SURYA.co.id | MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto akhirnya melakukan normalisasi tiga sungai yang melintasi Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Hal ini dilakukan guna mengurangi dampak banjir tahunan akibat luapan afvour Watudakon, afvour Jombok dan afvour Balongkrai.
Pengerjaan normalisasi Afvour sungai yang mengelilingi Desa Tempuran itu, merupakan bagian bagian program kerja 100 hari Bupati Mojokerto, Muhammad Albaraa (Gus Barra) yang pengerjaannya terus dikebut.
Kepala DPUPR Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, mengatakan pengerjaan normalisasi Afvour Jombok di Desa Tempuran masih terus berproses.
Pengerjaan normalisasi adalah tindak lanjut dari hasil rakor bersama PU SDA Provinsi Jatim dan, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS Brantas) terkait penanganan pasca banjir Tempuran.
"Rencana normalisasi (Afvour Jombok) 1,5 KM-2 KM, untuk waktu pengerjaan sekitar 45 hari dan termasuk program kerja 100 hari bupati," kata Rinaldi, Senin (21/4/2025).
Ia mengungkapkan hasil rakor juga disepakati terkait pembagian wilayah normalisasi, di mana Pemkab Mojokerto mendapat bagian pengerjaan normalisasi di Afvour Jombok.
"Pengerjaan normalisasi mulai perbatasan Jombang-Mojokerto sampai pertemuan dengan afvour Balongkrai," ungkap Rinaldi.
Kabid Sumber Daya Air (SDA), Rois Arif Budiman mengungkapkan, kesepakatan pembagian kerja normalisasi yaitu, PU Kabupaten Mojokerto di afvour Jombok, PU SDA Jatim- Pemkot Mojokerto di Sungai Balongkrai dan, BBWS normalisasi di afvour Watudakon.
"Sudah disepakati pembagian kerja, untuk PU Kabupaten Mojokerto melakukan normalisasi di afvour Jombok dari wilayah perbatasan Jombang-Mojokerto, sampai mengarah ke aliran sungai Balongkrai," ungkap Rois.
Menurut Rois, afvour Jombok di Desa Tempuran mengalami pendangkalan karena penumpukan sendimen sungai.
Kondisi ini kian diperparah akibat banjir yang melanda wilayah perbatasan Jombang-Mojokerto, yang memicu luapan sungai hingga merendam Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong.
"Normalisasi dengan pengerukan sendimen untuk mengembalikan kapasitas sungai dan meninggikan tanggul, maka dapat mengurangi dampak banjir di Tempuran," jelasnya.
Ia menyebut pengerjaan normalisasi afvour Jombok telah dimulai pada Kamis (17/4/2025) kemarin hingga 45 hari ke depan.
"Untuk normalisasi sungai kedalaman rata-rata 2 meter menyesuaikan kondisi di lokasi, dengan lebar sungai sekitar 5-6 meter," pungkasnya.