Senjata yang sering digunakan pelaku DE untuk latihan adalah Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter.
Sementara itu, kabar penangkapan DE langsung direspons PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Vice President Publik Relations PT KAI, Joni Martinus mengatakan, PT KAI menghargai proses hukum yang sedang berjalan.
Pihaknya, kata Joni, juga akan menindak tegas karyawannya jika nantinya terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
"Terkait dugaan adanya keterlibatan oknum pegawai kereta api Indonesia dalam praktik terorisme, kereta api Indonesia menghargai proses hukum yang sedang berjalan," ungkap Joni, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/8/2023).
"Manajemen kereta api Indonesia akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme," sambungnya.
Joni menuturkan, PT KAI akan berkomiten untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan.
"Kereta api Indonesia berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integeritas dan nasionalisme," ungkapnya.