Bom Surabaya

Bandingkan Perbedaan Antara Terorisme Dulu & Sekarang, Netter Ini Sebut Pelaku Hanya Modal Nekat

Bandingkan Perbedaan Antara Terorisme Dulu & Sekarang, Netter Ini Sebut Pelaku Hanya Modal Nekat

Editor: Akira Tandika
surya.co.id/kolase

SURYA.co.id - Kejadian peledakan bom di tiga gereja Surabaya kemarin, Minggu (13/5/2018) membuat seorang warganet pengguna twitter membandingkan kasus ini dengan kasus pengeboman terdahulu.

Diketahui akun tersebut bernama @MIBAgent_ yang mengunggah status di twitter mengenai perbedaan teroris sekarang dan dahulu menurutnya.

Rangkaian twit yang dia unggah kemudian telah di retweet lebih dari 9000 kali dan mendapat likes sebanyak lebih dari 5000 kali.

Baca: Sosok Keluarga Puji Kuswati di Mata Tetangga, Rumahnya Pernah Jadi Tempat Latihan Silat, Lalu . . .

Baca: Pelaku Bom Tiga Gereja Surabaya Punya Usaha Minyak dan Hidup di Rumah Elite Seharga Rp 1,5 M

Baca: Polisi yang Selamatkan Anak Pelaku Ledakan Bom di Polrestabes Surabaya Ternyata Pejabat Penting

Dalam utasnya ia menerangkan apa saja yang menjadi perbedaan dasar antara aksi terorisme tersebut.

Ia menyebutkan bahwa ada perbedaan besar antara aksi terorisme dulu dan sekarang.

Pertama adalah aksi-aksi terorisme dulu dilakukan dengan perhitungan yang matang dan bomnya memiliki daya ledak yang besar seperti contoh Bom Bali, Kedubes Australia, JW Marriot, dsb.

Sedangkan aksi terorisme saat ini cenderung lebih menyerang secara individu yang menunjukkan pelaku lebih bermodal nekat.

Baca: Demi Balas Dendam, 3 Keluarga Nekat Ledakkan Bom Bunuh Diri di Surabaya, Bukan Soal Agama

Baca: Diduga Terlibat Terorisme, Rumah Pria Pasuruan Ini Digeledah Polisi

Baca: VIDEO - Ada Tulisan Misterius di Celana Bocah Diduga Anak Pelaku Bom Polrestabes Surabaya

Perbedaan dasarnya ada di kelompok ini memiliki ideologi dan organisasi yang berbeda.

Dulu, pada teroris merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan sekarang para teroris merupakan anggota dari Jamaah Anshar Daulah (JAD).

Baca: Satu Teroris Bom Sidoarjo Berasal dari Magetan, 3 Bulan Lalu Pulang, Rumahnya Dibiarkan Seperti Ini

Baca: Inilah Foto Keluarga Terduga Pelaku Serangan Bom Bunuh Diri di 3 Gereja di Surabaya

Baca: Sebelum Terjadi Peledakan Bom di Surabaya, Anggota ISIS Sempat Unggah Video Pengakuan Ini

JI sendiri merupakan kepanjangan tangan dari Alqaidah sedangkan JAD disebut sebagai cabang dari ISIS.

Keduanya memiliki perbedaan tujuan dan cara mewujudkan tujuan tersebut.

Di satu sisi Alqaidah mempunyai tujuan untuk menghancurkan dominasi Amerika yang dianggap menjajah negara Islam.

Sedangkan ISIS memiliki tujuan untuk mendirikan negara yang sah di mata Allah, dan karenanya siapa pun yang menolak sumpah setia pada khilafah dianggap kafir dan sah untuk dibunuh.

Kedua, Alqaidah pada dasarnya tak memiliki niat untuk menyasar umat Muslim, sedangkan ISIS sendiri memandang NKRI sebagai penyimpangan dan harus dilenyapkan.

Baca: Ancaman Teroris Dekati Polda Jatim, Begini Pengamanan di Mapolda

Baca: Kapolri Ungkap Koneksi Pelaku Bom Bunuh Diri 3 Gereja di Surabaya Dengan Pelaku di Rusun Wonocolo

Baca: BREAKING NEWS - Marak Teror Bom, Laga Persebaya Vs Persib Bandung Ditunda

Kenapa jaringan JI lebih dianggap matang dalam merencanakan aksi terorisme, hal tersebut terjadi karena anggota JI memiliki pengetahuan yang lebih memadai tentang merakit bom yang lebih berbahaya.

Halaman
12
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved