Situasi Terkini Usai Kakak-Adik Tewas Saat Duel Maut Di Bali Polisi Dalami Peran Para Pelaku

Dan kini proses pemeriksaan terhadap peran ketiga pelaku dan motif pasti di balik pertikaian ini masih terus dilakukan.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
istimewa
KONDUSIF- Situasi di lokasi sudah kondusif, personel Kepolisian bersama TNI siaga di lapangan untuk memastikan tidak ada konflik susulan 

 

SURYA.co.id – Penyidik Polres Bangli kini masih mendalami peran para pelaku duel maut yang menewaskan kakak-adik di Songan, Bangli, Bali.

PS Kasi Humas Polres Bangli, Iptu I Ketut Gede Ratwijaya, menyampaikan bahwa proses otopsi terhadap korban perkelahian maut di Songan, Bangli, Bali telah dilakukan di RSUP Prof. Ngoerah. 

Dan kini proses pemeriksaan terhadap peran ketiga pelaku dan motif pasti di balik pertikaian ini masih terus dilakukan.

“Situasi di lokasi sudah kondusif, personel kami bersama TNI masih siaga di lapangan untuk memastikan tidak ada konflik susulan,” ujar Iptu Ratwijaya.

Meski situasi sudah tenang, duka mendalam masih menyelimuti warga Desa Songan. 

Baca juga: Kronologi Duel Maut Kakak–Adik Tewas, Cekcok Perkara Mobil Jeep Di Bali

Polisi mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi isu liar, dan menyerahkan seluruh proses hukum kepada kepolisian.

Motif resmi akan diumumkan setelah penyidikan rampung.

Pertikaian ini terjadi pada Minggu (12/10/2025) pagi di Desa Songan A, Kecamatan Kintamani, Bangli terjadi perkelahian maut antara dua kelompok warga yang masih bertetangga.

Berdasarkan data yang diterima di Mapolres Bangli, awal mula konflik dipicu oleh percakapan singkat di Messenger Facebook antara akun “Zerro Semedhi” milik korban Jero Sumadi dan akun milik I Ketut Arta.

Percakapan tersebut membahas persoalan penyetopan mobil Jeep wisata, dan memanas hingga korban menantang pelaku untuk berkelahi.

Baca juga: Nasib Tragis Balita Kakak-Adik Tewas Terbakar di Kendari, Terpanggang Berpelukan dalam Lemari

Sekitar pukul 08.00 Wita, Ketut Arta melintas di depan warung milik Jero Sumadi.

Saat itu, ia dihadang oleh tiga orang, yakni Jero Sumadi, Ketut Kartawa, dan I Wayan Ruslan, ketiganya bersenjata tajam.

Arta berhasil melarikan diri dan pulang untuk memberi tahu kakaknya, I Jero Wage, tentang tantangan tersebut.

Tak lama kemudian, Ketut Arta bersama Jero Wage berjalan kaki kembali ke lokasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved