Berita Viral

Gelagat Serma Christian usai Prada Lucky Tewas, Minta Pikul Peti Sendirian lalu Menangis Minta Maaf

Penulis: Arum Puspita
Editor: Musahadah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kanan) Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dibungkus dengan sarung adat, Kamis (7/8/2025) (kiri) Sersan Mayor Christian Namo menengadahkan tangan kanannya sambil berteriak di belakang mobil ambulans yang mengangkut jenazah putranya

SURYA.CO.ID - Ayah Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Sersan Mayor (Serma) Christian Namon, menunjukkan sejumlah gelagat setelah mengetahui kabar kematian putranya. 

Setiba di rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kota Kupang., Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8/2025), Serma Christian melarang siapa pun membopong peti jenazah putranya keluar dari ambulans.

Sejumlah rekan kerjanya yang mengenakan PDL khas TNI Angkatan Darat, mendekati dan berusaha memintanya tetap tenang.

Namun, Serma Christian tak menggubris.

"Jangan ada yang pikul. Biar saya sendiri saja yang pikul. Saya sangat kecewa."

"Kamu sudah buat anak saya, tentu saya tidak akan terima," kata Christian dengan nada tinggi, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Meski dilarang, sejumlah prajurit TNI AD dan rekan kerja Christian tetap membopong peti jenazah yang telah diselimuti bendera Merah Putih masuk ke dalam rumah duka.

Kemudian meletakan peti tersebut di tempat tidur yang sudah disiapkan keluarga.

Christian ikut juga membopong peti jenazah.

Menangis Minta Maaf

Baca juga: Rekam Jejak Irjen Krishna Murti yang Jadi Staf Ahli Kapolri, Mantan Atasan Ferdy Sambo

Christian lalu mengambil bingkai foto Lucky yang disimpan di ujung peti jenazah dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Anak ganteng, Lucky. Bapa salah, bapa salah kasih lu (kamu) kerja Lucky. Bapa sudah bilang, kenapa lu mau jadi tentara. Bapa minta maaf," kata Christian sambil menangis.

Beberapa keluarga kemudian memeluk Christian sambil menenangkannya.

Tangisan Christian itu membuat semua yang hadir ikut berlinang air mata.

Christian kemudian ke luar menemui sejumlah rekan dan keluarga yang lain.

Geram Jenazah Tak Kunjung Diotopsi

Sebelum tiba di rumah duka, kemarahan Christian memuncak ketika permintaan otopsi terhadap jenazah putranya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, tak terwujud.

Alasannya, karena tidak ada dokter forensik yang bisa mengotopsi jenazah.

Sedangkan di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi. 

Baca juga: Sosok Serma Christian, Ayah Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior, Penyebab Penganiayaan Terungkap

Christian hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. 

Sehingga, dia meminta negara harus hadir untuk membantunya. Termasuk juga mengungkap pelaku pembunuh anaknya.

"Saya masih sah jadi tentara, jiwa saya merah putih. Saya sudah 31 tahun berdinas TNI, baru pertama terjadi di diri saya. Apa ini balasan buat saya."

"Saya hanya menuntut keadilan, negara tidak bisa bantu saya kah," tegasnya. 

Beberapa rekan kerjanya, termasuk komandan dan keluarganya terus saja membujuknya.

Tak la kemudian, Christian mulai melunak. 

Tanggapan Kodam Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana

Kodam Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana tidak mempermasalahkan Sersan Mayor (Serma), Christian Namo, meluapkan emosinya atas meninggalnya Prada Lucky

Wakil Kepala Pendam IX/Udayana Letkol Inf Amir Syarifudin, memahami perasaan yang menyelimuti Cristian atas kepergian anak kesayanganya itu.

Baca juga: Tabiat Prada Lucky Prajurit TNI yang Tewas Diduga Dianiaya Senior, Ayah: Saya Kejar Pelaku Kemanapun

"Kalau ayah korban marah itu wajar, karena beliau adalah orang tua. Kita juga paham itu," kata Amir di Aula Kodam XI/Udayana, Kota Denpasar, Bali, Jumat (8/8/2025). 

Ia mengatakan pihak keluarga, termasuk Cristian sudah menyerahkan kasus ini kepada tim investigasi yang dibentuk Kodam XI/Udayana untuk diselesaikan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Kta sudah komunikasi dan beliau serahkan ke kita selaku institusi militer dan beliau juga militer, dia tahu prosedurnya."

"Jadi, orang tua marah itu wajar biasa. Kalau anaknya ada meninggal begitu. Siapapun akan begitu," kata dia.

Kematian Prada Lucky

Prada Lucky tewas setelah telah menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, NTT.

Prada Lucky diduga tewas karena dianiaya para seniornya di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT. 

Tewasnya Prada Lucky membuat Serma Christian histeris.

Sambil menengadahkan tangan kanannya dia berteriak di belakang mobil ambulans yang memuat jenazah putra tercintanya, Prajurit Lucky. 

Dengan suaranya bergetar, Christian yang mengenakan seragam pakaian dinas lapangan khas matra darat itu mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara tak wajar.

Berjalan mondar-mandir di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Kamis (7/8/2025), Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao ini berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya itu.

Beberapa kali rekan kerjanya berusaha menenangkan Christian, tetapi tetap saja tak mempan.

Dia terus saja mengumpat. 

"Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," kata Christian dengan lantang.

Penyebab Penganiayaan

Dugaan penganiayaan yang menimpa Prada Lucky semakin kuat.   

Dalam laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, terungkap ada 20 orang yang terlibat penganiayaan, yakni pemukulan menggunakan selang ada 16 orang dan pemukulan menggunakan tangan ada 4 orang. 

Masih menurut laporan yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, pemukulan terjadi akibat dugaan pelanggaran yang dilakukan Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan.

Staf-1/Intel Yonif 834/WM menyampaikan bahwa pada Minggu (27/7) pukul 21.45 Wita, dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Pada Senin (28/7) sekira pukul 06.20 Wita, Prada Lucky Namo pernah kabur saat ijin ke kamar mandi untuk buang air besar, hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel an.

Serda Lalu Parisi Ramdani mengecek kamar mandi, ternyata Prada Lucky Namo tidak ada.

Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian tersebut ke Sertu Thomas Desambris Awi.

Selanjutnya pada pukul 09.25 Wita, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky Namo kepada Danki A an. Lettu Inf Ahmad Faisal.

Kemudian Danki A memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah Kota dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky Namo. 

Sekira pukul 10.45 Wita, Prada Lucky Namo ditemukan di rumah salah satu warga an. Ibu Iren yang merupakan ibu asuhnya.

Setelah itu Prada Lucky Namo dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi S. Ramdani dan Pratu Fransisco Tagi Amir. 

Selanjutnya, sekira pukul 11.05 Wita, bertempat di kantor Staf-1/Intel dilaksanakan pemeriksaan terhadap Prada Lucky Namo.

Saat itu datang beberapa orang senior-senior dari Prada Lucky Namo dengan membawa selang dan memukul Prada Lucky Namo secara bergantian.

Pada Senin pukul 23.30 Wita, Danyonif TP/834 Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel.

Setibanya di kantor Staf-1/Intel Danyon 834/WM memerintahkan Lettu Inf Rahmat untuk organik kembali dan tidak ada yang  melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.

Berikutnya, pada Rabu (30/7) sekira pukul 01.30 Wita bertempat di rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan di sel telah datang 4 orang personel, yaitu Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo dan Pratu Aprianto Rede Raja. 

Mereka memukul Prada Lucky Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan menggunakan tangan kosong. 

Pada Sabtu (2/8) sekira pukul 09.10 Wita, Prada Ricard Junimton Bulan demam dan Prada Lucky Namo mengalami muntah-muntah kemudian keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk melaksanakan pemeriksaan.

Setelah melaksanakan pemeriksaan Prada Ricard Junimton Bulan diijinkan untuk kembali, sedangkan untuk Prada Lucky Namo dirujuk ke RSUD Aeramo dikarenakan Hemoglobin (Hb) rendah. 

Pada Minggu (3/8) kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo sudah mulai membaik setelah dilakukan penanganan oleh Dokter RS. 

Kemudian pada Senin (4/8) sekira pukul 19.00 - 21.30 Wita, Ibu Asuh dari Prada Lucky Namo, Ibu Iren datang menjeguk untuk memberikan semangat serta menyuapi makan saat itu kondisi Prada Lucky Namo membaik dikarenakan bisa tertawa dan bercengkrama. 

Sekira pukul 23.30 Wita kondisi Prada Lucky Chepril Saputra Namo menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU RSUD Aeramo.

Pada Selasa (5/8) sekira pukul 04.47 Wita dilakukan pemasangan Ventilator terhadap Prada Lucky Namo untuk menunjang pernapasan. 

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Berita Terkini