Berita Viral
Tabiat Otak Pembunuh Haji Sahroni Sekeluarga Dibongkar Orang yang Dikambinghitamkan: Gak Nyangka
Terkuak tabiat R, tersangka otak pembunuh Haji Sahroni sekeluarga yang tega mengubur jasad korbannya dalam satu liang lahat.
SURYA.CO.ID - Terkuak tabiat R, tersangka otak pembunuh Haji Sahroni sekeluarga yang tega mengubur jasad korbannya dalam satu liang lahat di area rumah di Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Tabiat R diungkap Evan, mantan karyawan korban yang dikambinghitamkan oleh pelaku.
Seperti diketahui, setelah menghabisi satu keluarga yakni Haji Sahroni (70), Budi Awalludin (43), Euis Juwita (37), Ratu (7) dan Bella (8 bulan), R bersama pelaku lain berinisial P menyusun siasat licik dengan mengkambinghitamkan Evan.
Hal ini dimungkinkan karena R menguasai ponsel milik Budi yang telah dibunuhnya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan mengungkapkan, tersangka R mencari nomor kontak yang bisa dihubungi.
Baca juga: Siasat Pembunuh Haji Sahroni Sekeluarga Muluskan Pembunuhan Dipicu Uang Rp750 Ribu, Rencana Matang
Akhirnya didapat nomor Evan (30), mantan karyawan Budi.
R lalu menghubungi Evan dengan menyaru sebagai Budi, untuk meminta tolong menjual mobil pikup-nya.
Evan yang tidak tahu kalau yang menghubungi R, pun menurut saja.
Akhirnya Evan menghubungi ponsel Budi untuk mengabarkan bahwa ada yang menawar Rp19 juta.
"Dia (R) menghubungi saudara Evan yang ada di HP nya untuk bertransaksi dengan mengambil kesepakatan, harga murah dan cepat Rp 19 juta," kata Kombes Hendra dikutip dari TVOne pada Selasa (9/9/2025).
Setelah itu R membuat skenario seakan-akan Evan lah pelakunya.
R mengirimkan pesan sms ke Evan untuk cuci tangan.
Sms itu bertuliskan: "Kalau ada masalah jangan bawa-bawa saya. Itu mobilnya saya kembalikan".
Tak lama setelah itu, mobil pikup milik Budi sudah ada di depan rumah Evan.
Sementara ponsel Budi yang dipakai untuk menghubungi Evan sudah tidak aktif.
Hal ini membuat warga maupun polisi langsung mencurigai sosok Evan dibalik pembunuhan Haji Sahroni sekeluarga.
Evan pun sempat diamankan polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Namun, setelah dilakukan pendalaman dengan scientific crime investigation serta olah TKP hingga empat kali, akhirnya didapat fakta berbeda.
"Ternyata, tidak ada kecocokan dengan Evan. Betul-betul hanya transaksi kendaraan yang dibuat alibi," ungkap Kombes Hendra.
Polisi lalu kembali menyelidiki kasus ini, dan didapat beberapa sidik jari di luar anggota keluarga Haji Sahroni yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Dari sini lah polisi lalu mengarah ke sosok R dan P.
"Ada 2 sidik jari yang kita temukan. Kita menuju ke saudara R," katanya.
Lalu bagaimana reaksi Evan setelah dikambinghitamkan R?
Evan mengaku tidak menyangka akan dikambinghitamkan R.
Evan juga tidak berpikiran kalau pelaku pembunuhan satu keluarga itu adalah R.
Hal ini berasalan karena hubungan R dengan keluarga Gaji Sahroni, terutama Budi cukup baik.
Evan mengaku memang mengenal kedua pelaku, namun tidak akrab.
“Saya gak tahu apa-apa, sama sekali gak tahu apa-apa. Tahu pelaku juga dari polisi, saya juga gak nyangka mereka pelakunya,” ujar Evan, Selasa (9/9/2025), dikutip dari Kompas.com.
Ia bercerita pernah berinteraksi karena Budi, korban, adalah mantan bosnya saat bekerja di toko grosir milik keluarga.
“Setahu saya hubungan mereka baik-baik saja, mereka berteman,” kata Evan.
Menurutnya, ia bahkan pernah diminta bosnya untuk mengirim minyak kepada pelaku.
Saat berinteraksi pun, pelaku bersikap baik karena memiliki hubungan dekat dengan korban.
“Makanya saya juga gak nyangka,” tambahnya.
Evan berharap setelah tertangkapnya pelaku, dirinya bisa membersihkan nama baik dari tuduhan sebagai pembunuh.
Ia menyebut isu liar sempat menyebar di media sosial akibat rekayasa kedua pelaku.
“Bukan saya pelakunya, saya dijebak oleh pelaku,” ujar Evan.
Motif Pembunuhan

Direktorat Reserse Kriminal Umum, Kombes Ade Sapari, menjelaskan bahwa motif di balik aksi keji ini adalah dendam.
Pelaku utama berinisial R, merasa sakit hati kepada salah satu korban, Budi Awalludin, karena persoalan uang sewa mobil senilai Rp 750 ribu.
Budi merupakan anak Haji Sahroni, korban tewas lain dalam kasus tersebut.
"Sebelumnya, R ini merental mobil ke Budi dengan memberikan uang sewa Rp 750 ribu. Namun, saat akan mengambil mobil yang disewa, kendaraan itu ternyata mogok."
"Dan, R meminta uangnya kembali, tapi korban Budi menolak dengan alasan uangnya telah dipakai untuk belanja sembako. Merasa kesal, R kemudian merencanakan pembunuhan itu," ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang menjelaskan kronologi pembunuhan satu keluarga tersebut saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Selasa (9/9/2025).
Menurut Fajar, pada Rabu (27/8/2025) pukul 17.00 WIB, tersangka P diminta oleh tersangka R membeli pacul dan menyimpannya di rumah P.
Kemudian, malam harinya pukul 21.00 WIB, R mengajak P mengeksekusi korban Budi dengan iming-iming imbalan Rp 100 juta.
Baca juga: Momen Krusial: Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu Ditangkap saat Hendak Berlayar 8 Bulan
"Keesokan harinya atau Kamis (28/8/2025) pukul 18.00 WIB, R kembali menghubungi P untuk datang ke rumahnya. Malam sekitar pukul 23.00 WIB, keduanya tiba di rumah korban dan R berpura-pura mengajak Budi untuk bekerjasa dalam bisnis jual beli minyak goreng. Lalu, Jumat (29/8/2025) pukul 01.00 WIB, R mengajak Budi melihat gudang rumahnya dengan alasan untuk bongkar muat minyak. Nah, saat itulah dia mengambil pipa besi dari tas P dan memukulkannya ke kepala Budi hingga tersungkur. R kemudian masuk ke kamar Sahroni dan memukulnya, sementara P berjaga di pintu," katanya.
Setelah itu, Fajar menyebut, R menuju kamar Euis dan memukul kepalanya, serta anak inisial R yang tengah tidur. Sementara tersangka P, menenggelamkan bayi inisial B ke bak mandi.
"Keduanya setelah menghabisi para korban mencari barang berharga dan menemukan uang Rp 7 juta dan tiga unit ponsel, salah satunya milik Budi yang kemudian dipakai R," katanya.
Selanjutnya, sekitar pukul 07.00 WIB, R mengambil gelang dan anting emas yang dikenakan bayi B dan menyerahkannya ke P.
Tersangka P kemudian menjual emas itu ke Pasar Mambo Indramayu seharga Rp 3 juta. Dan, pukul 17.00 WIB, P membeli terpal untuk menyeret korban ke belakang rumah," ujarnya.
AKBP Fajar menambahkan, pada Sabtu (30/8/2025) pukul 01.00 WIB, kedua tersangka membawa kelima korban ke halaman belakang rumah dan menguburkannya dalam satu lubang.
Lalu, pukul 03.30 WIB, mereka memindahkan mobil pikap putih milik korban dari garasi ke tepi jalan dengan kunci kontak masih di dalamnya.
"Pukul 05.00 WIB, mereka membawa mobil Corolla milik Sahroni ke hotel di Jatibarang untuk bersembunyi. Lalu, pukul 10.00 WIB, R menghubungi Evan menggunakan ponsel milik korban Budi untuk menggadaikan mobil pikap itu," katanya.
Pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, R menerima uang gadai sebesar Rp 14 juta dari Evan yang ditransfer ke rekening Dana milik Budi.
Pukul 17.45 WIB, P menarik Rp 3 juta di BRILink Jatibarang menggunakan akun Dana milik Budi.
Tak hanya itu, pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya mengembalikan mobil Corolla milik Sahroni dengan cara diparkirkan di sekitar rumah Evan untuk mengalihkan kecurigaan masyarakat seolah-olah Evan adalah pelaku pembunuhan.
R juga menyebarkan kabar ke teman dan istrinya agar meyakinkan bahwa Evan merupakan pembunuh keluarga Sahroni.
Dan, pukul 10.42 WIB, P menarik uang Rp 10 juta dari akun Dana Budi di BRILink Jatibarang.
"Selanjutnya, pada Selasa (2/9/2025), keduanya melarikan diri ke Jakarta menggunakan travel dan kemudian ke Bogor. Pada Rabu (3/9/2025), mereka bergerak ke Semarang, dan Kamis (4/9/2025) ke Demak, serta Jumat (5/9/2025) ke Surabaya. Pada Sabtu (6/9/2025), mereka kembali ke Indramayu tepatnya di Kecamatan Kedokanbunder dengan tujuan berangkat ke laut sebagai anak buah kapal," katanya.
Namun, pelarian keduanya berakhir ketika polisi berhasil menangkap mereka pada Senin (8/9/2025) pukul 02.30 WIB di Kecamatan Kedokanbunder.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok yang Difitnah Jadi Dalang Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Jejak Evan Direkayasa Pelaku
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Haji Sahroni
Pembunuhan Haji Sahroni Sekeluarga
Pembunuh Haji Sahroni Sekeluarga
satu keluarga terkubur di Indramayu
Polres Indramayu
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Siasat Pembunuh Haji Sahroni Sekeluarga Muluskan Pembunuhan Dipicu Uang Rp750 Ribu, Rencana Matang |
![]() |
---|
Profil Muhammad Athaya Helmi Mahasiswa Indonesia di Belanda, Wafat Usai Dampingi Pejabat Publik |
![]() |
---|
Kasus Chromebook, Mahfud MD Sebut Nadiem Makarim Bersih Tapi Tetap Bersalah: Gagal di Malaysia |
![]() |
---|
Profil Yudo Sadewa, Anak Purbaya Yudhi Sadewa Disorot Pasca Sang Ayah Dilantik Jadi Menteri Keuangan |
![]() |
---|
Rekam Jejak Yudo Sadewa Anak Purbaya Yudhi yang Disorot usai Ayahnya Jadi Menkeu, Pernah Viral 2022 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.