KKB Papua Brutal hingga Bunuh 2 Prajurit Jenderal Andika Perkasa, Sekolah di Intan Jaya Tetap Buka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi KKB Papua. Mereka makin Brutal hingga Bunuh 2 Prajurit Jenderal Andika Perkasa

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Kabupaten Intan Jaya akhir-akhir ini semakin brutal, hingga menewaskan 2 prajurit Jenderal Andika Perkasa.

Meski KKB Papua merajalela, tapi sekolah-sekolah di Kabupaten Intan Jaya masih tetap buka.

Tapi aktivitas pemerintahan di sana masih belum berjalan optimal.

Ilustrasi KKB Papua (Kolase Twitter/@goliathtabuni)

Fakta Terbaru Aksi KKB Papua Intan Jaya Tergetkan Daerah Tertinggal, Jenderal Andika Perkasa Dipuji

Biodata Laksamana TNI Yudo Margono yang Perintahkan 5 KRI Bayangi Kapal Induk Amerika USS Nimitz

Selain sekolah, puskesmas juga tetap beroperasi untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat.

Demikian diungkapkan oleh Kapolres Intan Jaya, Papua, AKB I Wayan G Antara.

Ia mengatakan, semua instansi di lingkup Pemda Kabupaten Intan Jaya tidak membuka kantornya hingga bulan ini.

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Aktivitas Pemerintahan di Intan Jaya Papua Tak Jalan, Keberadaan Para Pegawainya Tidak Diketahui'

Ia menambahkan, tidak terlihat pula keberadaan aparatur sipil negara (ASN) dari instansi-instansi tersebut di Sugapa, ibu Kota Intan Jaya.

Adapun pelayanan publik yang tetap berjalan selain di puskesmas, yakni sejumlah SMA serta SMP setempat. 

Menurut Wayan, sekolah-sekolah itu tetap dibuka karena pelaksanaan kegiatan belajar secara daring terkendala fasilitas jaringan telekomunikasi.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak tahun lalu.

Padahal, masyarakat telah meminta kehadiran Pemda saat bertemu dengan Tim Gabungan Pencari Fakta Intan Jaya pada Oktober tahun lalu," kata Wayan saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (7/2/2021).

Wayan menuturkan, ketiadaan Pemda setempat menyebabkan pihak kepolisian dan TNI tak bisa bersinergi ketika terjadi permasalahan di tengah masyarakat.

Selain itu, Wayan mengaku tidak mengetahui keberadaan para pegawai pemda Intan Jaya hingga kini.

Ada kemungkinan mereka mengungsi.

"Kami tidak mengetahui keberadaan para pegawai hingga kini.

Kemungkinan mereka berada di Kabupaten Nabire. Harapannya agar aktivitas pemerintahan kembali berjalan normal, " ucap Wayan.

Lebih lanjut, Wayan menuturkan, Polres Intan Jaya masih menelusuri kebenaran informasi adanya warga yang mengungsi demi menghindari konflik antara aparat keamanan dan KKB Papua.

Update Situasi Intan Jaya di Tengah Aksi KKB Papua: Pemkab Tak Berani Ngantor, 100 Brimob Dikerahkan

Fakta Terbaru Aksi KKB Papua Intan Jaya Tergetkan Daerah Tertinggal

Sementara itu, terungkap fakta terbaru aksi KKB Papua di Intan Jaya ternyata menargetkan daerah-daerah yang tertinggal.

Dakta ini diungkapkan oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono dalam diskusi daring dengan tema "Kekerasan dan Kejahatan KKB: Kapan Papua Bisa Aman?", Jumat (5/2/2021).

Berikut rangkuman fakta terbaru selengkapnya dilansir dari Kontan dalam artikel 'KSB banyak beroperasi di Daerah Papua yang masih tertinggal'

1. Targetkan daerah tertinggal

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono menegaskan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menargetkan daerah-daerah yang masih tertinggal dari pembangunan.

Salah satunya di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Wilayah operasi yang kerap dilakukan oleh KKB Papua juga menyasar Intan Jaya, Gimba dan wilayah lainnya.

2. Kekuatan KKB Papua Intan Jaya

Kabupaten Intan Jaya ini, kata Yogo, tergolong rawan, karena memang basis KKB Papua dengan memiliki kekuatan sekitar 30-49 orang.

Ditambah bersenjatakan sekitar 15 pucuk senjata campuran baik dari rampasan dari TNI-Polri maupun senjata rakitan.

"Dan yang terbaru data dari Polda, meraka mendapatkan barang selundupan dari luar," jelas Yogo.

3. Meresahkan masyarakat dan aparat

Sebagai catatan, pada Kamis (4/2/2031) terjadi kontak tembak antara KKB Papua dengan anggota TNI di Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Yogo menjelaskan, sampai bulan Januari 2021 ini, kata Yogo, kekerasan yang dilakukan KKB Papua memang sudah banyak dan meresahkan masyarakat.

Bahkan sampai menimbulkan korban dari masyarakat maupun TNI-Polri.

"Sampai Januari ini mereka sudah melakukan sebanyak 46 kejadian, kontak senjata dengan TNI-Polri 24 kejadian dan perampasan senjata dua kejadian, pembakaran pesawat dan melakukan penghadangan dan korbannya memang masyarakat dan TNI/Polri," jelas dia.

4. TNI-Polri di Papua lebih statis

Selain selaku satuan Kosgab kewilayahan, Kodam Cendrawasih juga melakukan pengawasan perbatasan dan juga melakukan operasi di tempat rawan.

Operasi tempat rawan ini, kata Yogo, berbeda dengan yang dilakukan TNI di Timor-Timur, yang melakukan operasi yang aktif.

"Di Papua ini kami lebih bersifat statis, kami di pos, kemudian kami hanya melaksanakan patroli di wilayah sekitar pos dan lebih kepada pembinaan masyarakat, itu yang kami lakukan di pengamanan perbatasan maupun daerah rawan," ungkapnya.

Operasi lain yang dilakukan TNI tak hanya operasi pengamanan perbatasan, tetapi juga pengamanan di pulau terluar. Operasi ada 2 pulau terluar yaitu Pulau Bras dan Palindo.

"Di operasi ini kami menggelar pola Ops Korem, yang berada di Jaya Pura itu ada tiga Batalyon, dan Pola Ops yang ada wilayah selatan, itu ada 2 Batalion, itu operasi di perbatasan ya. Kemudian operasi Pamrahwan, kami ada 3  Pola Ops Korem yaitu Korem 172 ada 1 Batalyon, 173 Biak ada 1 Batalyon dan 174 di Merouke ada 1 Batalyon," katanya.

Sedangkan di operasi perbatasan pulau terluar, lanjut Yogo, ada di Pola Ops 173 dengan kekuatan Marinir sekitar 20 orang.(*)

Berita Terkini