"Masyarakat harap tetap tenang. Jangan terpengaruh isu atau informasi (mengenai dampak gempa Tuban, red) yang tak bisa dipertanggutanggungjawabkan kebenarannya," tuturnya kepada awak media Jumat (22/3/2024) malam.
Dia juga meminta masyarakat bijak dalam bermedia sosial.
Persisnya, pinta Sudarmaji, masyarakat jangan gemar menyebar atau memposting berita, foto dan video di media sosialnya masing-masing tanpa berkoordinasi dan mengonfirmasi pihak terkait.
Lebih lanjut, Sudarmaji meneruskan, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tetal waspada atau siaga.
Jangan sampai, masyarakat mendekati apalagi bermain-main di dekat bangunan yang saat ini roboh atau terancam akibat gempa Tuban ini.
Sebagaimana diberitakan, gempa bermagnitudo 6.1 mengguncang Kabupaten Tuban pada Jumat (22/3/2024) sekitar pukul 11.22 WIB.
Pusat gempa ini berada di perairan timur laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Jarak episentrum gempa itu dengan pusat Kota Tuban sekitar 130 km.
Adapun, gempa bermagnitudo 6.1 yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) pukul 11.22 itu merupakan gempa perdana dan utama.
Guncangan gempa dimaksud dirasakan masyarakat di sejumlah kabupaten/kota turut Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seusai gempa perdana dan utama dimaksud, BMKG mencatat gempa susulan juga terjadi selama puluhan kali di dekat titik serupa hingga Jumat (22/3/2024) petang.
Gempa susulan itu, rerata bermagnitudo 3.
Namun, ada pula yang gempa susulan yang magnitudonya melebihi gempa perdana dan utama, yakni bermagnitudo 6.5.
Adapun, gempa susulan bermagnitudo 6.5 itu terjadi sekitar pukul 15.53.
Gempa susulan lebih kuat ketimbang gempa perdana dan utama ini berlangsung sekitar satu menit.
Selain Jatim, Jateng, dan DIY, goncangan gempa susulan bermagnitudo 6.5 ini juga merambat ke Jawa Barat, Jakarta, hingga Kalimantan.