Idul Fitri dan Tetaplah Waspada

Jangan kalap membeli semua yang dilahap mata, ingat idul fitri hanya dua hari, selebihnya hidup masih lama dan kebutuhan masih panjang daftarnya.

Editor: Tri Hatma Ningsih
zoom-inlihat foto Idul Fitri dan Tetaplah Waspada
Un Syarifatun Isa
Oleh: Un Syarifatun Isa 
Ibu Rumah Tangga 
unsyarifa@gmail.com



Kegembiraan dan hiruk pikuk merayakan Idul Fitri terjadi di mana-mana. Tidak saja di rumah, juga di jalan-jalan, di kampung, hingga di pusat perbelanjaan yang tidak juga surut saat Idul Fitri tiba. Harusnya diingat bahwa, Idul Fitri bukanlah kebahagiaan memuaskan syahwat duniawi. Sebaliknya, kita tetap waspada setelah berlatih selama satu bulan lamanya.

Waspada ketika mudik ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri dan silaturahmi dengan keluarga. Mudik memang menjadi tradisi unik umat Islam Indonesia. Berbondong-bondong pemudik menggunakan beragam moda transportasi untuk mencapai rumah. Tetaplah berhati-hati dalam berkendara dan selalu berdoa.

Kegembiraan lain menyambut Idul Fitri adalah memadati pasar dan mal untuk berbelanja lebaran, dari makanan, pakaian, hingga peranti lain yang belum tentu dibutuhkan. Jangan kalap membeli semuanya dan tetap waspada karena Idul Fitri hanya dua hari. Selebihnya? Hidup masih panjang. 

Ingatlah, Allah SWT telah mengingatkan agar kita tidak memboroskan harta untuk keperluan yang kuran bermanfaat. “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. " (QS. Al Furqan: 67)

Dan ketika Idul Fitri tiba, semua ragam makanan dan minuman melimpah ruah di depan mata. Sungguh memanjakan mata dan perut dan membuat lupa dampak di balik keragaman dan kelezatan semua hidangan lebaran. 

Lagi-lagi Allah SWT mengingatkan agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan. “Dan makan dan minumlah kalian, tapi janganlah kalian berlebih-lebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A’raf 31)

Kegembiran Idul Fitri tanpa petasan terasa ada yang kurang. Sekali lagi lagi, ada petaka di balik kegembiraan. Tidak hanya sekali dua kali, digencarkan larangan menyulut petasan. Petaka di balik petasan yang sungguh mengerikan tidak juga mengurangi mereka yang menjualnya, membelinya, dan yang menyulutnya. Korban harta benda dan nyawa akibat petasan seolah hanya cerita-cerita fiksi semata. Sekali lagi, selamat merayakan Idul Fitri dan selalu waspada.
 


Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved