SURYA.CO.ID| TULUNGAGUNG - Sorak sorai penonton mengiringi dua tim betengan yang sedang bertanding di lapangan Wisata Kuliner Balung Kawuk Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Rabu (20/10/2021).
Lomba dengan nama Balung Kawuk Betengan Cup ini digelar untuk melestarikan permainan anak yang nyaris punah ini.
Betengan adalah permainan perebutan benteng, yang didahului dengan upaya menjadikan lawan sebagai tawanan.
Permainan ini dulunya sangat mengandalkan strategi, kelincahan dan kecepatan berlari.
Total ada 19 tim yang ikut dalam kompetisi ini, bahkan ada peserta dari Kediri.
“Selain dari lokal desa, ada dari Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan Ngantru dan juga Kediri,” terang Puji Ari Sasmiko, Ketua Panitia Balung Kawuk Betengan Cup.
Kompetisi betengan ini digelar sebagai upaya melestarikan warisan budaya tak benda.
Kompetisi ini akan dilaksanakan selama empat hari sampai babak final.
Meski ada hadiah yang disediakan, namun tujuan utama kegiatan ini untuk melestarikan permainan yang hampir punah ini.
“Ada total hadiah Rp 3.500.000 dan juga doorprize yang disediakan panitia,” sambung Miko, panggilan akrabnya.
Untuk mengatur pertandingan, panitia membatasi waktu hanya 15 menit saja.
Kemenangan utama ditentukan bagi tim yang bisa merebut benteng lawan.
Jika tidak ada yang berhasil merebut benteng lawan, pemenang ditentukan banyaknya tawanan yang didapat setiap tim, satu tawanan bernilai 5.
Di hari pertama ini ada 10 tim yang bertanding.
Masih menurut Miko, rencananya akan ada perlombaan permainan tradisional lain.
Seperti gobak sodor, cirak dan gatheng.
“Rencananya akan dilakukan rutin, mungkin tiga bulanan,” ucapnya.
Bagi kaum milenial banyak yang masih asing dengan permainan betengan .
Namun bagi warga kelahiran 70-an hingga 70-an, kompetisi ini membangkitkan memori masa kecil.
Permainan ini kerap dimainkan saat menjelang sore atau bahkan saat bulan purnama.
Kepala Desa Sumberejo Kulon, Suhardi mengaku sangat mendukung kompetisi permainan tradisional ini.
Menurut Suhardi, kegiatan ini bagian rangkaian peringatan Sumpah Pemuda.
Kegiatan ini menguatkan peran para pemuda untuk membangun desa.
“Anak muda mempunyai peran membangun desanya menjadi lebih baik dan terorganisasi,” ucap Suhardi.
Pihaknya juga akan mengagendakan berbagai permainan tradisional di Balung Kawuk.
Kegiatan tersebut menjadi bagian kegiatan promosi kawasan Balung Kawuk sebagai wisata kuliner desa.
Suhardi mencanangkan Baluk kawuk menjadi tempat penjualan berbagai jenis makanan tradisional.
“Ke depan makanan tradisional apa saja ada di Balung Kawuk,” tandasnya.