KKB Papua

Dendam Kesumat KKB Papua Bikin Mereka Nekat Tembak Guru dan Bakar Rumah, Berikut 4 Fakta Terbarunya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para anggota KKB Papua. Dendam Kesumat KKB Papua Bikin Mereka Nekat Tembak Guru dan Bakar Rumah

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Dendam kesumat KKB Papua yang membuat mereka nekat menembak mati guru dan membakar rumahnya.

Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, Rabu (14/4/2021).

Menurut Irjen Mathius D Fakhiri, aksi teror tersebut diduga aksi balas dendam terkait pernyataan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga di media yang terkesan menyudutkan KKB Papua.

Baca juga: Satgas Nemangkawi Pukul Mundur KKB Papua di Distrik Beoga, Kapolda: Warga Non-Papua Diungsikan

Baca juga: Cerita Mencekam Istri Oktovianus, Guru yang Ditembak Mati KKB Papua, 5 Jam Sembunyi di Kamar Mandi

Sementara itu, KKB Papua juga menembak seorang ojek online di kampung Kampung Eromaga.

Berikut rangkuman fakta terbarunya dilansir dari Kompas.com (grup SURYA.co.id).

1. Pemicunya dendam kesumat

Aksi teror KKB Papua terhadap sejumlah guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, menyita perhatian masyarakat.

Menurut Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, aksi teror tersebut diduga aksi balas dendam terkait pernyataan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga di media yang terkesan menyudutkan KKB Papua.

"Kalau kita lihat kelompok ini selalu seperti itu, dia mudah sekali menyimpan dendam kepada siapa saja yang dianggap melakukan intimidasi, pasti mereka akan membalas," katanya di Jayapura, Rabu (14/4/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Teror Guru di Beoga, Kapolda Papua Sebut Hal Ini sebagai Pemicunya'

Selain itu, tambahnya, KKB Papua juga bermaksud untuk memancing aparat keamanan untuk keluar dari parameter pengamanan.

"Mereka bisa melakukan apa saja untuk memancing petugas, tetapi kita minta petugas tidak boleh terlalu mudah terpancing karena itu berbahaya bagi keselamatan mereka," kata dia.

2. Jauh dari pengamanan

Irjen Mathius sangat menyesalkan tindakan KKB Papua yang membakar rumah guru yang ditembak mati tersebut.

Menurutnya, kompleks guru itu jauh dari pantauan aparat pengamanan. 

"Ini sangat disesalkan, tapi kompleks rumah guru cukup jauh dari pantauan aparat.

Rumah dan sekolah itu satu kompleks," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

Salah satu rumah yang dibakar merupakan milik Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga.

Saat ini, kepala sekolah itu telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika.

Seperti diketahui, situasi keamanan di Beoga mendadak tidak kondusif setelah KKB pimpinan Sabinus Waker berulah di lokasi tersebut.  

Kamis (8/4/2021) sekitar 09.30, KKB menembak seorang guru SD Inpres Beoga Oktovianus Rayo di sebuah kios di Kampung Julugoma.

Sore harinya, KKB Papua membakar tiga ruangan SMAN 1 Beoga.

KKB Papua juga menembak mati seorang guru SMPN 1 Beoga Yonathan Renden pada Jumat (9/4/2021) sore.

Yonatan menderita luka di bagian dada. Meski sempat dilarikan ke Puskesmas Beoga, Yonatan tak bisa ditolong.

Kedua jenazah baru dapat dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021).

Evakuasi dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.

KKB kembali berulah membakar sembilan ruangan SMPN 1 Beoga pada Minggu (11/4/2021) malam.

3. Tembak Ojek Online

Kebrutalan KKB Papua kembali terjadi dengan menembak seorang ojek online di kampung Kampung Eromaga.

Setelah menembak dua guru yang dituduh mata-mata TNI Polri, kali ini mereka menembak seorang driver ojek online bernama Udin (41).

Udin tews setelah tertembak di bagian dada tembus punggung dan pipi kiri.

Adapun Kampung Eromaga berada di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua. Kejadian penemkan berlangsung pada Rabu (14/4/2021) pukul 13.05 WIT.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri merespons cepat kejadian tersebut. 

Fakhiri menduga pelakunya kelompok KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang bermarkas di sekitar Ilaga.

Karena itu, Fakhiri pun menyatakan aparat keamanan dari TNI Polri siaga 1 di daerah tersebut.

"Sementara sampai saat ini aparat keamanan TNI-Polri yang berada di Ilaga sedang melaksanakan siaga 1 untuk mengantisipasi gangguan susulan," katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas di luar Distrik Ilaga.

Jenazah korban saat ini sudah berada di Puskesmas Ilaga.

4. Tuding guru sebagai mata-mata TNI Polri

Juru Bicara OPM Sebby Sembon melalui rilisnya, Selasa (13/4/2021), mengungkapkan, Manajemen Markas pusat KOMNAS TPNPB telah terima laporan bahwa guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga itu adalah mata-mata TNI Polri yang telah lama diidentifikasi oleh PIS TPNPB.

"Oleh karena itu, tidak ragu-ragu ditembak oleh Pasukan TPNPB,” ujar Sebby.

TPNPB adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat organisasi sayap militer OPM.

Sednagkan PIS adalah Papua Intelijen Service.

Sebby menuding, semua orang Indonesia yang bertugas di wilayah Pegunungan Papua banyak yang menjadi mata-mata pihak keamanan Indonesia.

“Kami perlu sampaikan kepada semua orang Indonesia yang bertugas di daerah perang di wilayah Pegunungan Papua, bahwa PIS telah dan sedang identifikasi bahwa semua orang Imigran yang bertugas di wilayah Pegunungan Tengah Papua hampir kebanyakan anggota intelijen atau Mata-mata TNI/Polri yang menyamar sebagai Tukang Bangunan, Tukang Sensor, Guru, Mantri dan Petugas Distrik dll,” kata Sebby.

Untuk itu, bila bertugas di daerah perang jangan menjadi mata-mata.

“Oleh karena itu kami menghimbau bahwa jangan menjadi mata-mata TNI/Polri, jika anda bertugas di daerah perang,” ujarnya.

Menurut laporan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Gusby Waker, guru Sekolah Dasar yang ditembak di Distrik Beoga Kabupaten Puncak adalah intelijen TNI-Polri.

“Gusby Waker melaporkan bahwa pasukannya menembak mati seorang guru di Beoga karena murni intelijen (mata-mata) TNI PORI.

Ini sesuai laporan PIS TPNPB Kodap VIII Intan Jaya,”ungkap Sebby.

TPNPB tidak akan sembarang menembak bila tidak ada informasi bahasa mereka adalah mata-mata.

“Kami juga tidak sembarang tembak masyarakat Papua maupun non Papua.

Kami sudah tahu kerja TNI POLRI selalu menggunakan tenaga masyarakat sipil maupun PNS atau apapun statusnya, sebagai mata-mata untuk melacak keberadaan kami, maka sikap kami jelas bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” kata Sebby.

Ikuti Berita Seputar KKB Papua lainnya

Berita Terkini