SURYA.CO.ID - Dedi, mantan bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional membongkar rahasia besar yayasan milik Yosef.
Pembongkaran tersebut dilakukan Dedi setelah muncul isu antara polemik yayasan dengan motif pembunuhan Tuti dan Amalia.
Salah satu rahasia yang terkait kebobrokan yayasan milik Yosef, tersangka pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Seperti diketahui, Dedi tiba-tiba dipecat dan digantikan oleh Yoris, anak Yosef.
Padahal kala itu jabatan Yoris adalah sebagai Ketua Yayasan.
"Bapak keburu dipecat, pengganti bapak diganti siapa?" tanya Heri Susanto dalam kanal Youtube-nya.
"Yoris kayaknya mah," jawab Dedi.
"Yoris kan ketua yayasan tapi dia juga sebagai bendahara SMK juga?" tanya Heri.
"Iya, waktu sama Iwan (kepala sekolah)," ungkap Dedi.
Diakui Dedi, saat itu Yoris menyalahi aturan yang berlaku.
Bahwa tidak boleh ada rangkap jabatan di yayasan atau lembaga pendidikan.
"Sebenarnya boleh tidak rangkap jabatan?" tanya Heri.
"Waktu dulu saya di SMA lain enggak boleh, dari dinas pendidikan juga suka negur. Kan masuknya Menhumkam, enggak boleh merangkap dua jabatan," ujar Dedi.
Penasaran, Heri pun mengorek informasi soal tindakan Yoris rangkap jabatan tersebut.
Diungkap Dedi, Yoris lah yang diduga membuat SK palsu soal bendahara penggantinya.
Padahal kala itu yang memegang jabatan sebagai bendahara juga adalah Yoris.
"Yang namanya di laporan pertanggungjawaban kan ada posisi bendahara, itu ditanda tangan oleh siapa?" tanya Heri.
"Ya sama bendahara. Kalau SK kan bisa dibikin oleh Yoris," kata Dedi.
"Ketika masuk ke proses verifikasi ke dinas, boleh?" tanya Heri lagi.
"Ya kalau ke dinas mah enggak boleh. Jadi dinas enggak tahu," jawab Dedi.
Terkejut mendengar fakta dari Dedi, Heri kembali bertanya.
Dedi lantas mengungkap rahasia soal kuatnya yayasan milik Yosef sehingga bisa selamat dari proses verifikasi di dinas kendati melanggar aturan.
Ditegaskan oleh Dedi, Yosef memang punya kekuatan khusus sehingga orang-orang dinas mengkhususkannya.
"Kok bisa lolos?" tanya Heri.
"Ya mungkin bapaknya Yoris (Yosef) pengaruh ke dinas-dinas," pungkas Dedi.
"Berarti seolah-olah ada tanda tanya terkait dinas terkait," kata Heri.
"Kan Pak Yosef pada dikenal (oleh pegawai) dinas Subang," imbuh Dedi.
Meski begitu, Dedi mengakui bahwa Yoris pun pernah ditegur oleh dinas pendidikan setempat.
Hal itu karena Yoris melanggar aturan terkait rangkap jabatan.
Namun teguran tersebut hanya sebatas teguran tak berarti.
Sebab Yoris tetap saja menduduki dua jabatan strategis.
"Dulu juga (Yoris) sempat ditegur, tapi masih aja. Dulu dengar-dengar ditegur, tapi masih aja (Yoris rangkap jabatan di yayasan)," ungkap Dedi.
"Ditegur oleh siapa?" tanya Heri.
"Oleh dinas, dewan pengawas," kata Dedi.
"Ditegur oleh dinas karena tidak boleh rangkap jabatan, kenapa itu masih bisa verifikasi lolos?" tanya Heri lagi.
"Enggak tahu ada apa. Negur formalitas, supaya sekolah lain enggak ikut-ikutan," pungkas Dedi.
Jawaban Pihak Yoris
Terkait isu soal keterlibatan Yoris dalam polemik yayasan, pengacaranya, Leni Anggraeni angkat bicara.
Dihubungi TribunnewsBogor.com Leni menyebut bahwa segala keputusan Yoris perihal yayasan itu atas perintah dari Yosef sang ayah.
"Mengenai yayasan itu semuanya atas perintah Yosef. Yoris tidak tahu apa-apa, Yoris hanya diperintahkan. Hanya tahu mendapat gaji," ujar Leni Anggraeni, Selasa (31/10/2023).
"Untuk mengatur segala sesuatunya ya Yosef. Karena yayasan itu kan punya Yosef. Bahkan setelah pembunuhan Yoris diganti oleh Yosef dan Yosef ingin menjadikan Danu sebagai bendahara," sambungnya.