Berita Viral

Rekam Jejak Erick Thohir saat Pimpin BUMN, Kini Diangkat Prabowo Jadi Menpora

rekam jejak Erick Thohir selama memimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 23 Oktober 2019, kini jadi Menpora.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kompas.com/Fika Nurul Ulya
DIANGKAT JADI MENPORA - Erick Thohir Menteri BUMN, kini diagkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga oleh Presiden Prabowo, Rabu (17/9/2025) 

SURYA.CO.ID - Inilah rekam jejak Erick Thohir selama memimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak 23 Oktober 2019. 

Hampir enam tahun menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir banyak melakukan langkah besar. 

Kini, Erick Thohir diangkat Presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada Rabu (17/9/2025). 

Bagaimana rekam jejak Erick Thohir selama menjadi Menteri BUMN

Sejak awal kepemimpinannya, Erick Thohir fokus menata tubuh perusahaan pelat merah. 

Beberapa kasus besar yang ditangani meliputi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asabri (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, hingga dana pensiun BUMN.

Baca juga: Sosok Djamari Chaniago, Purnawirawan TNI Angkatan Darat yang Dilantik Menjadi Menko Polkam yang Baru

PT Garuda Indonesia 

Pada 2019, Erick memberhentikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ari Askhara, buntut kasus penyelundupan motor mewah Harley Davidson klasik tahun 1972 dan dua sepeda lipat Brompton. 

Selanjutnya, pada 2022, Erick melaporkan kasus korupsi Garuda Indonesia ke Kejaksaan Agung terkait pembelian pesawat ATR 72-600 dan penyewaan sejumlah pesawat. Dalam kasus ini, ada tindakan suap dan markup biaya pengadaan pesawat yang merugikan negara sekitar Rp 8,8 triliun. 

PT Asuransi Jiwasraya 

Di sisi lain, pada 2019 Erick menangani kasus megakorupsi Jiwasraya yang merugikan negara hingga Rp 16,8 triliun. 

Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan Jiwasraya kerap berinvestasi di saham gorengan tanpa kajian memadai. 

Kejaksaan Agung menetapkan enam tersangka, termasuk eks direksi dan dua pengusaha besar, Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat. 

Kasus PT Asabri 

Pada 2020, Erick melaporkan kasus korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi Asabri periode 2012-2019, dengan potensi kerugian negara Rp 23,7 triliun. 

Laporan ini berdasarkan hasil audit investigasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 

Tahun 2023, Erick mengungkap 34 dari total 48 dana pensiun (dapen) BUMN dalam kondisi bermasalah. 

Total defisit dapen mencapai Rp 9,8 triliun. Meski begitu, dana tersebut tidak sepenuhnya terindikasi korupsi, namun beberapa kasus terkait salah investasi. 

Menutup Perusahaan 

Penataan BUMN juga dilakukan dengan menutup perusahaan yang tidak produktif, melakukan holdingisasi, dan memangkas jumlah BUMN. 

Jumlah perusahaan pelat merah dipangkas drastis, dari 142 menjadi 47 perusahaan hingga akhir 2024. 

Pemangkasan dilakukan melalui penutupan dan penggabungan perusahaan sejenis. 

BUMN yang ditutup antara lain PT Iglas, PT Industri Sandang Nusantara, PT Istaka Karya, PT Kertas Leces, PT Merpati Nusantara Airlines, dan PT Kertas Kraft Aceh. Sementara merger besar melahirkan entitas baru seperti PT Bank Syariah Indonesia (BSI), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PalmCo, SupportingCo, SugarCo, serta PT Angkasa Pura Indonesia (API). 

Pembentukan holding BUMN berdasarkan sektor usaha juga dilakukan, termasuk: 

Holding Aviasi dan Pariwisata (InJourney) 

Holding Ultra Mikro (BRI, Pegadaian, PNM) 

Holding Pangan (ID Food) 

Holding Farmasi (Bio Farma, Kimia Farma, Indofarma) 

Holding Perasuransian dan Penjaminan (IFG) 

Holding Industri Pertahanan (Defend ID) 

Holding Spesialis Transformasi (Danareksa)

Inovasi

Selama masa kepemimpinannya, Erick meresmikan core value AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) sebagai nilai dasar seluruh BUMN. 

Sebelumnya, tiap BUMN memiliki core value sendiri sehingga sulit menyatukan arah dan budaya kerja. 

"Hari ini juga saya ingin menetapkan akhlak sebagai core value bukan lip service karena kalau kita bekerja ada core value, ini yang membuat kita kuat," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/7/2020). 

Di sisi lain, setoran dividen BUMN terus meningkat. Pada 2024, dividen yang masuk ke kas negara mencapai Rp 85,5 triliun, naik dari Rp 81,2 triliun pada 2023. Sepuluh penyumbang terbesar antara lain: 

BRI: Rp 25,7 triliun 

Bank Mandiri: Rp 17,1 triliun 

MIND ID: Rp 11,2 triliun 

Pertamina: Rp 9,3 triliun 

Telkom Indonesia: Rp 9,2 triliun 

BNI: Rp 6,2 triliun 

PLN: Rp 3 triliun 

Pupuk Indonesia: Rp 1,2 triliun 

Pelindo: Rp 1 triliun 

BTN: Rp 420 miliar

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jejak Erick Thohir Pimpin BUMN, Bersih-bersih hingga Sisakan 47 Perusahaan Pelat Merah"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved