Sambang Kampung

Batik Tulis Warga Kampung Tambak Segaran Jadi Daya Tarik Wisatawan Asing Berkunjung

Penulis: Zainal Arif
Editor: Rudy Hartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dengan berbagai karya batik di Balai RW 03 Taman Tambak Segaran, Tambak Rejo, Simokerto Surabaya. Melalui berbagai pelatihan, kini warga sudah bisa menerima pesanan dan menjual batik secara mandiri.

SURYA.co.id|SURABAYA - Siapa sangka banyak warga dari negara ASEAN  rela datang jauh-jauh untuk berkunjung ke Kampung Tambak Segaran IV Surabaya.

Kunjungan itu bukan tanpa sebab, kepiawaian warga dalam membatik menjadi pemicu ketertarikan warga asing untuk datang belajar dikampung ini.

Ketua RT, Tjuk Sumardi mengatakan kunjungan mereka membuat warganya bangga dan lebih semangat lagi dalam melestarikan budaya.

"Kami sangat bangga, karena batik buatan warga kampung kami bisa dinikmati warga luar negeri," ujar Pak Tjuk sapaan akrabnya kepada SURYA.co.id, Senin (10/1/2022).

"Kami juga mengajarkan ke mereka. Bagaimana cara membuat batik tulis seperti yang kami buat," imbuhnya.

Pak Tjuk mengatakan warga dari negara Singapura, Taiwan, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam hingga Australia pernah menginjakkan kaki di kampung yang pernah meraih Penghargaan Surabaya Green & Clean sebagai lingkungan paling berbunga 2018.

Bahkan kampung ini sudah membentuk UMKM batik tulis sekaligus rutin mengadakan pelatihan untuk mengasah keterampilan warga Kampung Tambak Segaran RW 3 sejak pertengahan tahun 2018.

Pak Tjuk mengungkapkan hal yang melatarbelakangi warganya belajar membatik supaya dapat melestarikan budaya ke generasi muda.

"Tujuan awal kami adalah untuk belajar membatik, kemudian setelah bisa kami ingin mengajarkan ilmu batik tulis ini ke anak-anak muda di kampung kami," ujarnya.

Berbagai macam jenis batik diproduksi oleh ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok batik "Segaran Batik" yang berjumlah 15 orang.

Ada batik bermotif ayam berkisar, wayang yudhistira, hanacaraka hingga becak yang diproduksi kelompok batik ini.

Mereka setiap seminggu dua kali menggelar pelatihan sekaligus memproduksi batik tulis pesanan dari pembeli.

"Setiap hari Kamis dan Sabtu kami selalu menggelar pelatihan batik tulis, kami mulai dari menggambar kain polos yang kemudian di canting, diwarnain, dilorot untuk menghilangkan malam atau lilin," jelasnya.

 "Proses terkahir adalah mengkunci warna agar tidak berubah. Dan apabila ada pesanan, kami kerjakan di hari itu juga bersama-sama," imbuhnya.

Untuk dapat menghasilkan karya batik yang maksimal, ibu-ibu membagi tugas saat proses pembuatan batik tulis yang memadukan teknik jumput dan ikat ini.

"Ada spesialis sendiri-sendiri, jadi harus melibatkan beberapa orang untuk proses pembuatannya. Menyelesaikan pesanan ini kami butuhkan waktu paling cepat 2 bulan," ungkapnya.

Sementara untuk harga per-satu batik, dibandrol dengan harga mulai Rp 225 Ribu hingga Rp 1 Juta.

"Hasilnya kami masukan ke kas kelompok Segaran Batik, karena kembali lagi tujuan kami bukan untuk mencari uang, tapi untuk mengedukasi," pungkasnya.

Berita Terkini