Kongres III Projo

Pesan Jokowi Sebelum Absen di Kongres III Projo karena Sakit, Selain Kawal Prabowo-Gibran

Terungkap pesan Jokowi sebelum absen dalam kongres III Projo di Jakarta. Larang Projo menjadi partai politik.

Editor: Musahadah
kolase tribunnews
ABSEN - Presiden ke-7 RI Jokowi memastikan absen dalam kongres III Projo. Ini pesannya untuk Projo. 

SURYA.CO.ID - Terungkap pesan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) ke pada Projo sebelum memastukan absen dalam pembukaan Kongres III Projo yang digelar di Hotel Sahid, Jakarta pada Sabtu (1/11/2025).

Projo adalah organisasi kemasyarakatan pendukung Presiden Indonesia yang ke-7, Joko Widodo. 

Pesan Jokowi itu diungkapkan dalam pertemuan antara pengurus Projo yang dipimpin Ketua Umum Budi Arie Setiadi di Solo pada 24 Oktober 2025.

Dalam pertemuan itu, Jokowi memberikan arahan langsung kepada para pengurus untuk tetap fokus mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hingga 2029.

“Beliau konsisten. Masih pada posisi tetap kawal pemerintahan Prabowo-Gibran sampai periode ini selesai,” ujar Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik, dalam wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Baca juga: Sosok Freddy Damanik yang Muak Tanggapi Roy Suryo di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Reaksi Eks Presiden

Freddy mengakui, meski di internal Projo muncul keinginan kuat untuk mentransformasi diri menjadi partai politik, Jokowi belum memberikan restu.

“Keinginan menjadi partai memang besar, baik di cabang, provinsi, maupun pusat. Tapi Pak Jokowi belum setuju,” kata Freddy.

Menurut Freddy, Jokowi menyampaikan alasan yang sama seperti pernyataan-pernyataannya terdahulu.

Jokowi tidak ingin mendirikan partai dengan model konvensional yang sarat biaya dan birokrasi.

 “Pak Jokowi menyampaikan, ‘saya tidak mau partai yang saya bangun itu seperti partai-partai konvensional. Kalau mau, harus menjadi partai super terbuka’,” ungkap Freddy.

Yang dimaksud Jokowi dengan “partai super terbuka” adalah partai yang transparan, efisien, dan demokratis, dengan pemilihan pengurus dilakukan langsung oleh anggota serta tidak bergantung pada biaya besar dari APBN.

“Beliau tidak ingin terjebak dalam pola lama, di mana biaya operasional partai begitu besar lalu mencari sumber pendanaan dari negara. Itu yang beliau tidak mau,” tambah Freddy.

Kendati demikian, Jokowi disebut masih membuka kemungkinan jika kelak ada momentum yang tepat untuk mendirikan wadah politik baru.

Namun untuk saat ini, ia menilai tidak relevan baginya membentuk atau bergabung dalam partai.

“Pak Jokowi mengatakan, ‘saya masih berpikir, apakah masih relevan saya mendirikan atau bergabung ke partai politik, karena kepercayaan rakyat yang diberikan kepada saya sudah sangat luar biasa’,” kata Freddy menirukan Jokowi.

Dengan sikap itu, arah Projo dalam Kongres III nanti diperkirakan akan tetap berada di jalur organisasi relawan yang fokus pada dukungan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Keputusan akhir tetap di tangan Pak Jokowi sebagai Dewan Pembina. Tapi arahan beliau jelas, Projo belum akan menjadi partai,” tutup Freddy.

Jokowi Tak Hadir di Kongres

Kabar terbaru, Jokowi ternyata tidak hadir dalam kongres Projo karena alasan kesehatan.

"Bapak tidak hadir (Kongres Projo)," ujar Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah saat dikonfirmasi, Sabtu (1/11/2025).

Syarif mengungkapkan Jokowi tidak hadir karena alasan kesehatan.

Menurutnya, tim dokter meminta agar Eks Gubernur Jakarta itu tetap beristirahat dan tidak beraktivitas di luar ruangan.

"Karena pertimbangan tim dokter yang menganjurkan Bapak Jokowi untuk beristirahat dan tidak beraktivitas di luar ruangan, beliau belum dapat menghadiri Kongres III Projo," jelasnya.

Saat ini, lanjut Syarif, Presiden Jokowi sedang berada di kediamannya di Solo.

Nantinya, Jokowi akan mengirimkan video singkat arahan kepada seluruh kader Projo yang hadir.

"Sebagai gantinya, Bapak telah mengirimkan video singkat berisi pesan dan semangat bagi seluruh Keluarga Besar Projo dan peserta kongres," pungkasnya.

Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengumumkan bahwa Kongres III Projo akan digelar pada 1–2 November 2025 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.

Sebelumnya, Budi Ari memastikan Jokowi akan hadir di kongres bersama Presiden Prabowo Subianto, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Pak Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina Projo sudah menyatakan siap hadir dan membuka acara, dan juga Pak Presiden Republik Indonesia Pak Prabowo sudah terkomunikasi. Mudah-mudahan beliau ada di Indonesia dan akan hadir bersama Pak Wakil Presiden Gibran,” ujar Budi Arie dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Budi menjelaskan, Kongres III ini merupakan forum tertinggi organisasi Projo yang sempat tertunda sejak Desember 2024.

“Sebenarnya kongres ini harusnya dilakukan Desember 2024, cuma karena satu dan lain hal akhirnya kita undur dan minggu depan ini akan kita lakukan,” katanya.

Budi menambahkan, kongres akan membahas arah organisasi lima tahun ke depan, termasuk pembentukan kepengurusan baru dan kemungkinan rekomendasi politik untuk mendukung pemerintahan Prabowo–Gibran.

“Kongres ini forum tertinggi organisasi. Soal ketua umum dan langkah strategis lainnya kita serahkan pada mekanisme kongres dan aspirasi teman-teman daerah,” ucapnya.

Sekretaris Jenderal Projo Handoko menegaskan bahwa kongres akan menjadi ajang konsolidasi nasional Projo setelah sukses mendukung kemenangan pasangan Prabowo–Gibran di Pilpres 2024.

“Kongres ini adalah langkah konsolidasi organisasi setelah kita memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Keputusan dukungan itu bukan tiba-tiba, tapi hasil dari Musyawarah Rakyat di 30 kota di seluruh Indonesia,” ujar Handoko.

Nantinya, kongres ini akan diikuti 3.000 peserta dari 35 DPD provinsi dan 479 DPC kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Sejarah Projo

Projo didirikan melalui Kongres I Projo, pada tanggal 23 Desember 2013. Deklaratornya rata-rata adalah kader PDI Perjuangan atau aktivis mahasiswa 1998, antara lain Budi Arie Setiadi, Gunawan Wirosaroyo, Suryo Sumpeno, dan banyak aktivis lainnya.

Setelah deklarasi, jaringan Projo langsung dibuat secara nasional.

Strukturnya dibentuk mulai dari pusat, daerah, cabang, hingga ke desa dengan mengandalkan dana swadaya, dengan menganut model aksi massa, advokasi dan berinteraksi langsung dengan rakyat.

Dalam waktu singkat basis dukungannya terbentuk terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Bali, hingga Jakarta.

Projo kemudian menjadi salah satu dari tiga organ yang paling awal menyatakan dukungannya kepada Jokowi, selain Seknas dan Bara JP.

Projo dibentuk dengan tiga orientasi politik utama, yaitu memperjuangkan Jokowi sebagai presiden, memenangkan Jokowi menjadi Presiden dalam Pilpres 2014, dan mengawal Jokowi sebagai Presiden.

Untuk mencapai orientasi politik tersebut, Projo melakukan penguatan organisasi dengan aktualisasi prinsip-prinsip kerja organisasi yakni partisipasi, mandiri, dan gotong royong.

Saat ini ketua umum Projo adalah Budi Arie Setiadi atau akrab dipanggil Muni.

Kongres Pertama PROJO 23 Agustus 2014 di Jakarta memutuskan untuk mengubah gerakan relawan Jokowi ini menjadi Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS).

PROJO adalah organisasi relawan Jokowi yang mampu bertarnsformasi dari kelompok relawan menjadi Ormas. " Dari kerumunan menjadi barisan politik ". (wikipedia)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Absen di Kongres Projo, Dokter Minta Istirahat dan Tak Keluar Rumah>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved