Akhirnya, kata dia, tim MUI Pusat menitipkan pertanyaan kepada tim investigasi Provinsi Jabar untuk ditanyakan kepada Panji Gumilang.
"Kami tidak boleh masuk dan kami memberikan pertanyaan itu ke tim investigasi," katanya.
Ada empat poin yang ditanyakan MUI Pusat ke Panji Gumilang, pertama terkait persoalan mengenai kepercayaan sumber kitab yang menurut Panji bahwa kitab suci itu adalah kalam Rasulullah, bukan kalam Allah SWT.
Kedua, pertanyaan mengenai tanah suci itu bukan di Mekah, tetapi di Indonesia.
Ketiga berkaitan dengan penafsiran ayat di dalam Al-quran.
Terakhir, mengenai penafsiran tentang hubungan dengan lawan jenis.
"Kita akan tunggu saja, kalau ini memang sudah dianggap penting oleh masyarakat dan sesuai dengan data-data, kita akan segera membuat laporan dan kita ingin secepatnya ada langkah berikutnya yang dilakukan," ucapnya.
Seperti diketahui, Panji Gumilang memenuhi undangan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di Gedung Sate pada Jumat (23/6/.
Tim investigasi yang terdiri dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar, Kemenag, Ormas Islam, Kiai, Polisi, TNI hingga Kejaksaan itu akan mengumpulkan data dan fakta dari Al-Zaytun.
Panji Gumilang masuk ke kawasan Gedung Sate melalui pintu belakang pukul 16.10 WIB.
Sejumlah awak media yang menunggu di pintu utama Gedung Sate pun kecolongan.
Baca juga: TELUSURI Dugaan Pidana di Ponpes Al-Zaytun dan Panji Gumilang, Ini Biodata AKBP M Fahri Siregar
Panji datang menggunakan jas hitam dan peci hitam, bersama rombongannya.
Saat masuk aula utama Gedung Sate, Panji dan rombongan yang mendapat pengawalan ketat sempat dimasukan ke ruangan Lokantara.
Setelah itu, Panji dan rombongan diarahkan ke ruang Manglayang, untuk bertemu dengan tim investigasi yang sudah menunggu sejak pukul 14.00 WIB.
Saat akan menuju ruang pertemuan, Panji sempat menyapa awak media dengan salam bahasa Ibrani.
"Assalamualaikum, Shalom Aleichem (salam dalam Bahasa Ibrani)," ujar Panji menyapa awak media.
Tak terlihat ekspresi tegang yang terlihat dari sikap Pnaji Gumilang.
Dia pun banyak mengumbar senyuman.
Saat memasuki Gedung Sate, Syekh Panji Gumilang memberi hormat, layaknya hormat militer, lalu mengacungkan jempol hingga pintu masuk ruangan khusus untuk memeriksanya.
Panji Gumilang tak merasa terganggu ketika banyak wartawan yang mengadang untuk mengabadikan momen tersebut.
Hanya saja, di depan pintu ruangan khusus, petugas meminta wartawan untuk tidak masuk dan memintanya bersabar.
Seperti diketahui, Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, menjadi sorotan akibat berbagai aktivitas kontroversial yang dilakukan di pesantren tersebut.
Di antara aktivitas tersebut yakni praktik shalat Idul Fitri 1444 hijriah yang dipandang tak lazim, Al-Zaytun menganut mazhab Ahmad Soekarno, menyatakan Al Quran merupakan karangan Nabi Muhammad.
Selanjutnya, taubat zina dengan membayar uang, mengubah salam dan menyanyikan lagu yahudi, menyebut Indonesia adalah tanah suci, wanita boleh jadi imam dan khatib shalat, dan masjid tempatnya orang frustasi, kikir, dan kecewa.
Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Panji Gumilang Tolak Permintaan Klarifikasi MUI, Firdaus Syam Mengaku Bingung