SURYA.CO.ID - Kasus SA (8), siswa SD di Gresik buta diduga dicolok tusuk pentol teman sekolahnya semakin menggelinding panas.
Terbaru, orangtua SA, Samsul Arif mendatangi Kantor Lembaga Bantuan Hukum untuk meminta advokasi, pada Rabu (20/09) pagi.
Orang tua korban meminta pendampingan dan perawatan medis karena anaknya kini mengalami trauma akibat penganiayaan.
Dikatakan Samsul, anaknya itu sampai saat ini belum mau sekolah.
Dia berharap mendapat keadilan berupa pemulihan kesehatan dan psikologis anaknya.
Baca juga: JANGGAL Hasil Visum Mata Siswa SD di Gresik yang Buta Tak Ada Pendarahan, Semua Siswa Ditanya Polisi
"Sekarang saya serahkan kepada LBH untuk menyelesaikan masalah ini," katanya.
Abdul Malik, Kuasa Hukum keluarga korban menilai, kepala sekolah juga harus bertanggungjawab dalam kasus ini.
"Kepala sekolah ini jahat sekali, dia tidak mau membantu. CCTV tidak dimatikan. Kita meminta ke penydiik agar CCTV itu dilabforkan," katanya dikutip dari Kompas TV, Rabu (29/9/2023).
Abdul Malik juga meminta kepala sekolah yang tidak kooperatif itu untuk dijadikan tersangka.
"Ini ibu kasek. anaknya yang lagi begini, tempatnya di sekolahan bukan di warung kopi, tapi tidak bisa menemukan siapa pelakunya," katanya.
Kasus ini, telah dilaporkan orang tua korban sejak 28 Agustus lalu, namun tidak langsung ditangani.
Kini keluarga berharap kasus ini bisa diusut tuntas, termasuk mengungkap identitas pelaku.
Di bagian lain, Kiki Ramadhani, ibunda SA mengatakan, putrinya baru bisa menceritakan peristiwa miris itu seminggu setelah kejadian.
Itupun, kata Kiki, ia dan suami harus secara perlahan-lahan bertanya kepada SA setiap hendak tidur.
"Waktu kejadian itu sampai satu minggu belum bisa cerita, mungkin karena dia masih trauma," kata Kiki dikutip dari Kompas TV, Rabu (20/9/2023).