SURYA Kampus

Perjuangan Wiwik Dahani Lulus S3 ITS dengan IPK 3,95 di Usia 63 Tahun, Kondisi Drop Jelang Sidang

Wiwik Dahani baru saja menuntaskan studi jenjang S3 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan mencetak rekor sebagai wisudawan tertua.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
ITS
PERJUANGAN - Wiwik Dahani, Wisudawati Tertua ITS 

SURYA.CO.ID - Semangat menuntut ilmu seolah tak pernah lekang dari tekad Wiwik Dahani.

Ia baru saja menuntaskan studi jenjang Doktor (S3) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan mencetak rekor.

Di usianya yang ke-63 tahun, Wiwik dinobatkan sebagai wisudawan tertua dari Program Studi S3 Kimia, Fakultas Sains Analitika Data (FSAD) ITS.

Dosen Universitas Trisakti ini lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yakni 3,95.

Meski telah memiliki lima cucu dan orang seusianya banyak yang memilih beristirahat, semangat Wiwik menambah ilmu seolah tak pernah mati.

“Saya ingin memotivasi orang-orang di sekitar untuk semangat menuntut ilmu, yakni dengan menunjukkan jika saya bisa kenapa mereka tidak,” tuturnya, dikutip SURYA.CO.ID dari laman ITS, Jumat (26/9/2025).

Puncak Perjuangan: Sakit Jelang Promosi Doktor

Tentu saja, perjalanan akademis di usia senja ini penuh tantangan.

Kendala fisik sempat menjadi salah satu faktor penghambat utamanya. Puncak perjuangan Wiwik datang tepat sebelum sidang penentuan.

Bahkan, tepat sebelum sidang promosi doktor, Wiwik sempat dilarikan ke rumah sakit akibat kondisi kesehatannya. 

Meski menghadapi tantangan fisik yang berat di akhir studi, ia mengaku ada hikmah tersendiri dari proses yang dijalani.

Baca juga: Kisah Pilu Si Sulton, Bocah Stunting di Jombang yang Berjuang Melawan Jantung Bocor

“Mungkin karena saya menjalaninya dengan senang dan sepenuh hati juga,” tambah perempuan kelahiran 24 Mei 1962 ini, menjelaskan bahwa selama kuliah justru kondisi fisiknya terasa lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Disertasi Vital dan Impian ITS

Keputusannya melanjutkan studi didorong oleh impian masa SMA untuk kuliah di ITS.

“Teman lama saya banyak yang di ITS, selain itu lingkungannya juga sangat mendukung dan maju untuk doktoral saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Program Doktoral Kimia di ITS sangat cocok dengan keilmuannya tentang pertambangan.

Disertasi yang diambilnya berjudul Pembuatan Frother Berbasis Minyak Sawit Mentah dan Karbon Aktif Bambu untuk Pemisahan Monasit dari Tailing Penambangan Timah.

Melalui penelitian ini, ia mengulik teknik pengambilan logam tanah jarang di Indonesia yang lebih efisien.

Kunci Keberhasilan dan Masa Depan

Keteguhan Wiwik dalam melalui tantangan, termasuk saat sakit kritis, tak lepas dari dukungan penuh keluarga.

Walaupun anak-anaknya sempat mengkhawatirkannya di awal, mereka akhirnya mendukung setelah melihat semangat sang ibu.

Perempuan yang hobi berbisnis ini berhasil menyelesaikan program doktoral selama tiga tahun.

Ia mengungkapkan bahwa kunci keberhasilannya datang dari keyakinan dan fokus pada tujuan diri sendiri.

“Jika kita punya keyakinan, maka mantapkan dan jalani itu dengan sepenuh hati,” tegasnya.

Setelah berhasil mendapatkan gelar doktoral, Wiwik mengaku akan terus berkarya di sisa waktu 1,5 tahun masa kerjanya sebelum pensiun di usia 65 tahun.

“Jika bisa, setelah pensiun pun saya tetap ingin turut berkarya dan memberikan manfaat,” tutur Wiwik berharap.

Kisah perjalanan Wiwik ini diharapkan dapat menjadi inspirasi generasi muda dalam menuntut ilmu dan sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 mengenai pendidikan berkualitas.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved