id, Mayjen TNI Eko Margiyono menyampaikan bahwa Latihan Simulasi Penanggulangan Teror ini dilakukan pada 3 titik.
"Simulasi tersebut dilakukan pada 3 (tiga) titik yaitu Venue Lapangan Basket, Aquatik dan Hotel Sultan. Latihan yang sama juga dilaksanakan di Palembang yang juga menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games," tutur Mayjen Eko.
"Sedangkan Alutsista yang digunakan dalam latihan baru sebagian seperti 2 Heli Bell dan 1 Heli Panther dari Puspenerbal serta masih banyak perlengkapan lain yang tidak didemonstrasikan pada saat latihan tadi," sambungnya.
Mayjen TNI Eko Margiono juga menjelaskan, terdapat beberapa titik-titik pengamanan dalam penyelenggaraan Asian Games.
"Titik-titik yang menjadi konsentrasi diantaranya venue-venue yang ada di Gelora Bung Karno, tempat penampungan atlet di Kemayoran dan proses perjalanan atlet dari tempat penginapan menuju venue. Begitu juga halnya dengan Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan," ucapnya.
Apalagi setelah pasukan TNI mendapat kewenangan penuh melalui Undang-undang antiterorisme dalam upaya mengatasi aksi terorisme.
Latihan penganggulangan teror memang mensimulasikan ketika para atlet diserang teroris dan kemudian disandera baik sewaktu masih berada di tempat penginapan , dalam perjalanan, maupun ketika sedang bertanding.
Untuk menghadapi aksi teroris bersenjata itu pasukan gabungan gultor dikerahkan melalui udara menggunakan tiga helikopter.

Pasukan gultor kemudian melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan cara rapelling lalu memasuki gedung dari jendela untuk melumpuhkan para teroris.
Serangan kilat untuk melumpuhkan aksi terorisme tidak hanya dilakukan melalui udara, tapi juga serbuan dari darat menggunakan kendaraan-kendaran taktis termasuk dukungan dari ranpur lapis baja.
Danjen Kopassus Mayjen TNI Eko Margiyono menambahkan bahwa berkaitan dengan pengamanan, TNI sangat intensif bekerjasama dan berkoordinasi dengan Polri.