Citizen Reporter
Jawab MEA dengan Sastra
sastra menjadi ladang terakhir yang dilibatkan dalam hiruk pikuk menyambut kehadiran pesta Masyarakat Ekonomi Asean...
Oleh : Anggun Putri AM
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Trunojoyo Madura
MEMPERTEMUKAN empat pemateri kompeten dalam satu meja pembahasan. Prof Dr Faruk HT (UGM), Dr Syaiful Rahman MM MPd (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur), Prof Dr Bambang Yulianto MPd (Unesa), Puspa Ruriana MHum (Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur), hadir di seminar nasional bertema bahasa, sastra, dan pendidikan dalam perpektif Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA 2015.
Seminar yang dihelat prodi PBSI Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Kamis (29/10/2015) itu dikomentari Prof Faruq, sebagai tema berat karena orang sastra nyerempet-nyerempet ekonomi.
Semua tahu, ekonomi tidak mengenal saudara, maka sastra yang akan masuk membawa dasar berupa nilai persamaan, kepribadian, perbedaan untuk saling toleran dalam kekhasan karakter. Ketiga nilai, yang sumbernya ada pada sastra. Sastra yang bagus adalah sastra yang hidup. “Yang menggerakkan orang-orang untuk eling,” tandas Prof Faruq.
Mempersiapkan tenaga kerja, provinsi Jatim menurut Dr Syaiful Rahman menyatakan, SMK yang menyumbang pengangguran terbesar (8,47 %) akan ada tindak lanjut program dari pemerintah yaitu SMK mini. Dengan alokasi anggaran Rp 25 M (250 juta per unit) sebagai optimalisasi pendidikan kejuruan dalam menghadapi MEA 2015.
Selain SMK, pesantren-pesantren juga mendapat perhatian pemerintah. Sertifikasi profesi standart untuk anak-anak SMK, sebagai pengakuan resmi dan perlindungan hukum juga diberlakukan.
“Percayalah sastra tidak akan dibuat ladang perebutan,” tukas Prof Faruq. Sastra hidup, ekonomi pun dapat hidup dan negara menjadi nomor satu karena bahasa.