DPRD Surabaya Usulkan Ada Dana Operasional bagi Guru Pendukung Program Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, mengusulkan adanya dana operasional bagi guru pendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
SALURKAN MBG - Ilustrasi guru SMPN 13 Surabaya sedang menyalurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke siswa. Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, mengusulkan adanya dana operasional bagi guru pendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh sekolah di Surabaya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, mengusulkan adanya dana operasional bagi guru pendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh sekolah di Surabaya.

Arif Fathoni menilai guru selama ini tidak dilibatkan sama sekali dalam tata laksana MBG.

"Guru di sekolah hanya petugas pembagi di kelas-kelas. Mereka tidak dilibatkan aktif dalam proses pelaksanaan dan pengawasan MBG di sekolah," kata Arif Fathoni.

Baca juga: Waketu DPRD Surabaya Arif Fathoni: Makan Bergizi Gratis Harus Tetap Ada dan Perbaiki Tata Laksana

Minimnya keterlibatan guru dalam program MBG di sekolah disayangkan.

Ia menyebut peran guru vital dalam menjaga kebersihan, kedisiplinan, dan edukasi gizi bagi siswa.

“Pemilik dapur hanya mengantar dan mengambil makanan. Urusan menjaga kebersihan dan lain-lain ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kami berharap pengelola dapur juga berkoordinasi aktif dengan kepala sekolah agar ada komunikasi yang bagus,” kata Cak Thoni.

Pimpinan DPRD ini mengusulkan agar Dinas Pendidikan Surabaya mengalokasikan tambahan anggaran operasional pendukung program MBG, termasuk bagi guru-guru yang turut memastikan keberhasilan pelaksanaan di lapangan.

“Saya berharap Dinas Pendidikan juga mengalokasikan anggaran tambahan untuk operasional pendukung MBG ini. Karena biasanya jam istirahat guru bisa istirahat sejenak, tapi sekarang mereka ikut membersihkan sisa makanan di kelas,” katanya. 

Pimpinan dewan ini meyakini bahwa guru di adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Mereka tidak pamrih untuk mensukseskan program MBG.

Tetapi pemerintah juga harus menghargai setiap tetesan keringat yang mereka keluarkan.

Keberhasilan MBG bukan sekadar soal penyaluran makanan, melainkan tentang membangun sistem yang mendukung hubungan fungsional antara peserta didik dan tenaga pendidik, serta membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini.

“Upaya untuk mencerdaskan bangsa itu kan hubungan yang fungsional antara peserta didik dengan tenaga pendidik," kata Cak Thoni.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved