Wirausaha
Masih Usia 24 Tahun, Gadis Cantik Berjilbab Ini Pekerjakan 178 Orang
Usia Martalinda Basuki masih cukup muda, 24 tahun. Walau begitu, siapa sangka dia mempekerjakan 178 orang lewat bisnis kulinernya: Cokelat Klasik.
Penulis: Adrianus Adhi | Editor: Yuli
SURYA.co.id | MALANG – Usia Martalinda Basuki masih cukup muda, 24 tahun. Walau begitu, siapa sangka dia berhasil mempekerjakan 178 orang lewat bisnis kulinernya: Cokelat Klasik.
Ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, Selasa (24/3/2015) sore, Martalinda menceritakan bisnis Cokelat Klasik sudah dirintis sejak 2011 lalu. “Semua berawal dari kafe saya di Kampung Inggris, Pare, Kediri,” aku gadis cantik berjilbab ini.
Kafe itu, jelas Martalinda, menjual berbagai makanan, dan minuman. Pembelinya ketika itu, juga cukup banyak. Walau demikian, keberuntungan belum berpihak padanya.
Kafe yang ia kelola bangkrut setelah berusia setahun. Penyebab kebangkrutan bisnisnya, karena salah kelola.
Walau demikian, Martalinda tak patah arang. Ia segera bangkit, dan melakukan survey pada pembeli. “Isi survey itu menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” katanya.
VIDEO - Ini Tips Wirausaha Sukses ala Martalinda Basuki
Bisa ditebak, Martalinda segera menindaklanjuti hasil survey itu. Ia segera membuat konsep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe juga ditinggalkannya. Ia mengkonvergensi bisnis itu dari kafe menjadi rombong. Nama usahanya lalu berubah menjadi Cokelat Klasik.
Konsep bisnis rombong tersebut rupanya membawa untung. Dara kelahiran Jayapura, 13 Maret 1991, yang semula hanya memiliki satu rombong Cokelat Klasik, kini sudah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.
Lokasi rombongnya juga tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia.
“Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong ini,” lanjutnya.
Bertambahnya rombong tersebut, disebabkan Martalinda membuka kesempatan kemitraan bagi warga yang berminat dengan usahanya. Jumlah kemitraan yang ia bangun berkisar 70 buah.
Tak hanya itu saja, bisnis kuliner tersebut juga membuatnya memiliki sebuah pabrik, dan sebuah kantor di Kota Malang.
Total pekerjanya kini mencapai 178 orang. Sementara omzet bisnisnya, sudah mencapai ratusan juta rupaih. Ia jadi jutawan karenanya.
Dengan latar belakang seperti ini, maka tak heran jika mahasiswa jurusan Administrasi Publik, di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya meraih berbagai penghargaan.
Terbaru, anak pertama dari enam bersaudara ini meraih juara kedua lomba Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga, di Kelompok Mahasiswa. Lomba ini diselenggarakan Bank Mandiri selama empat hari, mulai 12 Maret 2015.