Waspadai Jalan Tol Yang Lengang, Justru Resiko Tinggi Kecelakaan, KNKT: Ini Alasannya

Jalan tol yang lengang justru menyimpan bahaya tinggi kecelakaan karena memberi ruang bagi kendaraan melaju kencang sementara truk berjalan lambat

Editor: Wiwit Purwanto
tribun Jogja
ilustrasi jalan tol Jogja-Bawen. 

 

SURYA.co.id - Jalan tol yang sepi kendaraan justru menyimpan bahaya tinggi kecelakaan, hal ini diungkapkan Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan.

Menurutnya jalan tol yang lengang justru menyimpan bahaya tinggi kecelakaan. Ini karena memberi ruang bagi kendaraan melaju kencang sementara truk berjalan lambat.

Lalu, ruas tol mana saja yang paling rawan kecelakaan? Jika Anda beranggapan Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau Cipali menjadi yang paling rawan, jawaban tersebut kurang tepat.

"Carilah tol yang paling sepi dan di sana ada truk. Dulu di Cipali nomor satu (rawan kecelakaan). Sekarang Cipali sudah agak ramai, bergeser ke tol Pemalang-Batang. Pokoknya begitu di sana mulai sepi dan ada truk, itu rawan," kata Ahmad Wildan, Sabtu (27/9/2025).

Wildan menjelaskan, jalan tol yang padat justru lebih aman dari kecelakaan fatal karena laju kendaraan cenderung terkendali.

Baca juga: Sopir Truk Rawan Lelah saat Mengemudi di Jalan Tol, PT JNK Gelar Kampanye Keselamatan Berkendara

Ia mencontohkan tol Jakarta-Cikampek yang meski macet, tingkat fatalitas kecelakaannya tidak setinggi tol-tol yang lebih sepi.

"Saya malah lebih suka Jakarta-Cikampek. Macet mulu. Di sana kecelakaan fatalitasnya juga nggak begitu tinggi dibandingkan tol-tol yang sepi," ungkapnya.

Ahmad Wildan kembali menegaskan, jalan tol yang sepi dengan lalu lintas truk merupakan lokasi paling rawan kecelakaan.

Kondisi tersebut menimbulkan celah bahaya akibat perbedaan signifikan kecepatan antara kendaraan ringan seperti mobil pribadi dan truk.

Menurut dia, penyebab kecelakaan bukan terletak pada desain atau sistem geometrik jalan tol. Wildan menambahkan, semua jalan tol, memiliki standar geometrik yang sama.

Faktor utama penyebab kecelakaan fatal di jalan tol adalah perilaku pengemudi dan perbedaan kecepatan kendaraan di jalur bebas hambatan.

"Jadi jangan beranggapan kalau ada kecelakaan di Cipali katakanlah tinggi, sistem geometrik yang di Cipali jelek. Bukan, sistem geometrik semua jalan tol sama. Masalahnya tadi, didalamnya yang bawa kendaraannya yang beda-beda. Semua jalan tol sama. Jadi penyebabnya itu," terang Wildan.

Menurutnya, bahaya terbesar muncul ketika kendaraan pribadi melaju hingga 150 km per jam sementara truk hanya mampu berjalan 40 km per jam.

"Kalau mau cari tol yang paling berbahaya, carilah tol yang sepi, di sana ada truk. Mobil bisa lari 150 km tapi truknya larinya 40. Gap kecepatannya terlalu tinggi," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved