Pernikahan Anak dan Anak Putus Sekolah Masih Membayangi Generasi Muda di Lumajang

Pernikahan anak masih jadi atensi serius Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jatim.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Kominfo Lumajang
DISPENSASI PERNIKAHAN ANAK - Bupati Lumajang Indah Amperawati saat memberikan bantuan sepatu baru kepada siswa sekolah dasar pada kegiatan Setor Madu. Pemkab Lumajang sedang mencari solusi menekan angka dispensasi pernikahan anak dan anak putus sekolah. 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Pernikahan anak masih jadi atensi serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur (Jatim). 

Data terakhir sepanjang tahun 2024,  Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Lumajang, menunjukkan angka dispensasi nikah yang melibatkan usia dini belum mencapai 19 tahun sebanyak 682 perkara. 

Kendati masih lebih dari 600 kasus, Kepala Bidang Perlindungan Anak dan Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A Lumajang, Darno, menjelaskan jika angka dispensasi nikah di Lumajang sudah berangsur turun sejak 2 tahun terakhir. 

Ia menyebut, tahun 2022 ada 856 perkara, lalu tahun 2023 sebanyak 825 perkara dan terbaru tahun 2024 sebanyak 682 perkara. 

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Adanya peran aktif dukungan masyarakat, guru, hingga desa sangat menentukan anak-anak bisa kembali ke bangku sekolah dan terhindar dari pernikahan dini,” beber  Darno ketika dikonfirmasi, Senin (22/9/2025). 

Menurutnya, pernikahan dini memiliki korelasi erat dengan fenomena anak putus sekolah. 

Data pada tahun ajaran 2023/2024 terdapat 1.739 anak putus sekolah di Lumajang

Rinciannya, sebanyak 392 anak di jenjang SD dan 1.347 anak di jenjang SMP. 

Kecamatan Pasirian, Candipuro dan Randuagung, tercatat merupakan wilayah dengan angka anak putus sekolah paling tinggi di Lumajang.

Sejumlah tindakan, sejatinya disebut pernah dilakukan Pemkab Lumajang dengan menggandeng, aparat desa, guru dan komunitas masyarakat melalui program bertajuk Focus Group Discussion (FGD) Genangutus Sekolah.

“Dinsos P3A berkomitmen mencegah perkawinan anak, dan membantu anak putus sekolah, kembali bersekolah. Semua kebutuhan hidup sehari-hari mereka yang ingin kembali sekolah kami fasilitasi. Namun terpenting adalah sinergi bersama semua pihak, agar program ini berjalan efektif.” tandas Darno

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved