Ia terharu mendengar kisah perjuangan Nauli yang terlahir dari keluarga sederhana.
Ayahnya, Panalihon, bekerja sebagai penjual pakaian bekas di Pasar Atas.
Panalihon menyebut, putranya memang disiplin soal pendidikan.
“Nauli itu sering belajar dari pukul 03.00 WIB hingga pagi hari,” ungkap Panalihon, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
“Bahkan untuk ke luar rumah sangat jarang. Sejak kecil juga sudah saya arahkan untuk rajin membaca, bebas buku apa saja,” tambahnya.
Nauli mengaku, dirinya memang mengimpikan kuliah di FTTM sejak lama, tepatnya saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
“Keinginan masuk ITB ini sudah sejak SD. Untuk menggapai itu, saya giat belajar untuk masuk SD, SMP hingga SMA favorit,” ujar Nauli.
Demi mewujudkan impian itu, Nauli sudah mempersiapkan diri sejak menjadi siswa SMAN 1 Bukittinggi.
Ia giat belajar dan mulai mengikuti berbagai lomba, khususnya bidang sains.
Dia mengikuti lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) agar bisa masuk ke ITB dan mengikuti OSN tahun 2023 dan 2024 hingga ke tingkat nasional.
Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Bukittinggi, Azmiarni, turut mengakui keunggulan akademik Nauli.
Baca juga: Kisah Haru Devit Anak Kuli Angkut Lolos SNBP ITB 2025, Warga Kampung Patungan Bantu Biaya Merantau
“Nauli ini orangnya tidak pernah fokus pada satu pelajaran saja, namun semuanya dikuasai. Kemampuan, daya juang dan fokusnya selalu disamakan untuk setiap mata pelajaran,” ungkap Azmiarni.
“Tipikal orangnya agak pendiam, namun mau berbagi ilmu yang didapat kepada teman maupun adik-adik kelasnya,” tambahnya.
Siapa sosok Tatacipta?
Tatacipta Dirgantara menjabat sebagai Rektor ITB periode 2025-2030, menggantikan rektor sebelumnya, Reini Wirahadikusumah.