SURYA.co.id | SURABAYA – Telkom University Surabaya melaksanakan program pengabdian masyarakat melalui Skema pendanaan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat tahun 2024.
Program ini digelar dalam upaya mendukung pembangunan berkelanjutan di masyarakat.
Program hibah ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi yang bertujuan mendorong dosen untuk aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi, daya saing bangsa, serta kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Susijanto Tri Rasmana, mengatakan melihat pentingnya keberadaan Kampoeng di tengah pesatnya perkembangan metropolitan Surabaya, mereka menjadikan Kampoeng Oase Ondomohen, Kampoeng Oase Songo, dan Kampoeng Oase Tembok Gede sebagai mitra dalam program ini.
"Kampoeng-Kampoeng ini memiliki potensi besar dengan berbagai produk unggulan, seperti arang briket dari limbah bakaran sate, budidaya ikan, tanaman hidroponik, pembuatan sofa ecobrick, hingga pengembangan wisata edukasi dan kuliner," kata Susijanto, Selasa (3/12/2024).
Namun, Kampoeng ini menghadapi kendala dalam mendukung kegiatan wisata karena tingginya biaya operasional kendaraan warga, terutama untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
Untuk itu, tim dosen dan mahasiswa Telkom University Surabaya menghadirkan solusi inovatif dengan mengembangkan kendaraan listrik hemat energi.
Tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari dosen Teknik Elektro Susijanto Tri Rasmana, Rifki Dwi Putranto, dan Anita Hakim Nasution, serta mahasiswa Muhammad Rafli Ramadhan Lubis, Khoirul Huda, Muchamad Azmi, Zenkey Soma Mahendra, dan Amoure Chelsytrivia Daniella Purba.
Bersama mitra masyarakat, mereka mengembangkan kendaraan listrik modular sebagai solusi penghematan biaya operasional sekaligus upaya pengurangan polusi udara.
"Masalah biaya operasional menjadi salah satu hambatan utama warga Kampoeng Oase dalam mengembangkan potensi wisata mereka. Dengan kendaraan listrik ini, kami berharap bisa memberikan solusi ekonomis sekaligus ramah lingkungan," ungkap Susijanto.
Program ini juga mendukung tiga poin utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu:
1. Energi Bersih dan Terjangkau (Poin 7): Mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
2. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Poin 8): Memajukan UMKM di Kampoeng melalui pengurangan biaya operasional.
3. Kehidupan di Perkotaan yang Berkelanjutan (Poin 11): Mendukung pengelolaan lingkungan perkotaan yang lebih baik.
Dengan pendekatan smart transportation, program ini diawali dengan analisa mendalam terhadap permasalahan mitra melalui survei, wawancara, dan observasi partisipatif.
Survei digunakan untuk memahami persepsi warga tentang kendaraan listrik, sementara wawancara mendalami motivasi dan kebutuhan komunitas.
"Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat sangat mendukung adanya kendaraan hemat energi yang bisa menekan biaya operasional. Bahkan, mereka berharap solusi ini juga dapat diaplikasikan untuk keperluan usaha lainnya," ungkap Muhammad Rafli Ramadhan Lubis, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini.
Melalui program ini, tim pengabdian masyarakat Telkom University Surabaya berhasil merancang kendaraan listrik modular yang tidak hanya mengurangi pengeluaran warga tetapi juga berkontribusi dalam menekan polusi udara.