SURYA Kampus

Sosok Ahmad Abdullah Zawawi Alumnus Unesa Berhasil Diterima di 4 Kampus Top dengan Beasiswa LPDP

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Ahmad Abdullah Zawawi

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Ahmad Abdullah Zawawi, alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berprestrasi.

Ahmad Abdullah Zawawi berhasil mengharumkan nama Unesa usai diterima pada jenjang S2 di kampus top luar negeri.

Bukan hanya satu, Ahmad Abdullah Zawawi alumnus Unesa berhasil diterima di 4 kampus sekaligus.

Bahkan, dirinya menjalani studi magister dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Kisah Ahmad Abdullah Zawawi menginspriasi banyak orang, termasuk para mahasiswa Unesa.

Menurutnya, siapa saja mempunyai kesempatan untuk berkuliah di luar negeri.

Adapun yang menjadi kunci yakni konsistensi pada kemauan.

Ahmad Abdullah Zawawi pun merupakan sosok yang konsisten pada kemauannya sendiri.

Berkatnya, kini ia bisa berkuliah di Australia dan berhasil diterima di 3 kampus lain.

Perlu diketahui, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, pendaftaran LPDP rutin dibuka setiap tahun dalam 2 gelombang.

Beasiswa ini dibuka oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan diperuntukkan bagi mahasiswa untuk kuliah S2 dan S3.

Terutama, kuliah di dalam maupun di luar negeri.

Ahmad Abdullah Zawawi yang saat ini masih menempuh studi magister di Universitas Sydney, Australia, berbagi kisah untuk calon mahasiswa yang ingin kuliah lewat beasiswa LPDP. 

Menurut Ahmad, semua orang punya kesempatan yang sama untuk bisa kuliah di luar negeri, termasuk bagi yang underprivileged.

Kuncinya ada pada kemauan, kerja keras, dan konsisten.

Kuliah di luar negeri bukan untuk terlihat hebat, tetapi benar-benar sebagai jalan untuk meningkatkan kompetensi dan memperdalam disiplin keilmuan yang diminati.

"Ada banyak benefit kuliah di luar negeri, baik itu dari aspek pengalaman, jaringan, kemampuan bahasa, bahkan karir," kata dia, saat menjadi pembicara seminar secara daring dengan tema ‘Unlocking Scholarship Opportunities Abroad’ oleh Unesa beberapa waktu lalu.

Ia mencoba memberikan beberapa tips bagi mereka yang ingin melakukan studi lanjut di luar negeri.

Dia menyarankan, agar persiapan itu mulai sejak awal perkuliahan seperti 'menyicil' kemampuan bahasa asing (Inggris), bisa ikut kursus dan tes kemampuan bahasa asing secara berkala.

Ini penting dilakukan, mengingat kualifikasi utama beasiswa di luar negeri yaitu kemampuan bahasa asing.

Apalagi banyak kampus yang mensyaratkan kemampuan Bahasa Inggris dengan nilai tertentu.

Dengan persiapan sejak awal, seseorang bisa lebih siap dan mudah meng-apply beasiswa yang dituju.

Ahmad Abdullah Zawawi saat memberikan materi dalam acara yang diselenggarakan Unesa (Dok. Unesa)

Selain itu, juga bisa melatih diri dalam hal komunikasi dengan aktif dalam berbagai kegiatan di kampus atau organisasi. 

Juga perlu melakukan pengabdian kepada masyarakat serta menjalin relasi yang baik dengan banyak orang juga diperlukan untuk pengembangan diri.

Kiat penting lainnya yaitu memperhatikan betul syarat dan ketentuan pengajuan beasiswa.

Persiapkan dokumen yang dibutuhkan sesuai ketentuan. Ia juga menyarankan untuk belajar atau berlatih membuat esai yang menarik dan berdampak.

"Esai ini penting sekali. Isinya nanti seputar pengalaman atau hal-hal yang sudah dilakukan dan berdampak untuk masyarakat dan negara. Termasuk yang akan dilakukan ke depan.

Semuanya harus ditulis, peran kita ke depan. Ada caranya. Biar bagus, minta bimbingan dosen atau alumni penerima beasiswa," bebernya.

Sosok Diqa Mahasiswi Unair yang Lolos Pertukaran Mahasiswa di 3 Negara, Pilih Exchange di Hungaria

Sosok mahasiswi Universitas Airlangga (Unair), Diqa Qothrunnadaa Amanda Nur Sella, juga berhasil menorehkan prestasi membanggakan,

Diqa berhasil lolos dalam program pertukaran mahasiswa di luar negeri.

Bukan hanya satu, Diqa membanggakan Unair dengan diterima dalam program exchange di 3 negara sekaligus. 

Adapun, Diqa diterima pada program One-Tier Master Exchange Student di University of Pecs, Hungaria. 

Selain Hungaria, ia juga lolos dalam Summer School Program di University of Leeds, United Kingdom..

Diqa juga mendapat Beasiswa Fall Semester Exchange Program di University of Malaya, Malaysia. 

Akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil program exchange di Hungaria.

Baca juga: Mahasiswa Fisip Ubhara Mengkaji Penerapan Smart City di Pemkot Surabaya

Diwa merupakan mahasiswa program Fast Track Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga (Unair).

"Harapanku mengikuti program pertukaran adalah bisa memberikan perspektif baru terutama bidang hukum, meningkatkan value dalam skala internasional.

Lalu jadi pembeda dari mahasiswa Hukum yang lain," kata Diqa seperti dikutip dari laman Unair, dilansir Surya.co.id dari Kompas.com.

Perempuan kelahiran Malang ini mengambil study di University of Pecs, Hungary bukan tanpa alasan.

Menurut dia, belajar ilmu hukum di Eropa jauh lebih eksklusif.

Pasalnya sistem hukum di Eropa telah menjadi dasar hukum di negara lain.

Dia menekankan, dalam memilih program internasional harus sesuai agar tidak menyesal di kemudian hari.

Ikuti Mata Kuliah yang Tidak ada di Indonesia

Selain itu, tidak ada kewajiban mahasiswa asing untuk mengambil kelas bahasa asli Hungary.

Selain itu, dia mengambil lima fokus bidang mata kuliah selama di University of Pecs.

Mata kuliah tersebut adalah Comparative Human Rights Law, European Criminal Law, International Business Law, Internasional European and Comparative Tax Law serta Professional Skills for Lawyers.

Diqa menyebut, mata kuliah Professional Skills for Lawyers adalah mata kuliah yang tidak ia dapatkan di perguruan tinggi di Indonesia.

Diqa menambahkan, pemilihan fokus studi tersebut berdasarkan keinginannya memperdalam inner hukum terutama peminatan hukum pidana.

Selain itu juga memberikan gambaran komparatif tentang perlindungan hukum hak asasi manusia di beberapa yurisdiksi terkemuka di dunia.

Pemilihan tersebut juga mendapat pertimbangan dari Kepala Prodi S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair).

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkini