Angka Pengangguran di Gresik Masih Tinggi, Soksi Siap Bantu Latih Peningkatan Keterampilan

Tahun 2024, Tingkat Pengangguran Terbuka di Gresik 6,45 persen, atau sekitar 50.368 orang, didominasi  lulusan SMA sederajat 

Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Soksi
PEKERJAAN - Pengurus Soksi Kabupaten Gresik saat rapat bersama pengurus di Kantor DPD Golkar Gresik, Sabtu (1/11/2025). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Gresik masih di angka 6,45 persen, atau sekitar 50.368 orang dengan sebagian besar didominasi lulusan SMA sederajat. 

Ringkasan Berita:

 

SURYA CO.ID, GRESIK - Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (Depicab) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Kabupaten  Gresik menyikapi tingginya angka pengangguran terbuka  di Kabupaten Gresik.  Hal itu dilihat dari ada gelombang demo dari masyarakat. 

Ketua Depicab Soksi Kabupaten Gresik, Ahmad Nurhamim mengatakan, tahun 2024, tercatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Gresik masih di angka  6,45 persen, atau sekitar 50.368 orang dengan sebagian besar didominasi  lulusan SMA sederajat. 

Di Kabupaten Gresik saat ini sedikitnya ada 2.077 perusahaan yang beroperasi, skala kecil maupun besar, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Sehingga, ini sangat memprihatikan bagi masyarakat Gresik

"Soksi Gresik sangat prihatin melihat fakta masih  tingginya angka pengangguran terbuka di Gresik, sehingga memunculkan gelombang demo dari masyarakat. Soksi berharap,  adanya akselerasi penanganan pengangguran yang serius dari Pemerintah," kata Nurhamim saat di kantor Depicab Soksi Gresik, Jalan Panglima Sudirman, Minggu (2/11/2025).

Regulasi untuk Penanganan Pengangguran

Lebih lanjut Nurhamim menambahkan, Pemerintah sudah diberi ruang lebar oleh regulasi dalam penanganan pengangguran. 

Antara lain melalui Peraturan daerah (Perda) Nomor  7 Tahun 2022,  tentang penyelenggaraan ketenagakerjaan. 

"Perda ini sebagai guidance Pemerintah untuk menangani tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Gresik," imbuh Nurhamim yang juga Wakil Ketua DPRD Gresik

Menurut Nurhamim,  Perda Nomor 7 Tahun 2022 merupakan Perda inisiatif DPRD. 

"Perda ini dibuat sebagai bentuk keprihatinan wakil rakyat, sebab masih tingginya angka  pengangguran di Gresik. Maka dalam Perda itu sangat terang benderang diatur. Bahwa warga ber-KTP Gresik punya hak 60 persen yang mengisi kebutuhan pekerjaan setiap ada lowongan," katanya.

Lowongan Pekerjaan Tak Terisi Warga Asli Gresik

Nurhamim juga melihat fakta di lapangan, masih banyak lowongan yang ada tidak terisi masyarakat asli Gresik yang ber KTP Gresik,  sehingga kondisi ini membuat masyarakat resah.

"Banyak laporan yang masuk ke kami ada indikasi orang dalam (ordal) yang bermain jika ada lowongan pekerjaan. Lowongan itu kebanyakan diisi dari luar Gresik. Ini yang tengah kami telusuri," katanya 

Dari kelurahan masyarakat tersebut, Nurhamim telah menanyakan kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Gresik terkait progres penanganan angka pengangguran di Gresik.

Selama ini,  yang menjadi tantangan Disnaker Gresik adalah menyiapkan tenaga skill sesuai yang dibutuhkan perusahaan untuk mengisi lowongan pekerjaan.

"Di Soksi ada bidang yang menangani ini. Kami siap membantu menyiapkan skill calon-calon pekerja sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tentunya hal itu bisa jalan, kalau ada intervensi dari pemerintah selaku eksekutor," katanya. 

Penanganan Pengangguran Terbuka Tak Sekadar Formalitas

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved