Tahun 2013 Luar Biasa bagi Chintya

Kini saya fokus pada pengembangan teknik kimia untuk kesejahteraan manusia, siapa tahu kelak bisa dapat nobel,

Penulis: Musahadah | Editor: Adi Agus Santoso
zoom-inlihat foto Tahun 2013 Luar Biasa bagi Chintya
Chintya Effendi

SURYA Online, SURABAYA - Tahun 2013 menjadi luar biasa bagi Chintya Effendi, mahasiswa  Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Setelah berhasil meraih peringkat III Mawapres Tingkat Kopertis Wilayah 7 Jawa Timur, Chintya juga lolos seleksi Mawapres tingkat Nasional yang digelar di Bandung, 18 Juli 2013.

Banyak pengalaman berharga yang didapat selama mengikuti mawapres, dari sesama mahasiswa juga para juri. “Menjadi finalis mawapres adalah kesempatan menjalin koneksi untuk masa depan. Ini adalah kali pertama saya pergi ke Bandung, bertemu dengan begitu banyak orang berprestasi dan bertemu menteri. Hanya ada satu kata untuk menggambarkannya, keren,”  Kata alumni SMAK St Paulus Jember yang masuk UWM tahun 2009.

Di Mawapres itu Chintya membawa penelitian tentang Potensi Tunggul Jagung sebagai Bahan Baku Pembuatan Bio-Jet Fuel. “Saya tertarik mengembangkan limbah pertanian agar bisa menjadi energi yang terbarukan," katanya.

Produk dari tunggul jagung ini bisa dibeli dengan harga Rp. 6.760 per liter. Jauh lebih murah jika dibandingkan dengan avtur (bahan bakar pesawat) yang harganya hampir Rp.10.000 per liter.

Sebelum meneliti tunggul jagung, Chintya  pernah menciptakan es krim dari buah mengkudu. Es krim ini cukup fenomenal karena umumnya mengkudu banyak dihindari orang karena meski  menyehatkan tapi baunya busuk.
"Es krim saya lezat dan baunya enak, gara-gara itu saya jadi juara kedua di lomba inovasi yang diadakan di jurusan,” tutur Chintya menyebutkan salah satu inovasinya.

Es krim mengkudu menjadi perantara Chintya berkenalan dengan  Suryadi Ismadji,  penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa oleh 4 Kementerian dan merupakan Dekan Fakultas Teknik WM. “Beliau membimbing saya meneliti dan mengembangkan limbah menjadi energi yang terbarukan. Kini saya fokus pada pengembangan teknik kimia untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, siapa tahu kelak bisa dapat nobel, amin” ujarnya.

Sederet prestasi baik tingkat nasional maupun internasional yang berhasil diraihnya, berbuah beasiswa penuh dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST)

Chintya kini sedang bersiap untuk melanjutkan studinya ke Taiwan pada September 2013. "Saya tidak akan bisa mengikuti wisuda di sini, tapi tidak apa-apa, karena saya sudah tidak sabar untuk berkarya di sana," kata Chintya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved