Berita Madiun

Resmikan Tol Ngawi-Kertosono, Jokowi Cerita Tol Jagorawi yang Pernah Dicontoh Negara Lain

Jokowi mengatakan, tahapan besar pembangunan kedua yang akan dilakukan yakni investasi dibidang SDM manusia.

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Titis Jati Permata
surya/rahadian bagus priambodo
Presiden Jokowi meresmikan Tol Ngawi-Kertosono, Kamis (29/3/2018). 

SURYA.co.id | MADIUN - Saat meresmikan Tol Ngawi-Kertosono ruas Ngawi-Wilangan di Desa Bagi, Kabupaten Madiun, Kamis (29/3/2018), Presiden Jokowi bercerita, pembangunan infrastruktur di Indonesia pernah menjadi contoh negara lain.

Saat itu, kata Jokowi, sekitar tahun 1997 Indonesia membangun Tol Jagorawi.

Malaysia, Vietnam, Philipina, Tiongkok melihat bagaimana proses pembangunan tol tersebut.

"Tahun 1977 waktu kita membangun tol Jagorawi, semua negara melihat kita. Malaysia nengok proses kontruksi seperti apa, manajemen seperti apa dilihat. Vietnam melihat kita, Filipina lihat kita, China Tiongkok dulunya belajar lihat kita. Sekarang, setelah 40 tahun, kita hanya bisa bangun 780 km, sampai tahun 2014 lalu. Tiongkok yang dulunya belajar melihat Tol Jagorawi, sudah membangun 280 ribu km," kata Jokowi saat memberikan sambutan.

Padahal, Jokowi menuturkan, pada era yang modern seperti saat ini, semua negara ingin serba cepat, serba singkat dan serba online.

Indonesia yang pernah menjadi contoh, kini justru tertinggal jauh dengan negara lain.

"Negara yang lambat pasti ditinggal negara lain. Investasi infrastruktur merupakan tahapan besar dan merupakan fondasi penting untuk bisa bersaing dengan negara lain," jelasnya.

Ketertinggalan Indonesia terhadap negara lain, harus segera dikejar dengan cara membangun infrastruktur.

Selain membangun jalan tol, infrastruktur lain di antaranya pembangkit listrik, bandara, dan pelabuhan juga perlu dibangun guna mempercepat pertumbuhan perekonomian.

Akibat tertinggalnya pembangunan infrastruktur dengan negara lain, Indonesia kalah dalam bidang ekspor dan investasi dengan negara tetangga.

Padahal Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN.

"Ekspor kita kalah dengan Malaysia, Filipina, Vietnam. Investasi kita kalah. Kalau kita tidak bangun tidak segera bangkit dari tidur, kita akan kalah dengan Kamboja, Laos. Padahal kita adalah negara besar. GDP kita yang terbesar," katanya.

Jokowi mengatakan, tahapan besar pembangunan kedua yang akan dilakukan yakni investasi dibidang SDM manusia.

Pembangunan di bidang SDM Manusia juga akan dilakukan secara besar-besaran.

"Dua-duanya ini adalah pondasi penting bila ingin bersiang dengan negara lain," ujarnya.

Dia menargetkan, pada akhir 2018, jalur tol dari Merak hingga Pasuruan harus benar-benar tersambung.

Kemudian, pada akhir 2019, jalur tol dari Merak hingga Banyuwangi juga harus tersambung.

"Terserah menteri PU mau Sabtu atau Minggu tidak bisa istirahat, malam tidak bisa tidur, samalah kita ini. Karena kita kejar-kejaran dengan negara lain," kata Jokowi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved