Dugaan Penipuan Tanah di Sidoarjo Dimediasi Cak Ji dan Mimik, PT MTB akan Kembalikan Uang Korban

Kasus dugaan penipuan tanah kavling yang berlokasi di Dusun Alas Tipis Sidoarjo menemui titik terang.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
fatimatuz zahro/surya.co.id
MEDIASI - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan juga Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana sidak kantor PT Makmur Tenteram Berprestasi (MTB) Property di kawasan Ambeng-Ambeng Desa Ngingas Kabupaten Sidoarjo, Kamis (21/8/2025). Keduanya membantu mediasi para korban dengan Direktur Utama PT MTB Property Kurniawan Yudha terkait dugaan penjualan tanah kavling fiktif yang berlokasi di Dusun Alas Tipis Desa Pabean Kecamatan Sedati. 

SURYA.co.id | SIDOARJO – Kasus dugaan penipuan tanah kavling yang berlokasi di Dusun Alas Tipis, Desa Pabean, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, menemui titik terang.

Usai disidak dan dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana, pihak pengembang (PT Makmur Tentram Berprestasi) sepakat dan menyanggupi untuk mengembalikan uang korban secara utuh.

Baca juga: Cak Ji dan Mimik Sidak Kantor MTB : Hentikan Penjualan Kavling Fiktif dan Kembalikan Uang Korban

“Hari ini alhamdulillah kita sudah melakukan mediasi antara pengembang dan korban. Bersama Bu Mimik kita berkolaborasi karena korbannya banyak warga Surabaya tapi lokasi proyeknya ada di Sidoarjo. Inilah pentingnya ada komunikasi yang baik antar kepala daerah,” kata Armuji usai mediasi, Kamis (21/8/2025).

Lebih lanjut Cak Ji juga menjelaskan bahwa modus yang dilakukan pengembang dalam kasus ini adalah kegiatan menjual tanah yang belum menjadi miliknya.

Bahkan, dalam mediasi yang dilakukan, pengembang mengakui bahwa memang objek tanah yang diperjualbelikan ke masyarakat belum terbeli atas nama PT MTB Property.

“Modusnya tanah belum dibeli sudah dijual. Ini tadi sudah dimediasi, mereka sanggup per bulan akan kembalikan lima user per bulan dan seratus persen tanpa potongan. Perjanjiannya akan dilakukan di depan kepolisian,” tegasnya.

Sedangkan Wabup Sidoarjo Mimik Idayana menegaskan kasus ini telah banyak merugikan masyarakat.

Total korban dari kasus ini ada sekitar 160 orang.

Rata-rata, masing-masing korban telah melakukan pembayaran lebih dari Rp 100 juta per unit.

Ada beberapa pembeli yang membeli lebih dari satu kavling.

Di antara para korban, ada yang masih mengangsur dan ada yang sudah lunas membayar.

Selain masalah alas hak, yang juga menjadi modus penipuan ini adalah surat IJB palsu serta upaya menjebak pembeli.

Pihak pengembang membuat ikatan jual beli dengan mencantumkan klausul pengembalian uang hanya 60 persen jika ada pembatalan.

Padahal, realisasi di lapangan, objek tanah kavling yang dijanjikan siap urug tak pernah terealisasi.

“Itu namanya menjebak pembeli, kalau ada yang pembatalan pembelian hanya akan dikembalikan 60 persen dari total uang yang dibayarkan,” tegas Mimik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved