Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Sebut Presiden Berduka Atas Insiden Al Khoziny Sidoarjo, Muhaimin : Pembangunan Harus Libatkan Ahli

menjadi pembelajaran bersama. Ke depan, pembangunan pondok pesantren diharapkan bisa didampingi dan melibatkan ahli teknik

Penulis: M Taufik | Editor: Deddy Humana
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PANTAU DARI LAYAR - Evakuasi korban bangunan runtuh di ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dari layar yang disediakan di posko Basarnas, Kamis (2/10/2025). Basarnas Cari Korban Hidup di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dengan Alat Khusus, Sebelum Evakuasi Pakai Alat Berat 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Peristiwa ambruknya gedung mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo menjadi pembelajaran. Ke depan, diharapkan semua pembangunan pesantren harus didampingi tim ahli di bidangnya. 

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar berkunjung ke pesantren Al Khoziny, Kamis (2/10/2025) sore. Di sana, Muhaimin melihat langsung proses evakuasi dan sempat bertemu dengan pengasuh pondok pesantren tersebut. 

“Kita semua berduka atas peristiwa ini. Kita semua sedih, karena memang kondisinya memprihatinkan. Semoga para korban bisa segera ditemukan,” ujar Gus Muhaimin usai bertemu pengasuh pesantren Al Khoziny. 

Menurutnya, peristiwa ini juga menjadi pembelajaran bersama. Ke depan, pembangunan pondok pesantren diharapkan bisa didampingi dan melibatkan ahli teknik. Supaya peristiwa serupa tidak terjadi lagi. 

"Ke depan kita harus merubah pola, pondok pesantren tidak boleh membangun sendiri. Harus didampingi tim teknik dalam prosesnya. Tentang gotong royong santri itu boleh, tetapi harus ada ilmunya," katanya. 

Muhaimin menegaskan bahwa insiden di Ponpes Al-Khoziny menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah akan memberikan bantuan terhadap keluarga korban. 

Kedatangan Muhaimin ke Ponpes Al-Khoziny juga memberikan bantuan. Bantuan tersebut diberikan secara pribadi dan keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

"Saya baru memberikan bantuan secara pribadi dan keluarga besar PKB. Tetapi pemerintah juga pasti akan memberikan bantuan. Pak presiden ikut berduka atas peristiwa ini," lanjutnya. 

Dalam kunjungannya, Muhaimin juga sempat bertemu sejumlah keluarga korban yang bertahan di sekitar pesantren. Yang sedang menunggu hasil evakuasi tim SAR gabungan di gedung tiga lantai yang ambruk tersebut. 

Muhaimin berbincang dengan mereka, dan merekapun menyampaikan sejumlah keluhannya. Berharap para korban bisa segera ditemukan.

Sebelumnya, alat berat mulai dikerahkan dalam upaya evakuasi para korban gedung roboh di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny. Keputusan itu diambil setelah ada musyawarah dengan para orangtua atau wali santri yang sejak hari pertama menunggu proses evakuasi.

Alat berat mulai masuk ke lokasi sekira pukul 11.30 WIB, dan langsung bergerak untuk mengangkat balok-balok beton di reruntuhan bangunan tersebut. 

“Crane sudah masuk. Petugas juga sudah di lokasi. Sebenarnya alat berat sudah siap sejak pagi, tetapi baru bergerak setelah ada kesepakatan dengan para orangtua korban,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr Suharyanto. 

Lokasi sekitar semua sudah steril. Gedung-gedung di sekitar juga sudah dikosongkan semua sebelum alat berat bergerak. Itu sebagai antisipasi agar evakuasi berjalan lancar dan tidak berimbas pada sekitar. 

“Yang kami masukkan di situ adalah tim yang punya kualifikasi khusus. Dipimpin Komandan Kodim berpangkat Letkol yang mempunyai kualifikasi khusus juga. Yang paham bagaimana saat mengambil balok-balok itu agar aman bagi petugas dan warga sekitar,” urainya. 

Sebelumnya, BNPB sudah memberikan penjelasan kepada para keluarga dan orangtua korban tentang beberapa hal seputar pencairan para korban. Mereka pun ada yang menangis dan menjerit mendengarnya. 

Wajar, karena mereka berharap masih ada yang selamat di situ. “Kami sampaikan apa adanya. Dan kami juga sampaikan mudah-mudahan tidak sampai 59 orang. Tetapi kan kita tidak bisa menunggu begitu saja. Akhirnya mereka sepakat dilakukan (evakuasi dengan pengerahan alat berat),” ujarnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved