SURYA.CO.ID - Dugaan adanya hubungan asmara antara mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Angeline Nathania dan tersangka pembunuhnya, Rochmat Bagus Apriatma (41) dibantah keras ayah korban.
Seperti diketahui, Angelina Nathania dibunuh Rochmat dan jenazahnya disimpan dalam koper di jurang Gajah Mungkur, Canger, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (7/6/2023).
Ayah Angeline Nathania, Bambang Sumarjo, menyebut Rochmat hanya ingin menguasai harta anaknya dan menampik adanya hubungan asmara keduanya.
"Saya sekadar mengingatkan, kabar yang beredar selama ini, simpang siur mengenai hubungan mereka ini, dikira ke arah asmara," kata Bambang Sumarjo di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Bambang bahkan menduga tak hanya putrinya yang didekati pelaku, namun banyak wanita.
Baca juga: SIASAT LICIK Pembunuh Mahasiswi Ubaya Angeline Terkuak, 2 Minggu Kuasai STNK Mobil lalu Bujuk Ini
"Menurut saya, pelaku ini menggaet beberapa wanita, seperti membodohi gitu, tidak benar-benar orang yang ingin menjalin asmara dengan benar, tapi ingin menguasi hartanya," jelasnya.
Dugaan Bambang tersebut berlandaskan pada kasus hilangnya Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil Xpander miliknya.
Padahal, barang itu disimpan di dalam kendaraan.
"Saya ingat sebelum kejadian ini, dua minggu sebelumnya STNK di dalam mobil itu hilang. Jadi waktu anak saya tanya, Pa, STNK di mana? padahal saya enggak ngambil," ucapnya.
Bambang menyimpulkan, Rochmad sudah merencanakan untuk mengambil mobil anaknya tersebut.
Menurut dia, pembuhunan yang dilakukan tersangka berhubungan dengan itu.
"Berarti yang menguasai STNK sebelum mobil hilang itu sudah direncanakan. Dari situ sudah kelihatan, dia (pelaku) ke arah rencana untuk mengusai kendaraan itu dengan cara seperti ini," ujar dia.
Sebelumnya, dugaan adanya hubungan asmara ini diungkapkan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.
Diungkapkan, antara korban dan pelaku sudah saling kenal sejak 5 tahun lalu dan sudah menjalin hubungan asmara.
"Pelaku dengan korban ini diawali sebagai guru musik, sehingga ada hubungan cukup lama kurang lebih 5 tahun, hubungan secara asmara," kata Pasma di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana mengatakan, pelaku pembunuhan mahasiswi Ubaya tersebut merupakan guru les musik korban.
"Benar, pelaku merupakan guru les musik korban," kata Mirzal.
Hal ini dibenarkan Rochmad yang dihadirkan di depan wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Dia mengaku baru mengenal korban ketika menjadi guru les musiknya.
"Dari 2017 (kenal korban) tapi itu teman saja, saya kan gurunya saja. (Hubungan) dekat," kata Rochmad.
Alasan Membunuh Angeline
Polisi mengungkapkan, motif Rochmad Bagus Apriatma (41) menghabisi nyawa Angelina Natania (22) adalah sakit hati dengan perkataan korban.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, sebelum pembunuhan, Bagus dan Angelina sempat terlibat pertengkaran.
Hari itu Rochmad dan Angelina berniat menggadaikan mobil Mitsubishi Expander milik Angelina.
Pertengkaran, kata Pasma, disebabkan karena tak ada yang mau menerima mobil tersebut.
"Mungkin karena setelah seharian berkeliling tidak ada yang bisa menerima pegadaian mobil ini, akhirnya jadi persoalan terhadap si pelaku," kata Pasma, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (9/6/2023).
Pertengkaran antara Angelina dan tersangka tersebut terjadi dalam mobil Expander milik korban, saat berada di depan Kebun Bibit Wonorejo, Jalan Kendalasari, Kota Surabaya, Kamis (4/5/2023).
"Ada kata-kata juga yang membuat pelaku ini merasa terhina, sehingga cekcok di dalam mobil dan bertengkar hebat," jelasnya.
Namun, Pasma tak menjelaskan secara detail ucapan korban yang membuat tersangka sakit hati.
Dia hanya menyebutkan, pelaku merasa terhina dengan perkataan Angelina saat di dalam mobil.
"Mungkin ada keyakinan yang berbeda antara korban dan pelaku. Karena perkataan dari korban yang membuat pelaku sakit hati saat itu, seperti menghina," ucapnya.
Menurut pelaku Rochmad Sementara itu, Rochmad beralasan membunuh korban lantaran emosi.
Dia mengaku khilaf dengan tindakan tersebut.
