Single Focus

Tampung Film Karya Komunitas, Sinema Intensif Bangun Bioskop Alternatif Agar Penonton Tak Jenuh

Komunitas film tak hanya sibuk membikin film. Sebagian yang lain fokus pembangunan bioskop alternatif untuk menampung film komunitas.

Penulis: Aji Kusuma | Editor: Eben Haezer Panca
ist
Pemutaran film di warung Mbah Tjokro, Surabaya, dalam ajang Festival Proyeksi 2018 oleh Mahasiswa Komunikasi Unair 

SURYA.co.id | SURABAYA – Komunitas film di Surabaya tak hanya sibuk membikin film. Sebagian yang lain fokus pada pembangunan bioskop alternatif untuk menampung karya-karya film komunitas.

Komunitas Sinema Intensif, salah satu diantaranya, yang sejak awal rajin menggelar pemutaran rutin bulanan di Wisma Jerman, Surabaya.

Suwardi Aditya, pegiat film di Sinema Intensif mengakui, kerja komunitas film Surabaya yang berfokus pada distribusi film mulai mendapat apresiasi dari masyarakat Surabaya.

“Penonton yang hadir di pemutaran kami tidak hanya dari kalangan pegiat film, tetapi juga dari masyarakat umum. Rata-rata yang hadir antara 50 sampai 80 orang, hal ini bisa menjadi angin segar bagi pembuat film komunitas, karena menandai karya–karya mereka mendapat respons dari publik,” ujar Aditya, akhir pekan lalu.

Tak hanya pemutaran rutin tiap bulan, Sinema Intensif juga menyelenggarakan festival film berskala nasional. Tujuannya, menunjukkan Surabaya sebagai kota yang mandiri secara kreativitas dan dapat bersaing dengan kota-kota lain.

“Sejak 2016, kami menggelar festival film bertajuk Festival Kecil (Festcil) yang memang berfokus pada film-film pendek komunitas se-Indonesia. Di tahun pertama, kami menerima total 220 film, dan di 2017 jumlahnya naik 60 persen,” kata Aditya, peraih best documentary dalam ajang perlombaan Go-Video 2017.

Ia memaparkan, kepercayaan pembuat film kepada penyelenggara merupakan modal penting untuk menuju kelancaran sebuah penyelenggaraan festival.

“Proses promosi Festcil dibagi dalam dua cara. Pertama secara manual, menjalin jejaring dengan berbagai komunitas. Sedang secara teknologi, media sosial juga menjadi sarana dalam promosikan festival yang akan digelar,” tegasnya.

Adit berharap, sistem jejaring komunitas film di Surabaya berada pada titik yang stabil. Hal ini karena setiap pembuat film selalu berharap filmnya akan diputar dan mendapat penonton. Jika bioskop alternatif sudah stabil, lanjutnya, maka akan menjadi semangat bagi pembuat film untuk terus produksi film-film berkualitas.

“Saya rasa ini bukan hal yang tidak mungkin, apalagi jika tren bioskop arus utama cenderung seragam sehingga tidak menawarkan keragaman cerita, maka penonton akan menjadi jenuh dan mencari tontonan lain,” papar Adit.

Bioskop alternatif ini merupakan solusi bagi penonton yang jenuh menonton film di bioskop arus utama. “Begitu juga teman-teman komunitas yang produksi film, butuh penonton yang kritis lewat diskusi seusai pemutaran, sehingga bermanfaat bagi proses berkarya selanjutnya,” tukas Aditya.

Program Mingguan

Tidak hanya di kalangan masyarakat umum, komunitas film juga terbentuk di beberapa kampus. Salah satunya, Kinne Komunikasi, wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim belajar perfilman, yang mempunyai program pemutaran film mingguan bernama 'Rabu Sinema'.

“Program ini bertujuan membiasakan para anggota untuk menonton film, sekaligus mengapresiasi karya orang lain, lalu mengkajinya," kata Dwi Cahyo, Ketua Kinne Komunikasi.

Anggota bebas dalam membuat ide-ide cerita, bisa genre film, horor, drama, dan romance. Hasil produksi film tak hanya konsumsi mereka saja tetapi sering diputar di festival film lokal maupun internasional. Diantaranya, festival Mafi (Malang Film Festival).

Ciri khas membuat film, anggota Kinne selalu menyelipkan beberapa pesan sosial dan mengangkat budaya asli Indonesia. "Kami juga membuat film yang berdekatan dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa," tambahnya.

Aulia Nawang Wulan, anggota Kinne Komunikasi menuturkan, pihaknya tak hanya sekadar membuat film tetapi harus ada pesan yang ingin disampaikan. (aji/nen)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved