Pertama korban Amalia sudah mengantisipasinya. Begitu pelaku menyerang anak korban, terjadi perlawanan.
Tangan Amelia mengalami luka lebam akibat diserang menggunakan benda tumpul.
Korban Amelia tak bisa berkutik setelah kepalanya dikepruk menggunakan papan penggilas untuk mencuci baju oleh pelaku.
"Anak korban sepertinya melawan pada pelaku karena ada bekas pukulan," jelas kapolres.
Kapolres menandaskan, tidak didapatkan adanya indikasi tindak pidana lain seperti aksi persetubuhan yang ditujukan kepada ibu maupun anaknya tersebut.
"Selaput daranya masih utuh, jadi tidak ada indikasi persetubuhan di sana," ujarnya.
Sumarni menambahkan, bahwa saat ini pihaknya sudah mengumpulkan barang-barang bukti seperti pakaian dari salah satu saksi yang terdapat bercak darah.
"Kami juga mengumpulkan barang-barang bukti yang ada di TKP termasuk baju yang ada di TKP yang dikenakan salah satu saksi, di mana baju tersebut ada bercak darah," terang AKBP Sumarni.
Sementara itu dari informasi yang didapatkan, sejauh ini sejumlah saksi sudah diperiksa oleh pihak kepolisian. Pihaknya berharap kasus dugaan pembunuhan yang menimpa Ibu dan anak tersebut dapat terungkap dengan cepat.
Sementara itu, salah satu kerabat korban mengungkap sosok Amelia yang dikenal pendiam dan baik oleh keluarganya.
Hal tersebut diungkapkan oleh saudara korban yang bernama Asep Hamdan (34) saat ditemui di lokasi kejadian.
"Amel orangnya baik, cuman sedikit pendiam saja, tapi kepribadiannya sangat baik suka menolong juga," kata Asep saat ditanya wartawan, Rabu (18/8/2021).
Menurut Asep, Amelia sendiri baru menyelesaikan kuliah di tahun 2021 ini di salah satu universitas di Kota Bandung.
Namun Asep enggan menyebutkan lebih detail terhadap di mana Amelia berkuliah.
"Baru saja menyelesaikan kuliahnya di Kota Bandung," ujarnya.
Seperti diketahui, kedua jasad korban ditemukan di bagasi belakang mobil Toyota Alphard dengan cara ditumpuk di garasi rumahnya Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).