"Karena memang emosi sesaat, jadi ada kata-kata yang kurang berkenan di hati saya, itu memicu saya untuk punya pikiran khilaf," kata Rochmad.
Kronologi Pembunuhan
Sebelumnya, polisi mengungkap detik-detik pembunuhan Angeline Nathania.
Di depan polisi, Rochmat mengaku membunuh Angeline karena ingin menggadaikan mobil korban.
Ceritaka, di awal Mei 2023, Mahasiswi Fakultas Hukum Ubaya ini pergi meninggalkan rumah sekira pukul 6.30 dengan naik mobil Xpander milik kakaknya.
Mahasiswi semester VI ini pamit ke mamanya hendak mengikuti ujian di kampus.
Di tengah perjalanan mampir ke sebuah cafe milik Rochmat di kawasan Rungkut.
Mereka kemudian pergi sarapan di sebuah rumah makan.
Sesudahnya, Rochmat mengantar Angeline ke kampus. Keduanya kemudian berpisah.
Saat itu mobil digunakan Rochmat.
Selesai ujian, korban dijemput pelaku.
Di mobil pelaku mengatakan ingin meminjam uang korban senilai puluhan juta. Dana tersebut rencana akan digunakan untuk membayar utang.
Korban yang masih kuliah, tentu saja tidak mempunyai uang sebanyak itu.
Pelaku terbesit pikiran menggadaikan mobil milik kakak Angeline. Namun, Angeline menolak karena bukan pertama itu pelaku meminjam uang kepada korban.
Rochmat kemudian mengajak Angeline keliling Kota Surabaya hingga larut malam.
Kemudian, keduanya memutuskan istirahat di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.
Angeline di tempat tersebut kembali dibujuk soal urusan gadai mobil.
Perlu diketahui, Angeline sudi bermalam bersama Rochmat di sebuah apartemen karena terjebak dalam hubungan asmara. Namun, kisah cinta mereka disembunyikan.
Satu alasannya, status Rochmat sudah berumah tangga. Mereka saling mengenal sejak tahun 2013, saat itu Rochmat menjadi guru les gitar Angeline.
Hari berikutnya Rochmat dan Angeline keluar meninggalkan apartemen. Rochmat mengajak Angeline bertemu orang yang disebut-sebut menerima gadai mobil. Angeline marah memberontak ingin pulang.
"Pukul 14.30 yang mereka berhenti di sekitar jalan kawasan Kebun Bibit, Mulyorejo. Mereka bertengkar. Kejadian ini diketahui warga sekitar," ungkap Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce.
Angeline saat itu gregetan dengan Rochmat.
Angeline mencela kelakuan Rochmat. Hal ini membuat Rochmat emosi.
Tangan Angeline diikat ke belakang lalu lehernya dicekik.
Tak sampai di situ, leher Angeline dijerat dengan sabuk pinggang hingga tewas. Praktis, Angeline meninggal di dalam mobil.
"Lalu tersangka pergi ke rumah mertua mengambil koper dan sempat membeli tali rapping. Korban dibungkus dengan plastik wrapping," terang Pasma.
Sekira pukul 20.30 Rochmat memutuskan membuang jenazah Angeline di luar kota Surabaya. Semula hendak dibuang di Batu. Namun, karena di sana tidak ada tempat sepi, akhirnya perjalanan dilanjutkan ke arah Cangar, Mojokerto.
Akhirnya pelaku memutuskan membuang jenazah di kawasan hutan Gajah Mungkur.
Seusai kejadian , Rochmat menggadaikan mobil milik kakak Angeline ke salah seorang teman di Pasuruan dengan nominal Rp25 juta.
Handphone Angeline dan miliknya dibuang.
Lalu, Rochmat sembunyi dengan cara tinggal di sebuah indekos di Kota Malang.
Setelah kasus terungkap, polisi menangkap pria yang menadah mobil Xpander yang digadaikan Rochmat.
Si penadah itu ditangkap pada Kamis (8/6/2023) di Pasuruan.
Di rumah penadah, Polisi menemukan mobil yang menjadi saksi bisu kematian Angeline.
Penadah dan barang bukti kemudian diboyong ke Polrestabes Surabaya. Hari itu juga si penadah menyandang status saksi.
Akan tetapi, hingga Jumat (9/6/2023) sore, belum terlihat tanda-tanda polisi bakal menaikkan status penadah sebagai tersangka.
Gelar perkara pun belum dilaksanakan. Padahal, polisi hanya mempunyai waktu 1x24 untuk menentukan status penahanan.
Hingga sekarang polisi sekarang masih merahasiakan identitas penadah. Hanya saja, sempat disebutkan sumber si penadah adalah teman Rochmat.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pembunuhan Mahasiswi Ubaya, Korban dan Pelaku Disebut Punya Hubungan Asmara"