Ulama Pamekasan, Mediasi Penyelesian Konflik Gasper vs Masjid Ridwan
Matkur menuntut pihak masjid Ridwan, tidak merelay atau menruskan siaran radio Rodja dan tidak mendatangkan penceramah
Penulis: Muchsin | Editor: Yoni
SURYA.co.id|PAMEKASAN – Untuk menuntaskan kasus perseteruan antara massa Gerakan Santri dan Pemuda Rahmatan Lil Alamin (Gasper) Pamekasan dengan pengurus masjid Ridwan, Pamekasan, digelar pertemuan bersama di Pendopo Ronggosukowati, Pamekasan, Senin (30/3/2015) malam.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 2,5 jam, dipandu Dr Zahid, dari Lembaga Pengkajian dan Penerapan Syariat Islam (LP2SI), Pamekasan.
Dari pertemuan itu, diperoleh kesepakatan, ke depan pihak masjid Ridwan tidak akan mendatangkan penceramah yang dianggap mengundang keresahan bagi masyakat.
Sementara permintaan agar masjid Ridwan tidak merelay atau meneruskan siaran radio Rodja, tidak masalah dan tetap diperbolehkan, sepanjang tidak melanggar ketentuan yang diatur Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Namun saat kesepakatan ini dibacakan, Ketua Gasper Pamekasan, Matkur Rozak dan beberapa anggotanya meninggalkan ruang pertemuan, karena tidak terima atas pernyataan Dandim 0826 Pamekasan, Letkol (Inf) Mawardi, yang meminta Matkur Rozak ke luar dari acara pertemuan.
Sebab pada pertemuan yang dihadiri sejumlah ulama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Islam (FOKUS), Forum Musyawarah Ulama (FMU) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pamekasan, Wakil Bupati Pamekasan, Khalil Asyari, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan beberapa pejabat Pemkab Pamekasan, Matkur Rozak dinilai tidak menghargai ulama.
Sebelum Matkur Rozak ke luar, Matkur menuntut pihak masjid Ridwan, tidak merelay atau menruskan siaran radio Rodja dan tidak mendatangkan penceramah yang dinilai memiliki catatan hitam.
Namun permintaan itu ditolak Herman Hadi Sucipto, perwakilan dari masjid Ridwan, karena selama ini masjid Ridwan dalam mengundang penceramah, isi tidak pernah menyinggung soal larangan ziarah kubur, larangan memperingati maulid dan larangan tahlil.
“Kami sudah belasan tahun mengadakan pengajian rutin di masjid Ridwan. Dan selama ini penceramah tidak menyinggung masalah perbedaan itu. Buktinya, jemaah yang hadir juga banyak dari warga sekitar, karena penceramah kami santun dan lembuh, tidak mencela dan menghina orang lain,” kata Herman Hadi Sucipto.
Seperti diberitakan, sekitar 1.500 massa yang tergabung dalam Gerakan Santri dan Pemuda Rahmatan Lil Alamin (Gasper) Pamekasan, unjuk rasa dari monumen Arek Lancor, menuju masjid Ridwan, di Jl Diponogoro, Pamekasan, Jumat (20/3/2015) lalu.
Mereka menolak kedatangan tokoh wahabi yang hendak mengisi ceramah di masjid Ridwan, karena dianggap mengusik ketenangan umat Islam di Pamekasan.
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA