Misalnya saat mengamen atau mengemis namun tidak dikasih oleh pengendara, mereka mencak-mencak.
Ada yang mencaci, ada yang memelototi pengendara bahkan ada yang tidak beranjak jika belum diberi uang.
“Keberadaan mereka juga membahayakan, karena di jalan-jalan yang ramai. Rawan terjadi kecelakaan lalu lintas,” tegas Agung.
Pada PPKS ini didata seluruhnya dan diserahkan ke Dinas Sosial. Mereka akan mendapatkan pembinaan sebelum dilepas kembali.
Salah satu Pekerja Sosial (Peksos) yang menangani PPKS, Heru Murdoko mengakui adalah masalah mental yang sulit diubah.
Meski para PPKS ini masih muda dan fisiknya kuat, mereka enggan bekerja karena upahnya kalah menarik.
Misalnya menjadi kuli hanya mendapatkan Rp 100.000 per hari, sementara mengemis atau mengamen bisa mendapat Rp 200.000 tidak sampai satu hari.
“Memang sulit mengembalikan mental mereka. Akhirnya mereka memilih kembali ke jalan untuk mengemis atau mengamen,” ujarnya.