Berita Entertainment

Penyebab Kematian Babe Cabita karena Sakit Autoimun Langka, Dokter Spesialis Ungkap Pemicunya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Babe Cabita saat dirawat di rumah sakit. enyebab Kematian Babe Cabita karena Sakit Autoimun Langka.

Di negara nontropis yang memiliki musim dingin, lanjut Prof Iris, matahari terkadang tidak cukup menyinari sehingga penduduk kerap mengalami winter depression. Depresi jenis ini dapat membuat keadaan sistem kekebalan tubuh menurun.

Menurutnya, agar terhindar dari penyakit autoimun, orang dengan kondisi tersebut dianjurkan mengonsumsi vitamin D.

Nutrien ini dapat menggantikan cahaya matahari yang kurang terserap oleh tubuh.

Perlu diketahui, cahaya matahari membantu pembentukan vitamin D di dalam tubuh.

“Hal tersebut berbeda dengan orang yang tinggal di negara tropis. Karena matahari bersinar hampir sepanjang musim, kebutuhan vitamin D dapat terpenuhi hanya dari asupan makanan,” kata Prof Iris.

Meski demikian, terdapat berbagai faktor yang membuat orang yang tinggal di negara tropis menjadi rentan terserang penyakit autoimun.

Babe Cabita (KOLASE INSTAGRAM)

Faktor tersebut adalah kualitas udara yang buruk, lingkungan, tingginya tingkat stres, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik karena kesibukan.

Profesor Iris menjelaskan, penyakit autoimun memiliki dampak yang beragam terhadap tubuh.

Sebagian besar penyakit autoimun bersifat sistemik sehingga gejala yang timbul tergantung pada organ yang terkena.

Ia mencontohkan, jika penyakit autoimun menyerang sistem darah, penderita akan mudah merasa lelah, mudah terkena infeksi, sampai mudah mengalami pendarahan.

Lalu, jika autoimun menyerang sendi, gejala yang timbul adalah nyeri dan bengkak pada persendian, baik sendi besar maupun kecil.

“Pada kondisi berat, penyakit autoimun, seperti lupus, bisa menyerang otak sehingga bisa menyebabkan penderitanya kejang," katanya.

"Sementara, bila menyerang ginjal dalam waktu yang lama, penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan berat pada ginjal, seperti kebocoran ginjal dan gagal ginjal kronis,” lanjut Prof Iris.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkini