Berita Viral

Nasib Briptu Rizka Tersangka Pembunuh Brigadir Esco Suaminya, Tak Cuma Terancam Lama di Penjara

Begini lah nasib Briptu Rizka Sintiyani, anggota Bhabinkamtibmas Polres Lombok Barat, tersangka pembunuh suaminya, Brigadir Esco

Editor: Musahadah
kolase tribun lombok
TERANCAM DIPECAT - Setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan suaminya, Brigadir Esco, Briptu Rizka terancam dipecat dari dinas Polri. 

SURYA.CO.ID - Begini lah nasib Briptu Rizka Sintiyani, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat yang menjadi tersangka pembunuh suaminya, Brigadir Esco Faska Rely

Selain terancam hukuman penjara lama, Briptu Rizka juga terancam dipecat dari Polri. 

Belum lama ini Propam Polda NTB telah memeriksa Briptu Rizka terkait dugaan pelanggaran kode etik. 

Kabid humas Polda NTB Kombes Pol Muhamad Kholid membenarkan pemeriksaan Briptu Rizka oleh Propam.

"Sedang dalam pemeriksaan propam ya," jelas Kombes Kholid saat dikonfirmasi, Selasa (23/9/2025). 

Baca juga: Pembunuhan Brigadir Esco Oleh Briptu Rizka Buat Eks Jenderal Bintang 2 Heran, Minta Polri Transparan

Selain Briptu Rizka, Propam juga telah meminta keterangan keluarga Brigadir Esco. 

Kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Muhanan menyampaikan, pihaknya telah diminta kontak nomor telepon Propam Polda NTB. 

"Propam Polda NTB sudah turun terkait dengan kode etik. Kita bertemu sekitar 10-15 menit di ruangan Polres untuk memperjelas terkait dengan kode etik," jelas Muhanan.

Menurut ketua perkumpulan advokat Indonesia wilayah NTB ini, pihaknya dimungkinkan akan dihubungi oleh Propam Polda NTB untuk diminta keterangan lain dari pelapor. 

Muhanan belum mengetahui mengenai sanksi kode etik yang diterapkan adalah pemberian tidak dengan hormat (PTDH) atau tidak terhadap Briptu Rizka.

"Kalau kapan (dipecat)? Mungkin beriringan antara proses pidana dengan sidang kode etik karena kalau kita melihat dari kasus yang pernah. Pidananya jalan, PTDH lebih dulu seperti halnya pada Kompol Yogi (Kasus Brigadir Nurhadi)," demikian Muhanan. 

Motif Pembunuhan

Hingga kini polisi belum merilis kronologi pembunuhan hingga motif yang melandasi Briptu Rizka menghabisi nyawa suaminya, Brigadir Esco. 

Menurut Mantan Kapolda Jabar Irjen (purn) Anton Charliyan, dalam kasus pembunuhan harus ada motif yang terungkap. 

Jika memang benar pelakunya adalah istri korban (Briptu Rizka), bisa jadi motifnya karena masalah internal, seperti kurang transparansi keuangan, adanya wanita idaman lain (WIL) atau pria idaman lain (PIL).

"Masalah-masalah itu pasti sangat urgen, sehingga sampai mengakibatkan ada yang terbunuh," katanya.

Anton juga menduga, jika pelakunya istri korban (Briptu Rizka), maka kemungkinan besar ada kerjasama dengan pihak lain. 

"Seandainya betul istrinya sebagai tersangka, pasti dilakukan oleh beberapa orang," katanya.

Untuk memastikan hal ini, Anton  meminta Polri harus segera merilis kasus ini mulai dari motif, saksi tersangka dan lainnya. 

"Daripada sekarang masyarakat bertanya kurang transparansi polri," ujar Anton. 

Kuasa hukum Briptu Rizka Sintiani, Rossi mengakui selama ini Briptu Rizka dikenal baik di masyarakat. 

“Beliau (Briptu Rizka) ini dikenal baik oleh warganya,” kata Rossi melalui pesan singkat kepada Tribun Lombok (grup surya.co.id) , Senin (22/9/2025).

Rossi juga membantah isu perselingkuhan yang diduga menjadi pemicu berujung tewasnya Brigadir Esco.

“Itu semua tidak benar (isu perselingkuhan), itu fitnah,” tegas Rossi. 

"Iya betul, surat penahanan sudah kami terima," kata Rossi. 

Rossi belum memastikan upaya hukum yang akan dilakukan terhadap kliennya, termasuk untuk mengajukan penangguhan penahanan. 

"Sementara ini kami sedang dalami dulu untuk tindakan yang akan kami lakukan," ucapnya.

Sebelumnya, kematian polisi dengan nama lengka Esco Faska Rely (29), anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat terus menjadi sorotan publik. 

Kasus ini memasuki babak baru setelah Polda NTB menetapkan istri korban, Briptu Rizka Sintiani, sebagai tersangka pada Jumat, 19 September 2025.

Meski kepolisian belum mengungkapkan motif dari kasus ini, namun spekulasi liar bermunculan bahwa motif dari kasus tewasnya Brigadir Esco ini diduga karena masalah asmara.

3 Kelakuan Janggal Briptu Rizka

TERSANGKA - Briptu Rizka Sintiyani, tersangka pembunuh polisi yang juga suaminya, Brigadir Esco. Terungkap 3 gelagat janggalnya.
TERSANGKA - Briptu Rizka Sintiyani, tersangka pembunuh polisi yang juga suaminya, Brigadir Esco. Terungkap 3 gelagat janggalnya. (kolase tribun lombok)

Di bagian lain, Briptu Rizka justru menunjukkan perilaku janggal setelah pembunuhan suaminya hingga sebelum ditetapkan tersangka. 

Berikut uraiannya: 

  1. Ngaku ke dukun

Sebelum jasad Brogadir Esco ditemukan, Briptu Rizka menyusun siasat agar tidak dicurigai. 

Briptu Rizka sempat berdalih pergi ke dukun untuk mencari keberadaan suaminya yang hilang. 

Hal tersebut diakui Rizka saat ditanya pihak keluarga Brigadir Esco yang kesulitan mencari keberadaan sang polisi.  

Menurut kuasa hukum keluarga korban, Anton Hariyawan, Rizka sempat mengatakan kepada ayahnya bahwa berdasarkan pernyataan dukun yang ditemuinya, Brigadir Esco sudah jauh dari rumah. 

"Brigadir Esco itu hilang pada tanggal 19 Agustus. Jadi, lima hari menghilang, ibu dari korban bertanya kepada menantunya atau istri dari korban. Jadi hasil bertanyanya (ibu Brigadir Esco) tersebut dia WhatsApp-lah, 'kenapa HP anak saya tidak pernah aktif?' tapi dijawab sama si pelaku 'saya juga mencari keliling, saya sudah meminta kepada dukun katanya bahwa si almarhum sudah jauh dari lokasi rumah'," kata Anton dikutip dari program Kompas Malam di YouTube Kompas TV, Minggu (21/9/2025).

Namun, sang ibu tidak mempercayai perkataan menantunya.

Ia meyakini anaknya masih berada di sekitar rumah. 

"Ibu dari korban menjawab 'saya yang melahirkan anak saya, saya yakin anak saya masih berada di sekitar rumah tersebut'. Maka besok paginya, jenazah itu ditemukan," ujar Anton. 

2. Tak mau lapor 

Meski kehilangan suami berhari-hari, Briptu Rizka tidak mau melapor ke perangkat desa . 

Hal ini diakui Suhaimi, kepala desa setempat.i. 

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang, dan ndak pernah dia lapor kasih tahu tetangga atau kadusnya,” ungkap Suhaimi saat diwawancarai Tribun Lombok, Senin (25/8/2025) lalu.

Bahkan, setelah jasad Brigadir Esco ditemukan, Briptu Rizka tetap tidak mau melapor. 

Padahal hasil autopsi menunjukkan Brigadir Esco bukan bunuh diri, melainkan dibunuh.

DI kemudian hari, laporan justru dibuat oleh ayah Brigadir Esco yaitu Samsul Herwadi.

"Dan yang janggal, mengapa setelah hasil autopsi di mana almarhum ini bukan bunuh diri tetapi dibunuh, yang melaporkan (ke kepolisian) justru ayahnya bukan istrinya. Istrinya ini malah nggak pernah membuat LP (laporan kepolisian)," ungkap Anton.

3. Hanya datang saat pemakaman 

Gelagat janggal Briptu Rizka lainnya adalah ketika keluarga korban menggelar acara tahlilan, polisi yang juga Bhabinkamtibmas desa setempat itu tidak pernah hadir.

Briptu Rizka hanya hadir saat pemakaman Brigadir Esco.  

Hal ini memunculkan kecurigaan keluarga setelah sebelumnya orangtua BRogadir Esco juga curiga dengan pengakuan Rizka yang mencari dukun. 

"Awalnya tidak ada kecurigaan, tetapi ketika ada kontak dari ayah dan ibu Brigadir Esco, kecurigaan (Briptu Rizka terlibat) timbul karena selaku istri, dia menyampaikan bahwa sudah mencari dukun atau orang pintar untuk mencari keberadaan Brigadir Esco. Kecurigaan kedua, tersangka ini kan datangnya hanya saat pemakaman saja. Di acara tahlilan, tidak pernah hadir," kata Anton. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Briptu Rizka Diperiksa Propam Usai Ditetapkan sebagai Tersangka Kematian Brigadir Esco

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved