Dua Desa di Madiun Krisis Air Bersih
Ratusan Kepala Keluarga (KK) yang mengalami krisis air bersih di Desa Duren dan Desa Kenongorejo, Kecamatan
Penulis: Sudarmawan | Editor: Suyanto

Selama ini warga mengandalkan air bersih dari sumur bor yang masih mengalir di pertengahan sawah mereka yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Salah seorang warga yang ikut antre air bersih, Suyati (37) mengatakan sudah sejak sebulan ini air sumur milik warga Desa Duren mengering. Menurutnya, selain disebabkan kemarau panjang, sumber air di sumur milik warga itu mati karena sebagian besar para petani di desanya masih menanam padi. Dampaknya, untuk mengairi lahan tanaman padi sumur bor, sumur pantek dan sumur P2AT selalu dihidupkan untuk mengairi sawah itu. Akibatnya, sumur milik warga yang sebagian besar hanya berkedalaman 36 sampai 40 meter tidak bisa mengeluarkan air lagi.
"Air sumur warga tersedot air sumur bor di sawah. Jadi semua sumur di rumah penduduk banyak yang mengering. Meski sudah dibelikan pompa air baru tetap tak dapat menyedot air," terangnya kepada Surya, Rabu (5/9).
Kondisi yang sama disampaikan Suharti (36). Menurutnya, selama ini warga mengandalkan air sumur bor yang ada di tengah sawah untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Usai mandi dan mencuri di pagi dan sore hari, warga selalu membawa jurigen dan ember untuk membawa air bersih itu digunakan untuk masak dan minum.
Petugas PDAM Kabupaten Madiun, Ismono menegaskan a pihaknya akan mengirim air bersih sebanyak 4 truk tangki. Menurutnya 2 truk tangki dikirim siang hari di Desa Duren dan 2 truk tangki lainnya akan dikirim ke Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng pada sore harinya.