Berita Viral
TKP Temuan Jasad Haji Sahroni Sekeluarga Sudah Diacak-acak, Kriminolog UI Singgung Kasus Subang
Temuan jasad Haji Sahroni sekeluarga yang terkubur di area rumah di Indramayu, diperkirakan akan memakan waktu untuk terungkap.
SURYA.CO.ID - Kasus temuan jasad Haji Sahroni sekeluarga yang terkubur di area rumah di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, diperkirakan akan memakan waktu untuk terungkap.
Hal ini disebabkan karena kondisi tempat kejadian perkara (TKP) yang sudah diacak-acak masyarakat sebelum polisi datang.
Seperti diketahui, temuan lima jasad yakni, Haji Sahroni dan anaknya, Budi Awalludin (45) , menantu Euis (40), dan dua cucu Ratu (6) dan Bella (3) kali pertama diketahui kerabat korban.
Saat itu kerabat ini masuk ke rumah Haji Sahroni setelah curiga mereka tidak beraktivitas selama beberapa hari.
Salah satu kerabat melihat ada kaki menyembul dari balik tanah di bawah pohon nangka.
Baca juga: Bisnis Haji Sahroni Diduga Jadi Penyebab Dia dan Keluarganya Dibunuh, Jasadnya Dikubur di Area Rumah
Informasi itu lalu disebarkan ke warga sebelum akhirnya mereka bersama-sama mengangkat lima jenazah itu dari liang lahat.
Polisi baru datang setelah jenazah terangkat ke permukaan tanah.
Menurut Kriminolog Universitas Indonesia Profesor Adrianus Meliala, hal ini akan menyulitkan penyelidikan polisi.
"Ini bukan hal yang baik, karena masyarakat mengacak-acak TKP. Harusnya kalau ada indikasi kaki menyembul, masyarakat berhenti dan memanggil polisi. Tidak langsung masuk TKP dan bahkan menggali, itu praktik yang buruk, itu salah," kata Adrianus dikutip dari tayangan Kompas TV pada Rabu (3/9/2025).
Diakui Adrianus, bisa saja niat warga baik, tapi itu justru mengacaukan TPP dan menyulitkan pekerjaan polisi.
Hal ini beralasan karena alat bukti berupa barang bukti, petunjuk surat atau ceceran darah, akan tercemarkan dengan rusaknya TKP.
Adrianus tak menutup kemungkinan rusaknya TKP itu dilakukan sengaja.
Karena itu pada saat ini semua orang bisa menjadi tertangka, apakah tetangga, saudara atau rekan bisnis korban.
Dia lalu membandingkan kasus ini dengan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang pada 2018 silam.
Kasus terbunuhnya Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini ini baru terungkap setelah dua tahun karena kondisi TKP yang sudah dirusak sehingga menyulitkan penyelidikan polisi.
Meski begitu, menurut Adrianus, banyak hal yang masih bisa dilakukan polisi dengan bantuan scientific crime investigation.
"Cuma derajat keparahannya amat menggangu. Berkaca kasus subang, itu betul terganggu. Karena itu, jangan sampai kasus ini terganggu," katanya.
Menurut Adrianus, polisi masih bisa meneliti sejumlah alat bukti seperti bercak darah, pakaian, ember dan cangkul yang sudah diambil di TKP.
"Ada 3-4 sidik jari di sidik jari, polisi harus mengira. Mana pelaku, atau teman-teman yang memeriksa. Situasi melambat pasti, error juga pasti terjadi.
"Perlu diberikan sosialisasi publik, ada situasi penyulit, polisi tambah hati-hati sampai pada kesimpulan.
Apa penyebab mati, siapa pelakunya dan motif pelakunya," tukasnya.
Dugaan Motif Bisnis Mengemuka
Dari hasil olah TKP kasus ini, terkuak adanya ponsel korban yang hilang.
Hal ini dibenarkan Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.
"Kalau soal HP korban hilang, datanya masih di Reskrim, nanti kalau sudah waktunya akan kami sampaikan," katanya.
Sebelumnya, polisi menduga Haji Sahroni dan keluarganya tewas dibunuh.
“Dugaan kuat, para korban adalah hasil tindak pidana pembunuhan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan dalam keterangan di Indramayu pada Rabu (53/9/2025).
Hingga berita diunggah, polisi belum menetapkan tersangka maupun motif pembunuhan ini.
Baca juga: Penyebab Kematian Haji Sahroni Sekeluarga yang Terkubur di Rumah, Benarkah Dibunuh? Ini Kata Ahli
Namun kabar yang beredar menduga pembunuhan itu dilatarbelakangi urusan bisnis.
Niko Hadimulyo, keponakan Haji Sahroni menyebut setelah pensiun, Sahroni memiliki usaha walet di rumahnya.
Sahroni sebelumnya menjadi pegawai di bank BJB.
Sementara untuk Budi, anak Sahroni, sebelumnya juga bekerja di sebuah bank.
Namun dia keluar dan kini membuka usaha toko grosir bersama istrinya, Euis.
Tokonya berlokasi tidak jauh dari rumah, hanya sekitar 30 meter.
Niko mengaku sempat bertemu dengan Sahroni pada Mei 2025, meskipun komunikasi dengan keluarga Sahroni tidak terlalu intens karena kesibukan masing-masing.
“Cuma kalau mas Budi, saya ketemu itu dua minggu yang lalu lah, setiap jumatan juga saya ketemu, komunikasi tetap jalan walau tidak terlalu intens ya, karena saya juga punya kesibukan,” ujarnya.
Niko menambahkan, sejauh ini tidak pernah ada cerita mengenai masalah pribadi atau konflik yang dialami Sahroni sekeluarga.
Jika pun ada pembicaraan, itu lebih terkait ajakan untuk berbisnis.
Saat ini, Niko dan keluarga menyerahkan penanganan kasus ini ke pihak kepolisian.
“Semoga kasus ini segera terungkap dan pelaku dapat segera dihukum seberat-beratnya,” ujar Niko Hadimulya seusai prosesi shalat jenazah, Rabu (3/9/2025).
Korban Sudah Dimakamkan

Sementara itu, suasana duka menyelimuti pemakaman lima korban di Tempat Pemakaman Umum Nyairesik, Desa Sindang, Rabu siang.
Setelah disalatkan di Masjid Madania, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans menuju peristirahatan terakhir.
Tangis haru pecah ketika peti jenazah diturunkan satu per satu.
Liang lahat yang sudah disiapkan berjejer, menandai mereka dikuburkan berdampingan.
Jenazah Haji Sahroni dimakamkan pertama kali, disusul Budi, Euis, Ratu dan terakhir seorang bayi mungil.
“Semua merasa berat, semua merasa kehilangan. Itu keluarga baik, apalagi ini kehilangan satu keluarga sekaligus,” ungkap Agus Suhendi (51), kerabat korban, di area Masjid Madania.
Menurut Agus, pemakaman di Sindang merupakan permintaan almarhum Haji Sahroni semasa hidup.
Namun hingga kini pihak keluarga masih menunggu kepastian dari aparat hukum.
“Kalau soal informasi adanya tersangka, kalau kabar burung memang ada. Tapi aparat hukum belum ada rilis resmi,” jelasnya.
Kasus ini bermula ketika warga Kelurahan Paoman digegerkan bau busuk dari halaman rumah korban.
Kecurigaan muncul setelah komunikasi keluarga Sahroni dengan tetangga mendadak terputus sejak Kamis pekan lalu.
Sejumlah warga yang mendobrak pintu rumah mendapati kondisi sepi.
Dari samping rumah, seorang warga mencium bau menyengat hingga akhirnya terlihat bagian kaki manusia yang terkubur.
Temuan itu kemudian dilaporkan ke polisi.
Hingga kini, lima saksi telah diperiksa, namun motif pembunuhan masih menjadi teka-teki besar yang membayangi warga Indramayu.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul UPDATE Pembunuhan 1 Keluarga di Paoman Indramayu: Barang Bukti dan Ponsel Korban Masih Diselidiki
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Haji Sahroni
Sekeluarga Terkubur di Area Rumah
satu keluarga terkubur di Indramayu
Adrianus Meliala
pembunuhan satu keluarga di Indramayu
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Siapa Feby Belinda? Istri Sahroni yang Berbeda Sikap dengan Astrid Kuya dan Viona Soal Rumah Dijarah |
![]() |
---|
Rekam Jejak Irjen Rudi Setiawan, Kapolda Jabar yang Didesak Dedi Mulyadi Bebaskan Mahasiswa Demo |
![]() |
---|
Gelagat "Profesor" Reyhan Sebelum Demo Anarkis di Jakarta, Atur Bom Molotov lalu Sebar Info via WAG |
![]() |
---|
Sosok Parto Patrio, Pelawak yang Apes Jadi Salah Sasaran Amuk Netizen Imbas Kasus Eko Patrio |
![]() |
---|
Kronologi Sebenarnya Bocah 14 Tahun Bawa Jam Richard Mille Milik Sahroni, Awalnya Asyik Main Bola |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.