Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Tak cuma sombong menantang TNI-Polri perang terbuka, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua juga menyebar hoax.
KKB Papua menyebarkan hoax di media sosial telah menyerang dua pos TNI di Mapenduma, kabupaten Nduga pada Selasa (2/2/2021).
Info hoax tersebut juga menyebutkan kalau dua prajurit TNI AD gugur dalam penyerangan tersebut.
• Biodata Brigjen Pol Matius Fakhiri yang Tak Gentar Tantangan Perang KKB Papua, Ahli Bidang Brimob
• Kesombongan KKB Tantang TNI Polri Perang Terbuka Setelah 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Gugur
Melansir dari Antara, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Ignatius Yono Triyono, menyatakan tidak ada anggota TNI yang menjadi korban penembakan di Mapnduma, Kabupaten Nduga.
"Saya sudah mengecek tberita yang ramai di media sosial ternyata tidak benar atau hoax" kata dia kepada ANTARA, di Jayapura, Rabu (3/2/2021).
Ia menyatakan sebelumnya sudah mengecek informasi yang beredar terkait kontak tembak ke komandan Korem 172/PWY dan memastikan info itu adalah hoax.
"Di Mapnduma ada dua pos TNI yang semuanya dalam kondisi aman" kata dia.
Diberitakan sebelumnya, KKB Papua berlagak sombong dengan menantang TNI Polri perang terbuka.
Ajakan KKB Papua itu dengan cara menyebarkan selebaran bernada provokasi di Kabupaten Intan Jaya.
Mengenai tantangan tersebut, Wakapolda Papua Brigjen Matius Fakhiri tak mau terpancing.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Saya Pastikan kalau KKB Ajak Perang TNI-Polri Tidak Takut, Kita Akan Hadapi...'
Brigjen Matius Fakhiri khawatir jika perang terbuka terjadi, akan dipolitisasi dan dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu, Matius memilih untuk mengambil langkah hukum yang pas daripada meladeni KKB Papua.
Kendati demikian, Matius menyatakan TNI Polri tidak takut dengan tantangan perang terbuka itu.
Menurut Matius, memilih tidak meladeni provokasi KKB Papua agar tidak ada korban dari warga sipil.
Termasuk menghindari kesalahan yang terulang dalam proses penegakan hukum.
"Saya pastikan kalau ajak perang TNI-Polri tidak takut, kita akan hadapi.
Cuma kan kita tidak mau ada dampak lain yang akan timbul bila kita mengambil langkah tegas dan terukur yang nantinya bisa dipolitisasi dipelintir oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin suasana di Papua ini selalu kisruh," kata Matius di Jayapura, Selasa (2/2/2021).
Dirinya tidak memungkiri bahwa aksi kekerasan yang dilakukan KKB di Intan Jaya Papua belakangan ini semakin meningkat.
Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari eskalasi politik yang sedang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, dalam menyikapi masalah tersebut aparat keamanan tidak boleh bersikap gegabah.
"Kejadian di Intan Jaya ini selalu berulang dan ini harus kita sikapi dengan tenang agar kita bisa mengambil langkah-langkah penegakan hukum yang pas dan soft.
Kita tidak mau mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi beberapa waktu lalu," kata Matius.
Soal tantangan perang terbuka tersebut, dijelaskan Matius, disampaikan KKB melalui selebaran yang diedarkan di Intan Jaya.
Upaya provokasi itu dilakukan KKB Papua bukan kali ini saja terjadi.
Kasus serupa pernah ditemukan di Jayapura dan Puncak Jaya.
"Ini biasanya terjadi saat eskalasi sedang tinggi," kata dia.
Sementara untuk menjaga situasi keamanan di Intan Jaya, pihaknya mengaku akan menambah sejumlah personel di Polres setempat.
"Ke depan kita akan memperkuat Polres Intan Jaya, salah satunya kita akan menggeser 45 personel untuk mem-back-up pasukan yang sudah ada di sana," kata dia.
2 anak buah Jenderal Andika Perkasa gugur di Intan Jaya
Sebelumnya, kabar duka menimpa dua anak buah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang gugur di medan tempur melawan KKB Papua.
Dua prajurit TNI AD itu dari satuan Yonif Raider 400 atas nama Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.
Saat ini jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.
Keduanya bertugas di Intan Jaya dan gugur setelah kontak senjata dengan KKb Papua dari pagi hingga siang, Jumat (22/1/2021).
Berikut kronologi kontak senjata yang terjadi di Intan Jaya seperti disampaikan oleh Kepala Penerangan Kogabwihan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.
Suriastawa menjelaskan, Pratu Dedi Hadani yang bertugas di Pos Hitadipa gugur saat mengejar KKB yang menyerang Pos Titigi, Intan Jaya.
Dalam kontak senjata di Pos Titigi itu, Pratu Roy Vebrianto gugur karena tertembak di dada kanan.
"Pratu Dedi Hamdani dari Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi.
Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat.
Suriastawa menambahkan, jenazah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika menggunakan helikopter dari Bandara Bilogai, Sugapa.
Ratusan Brimob Polda Sumbar Siap Hadapi KKB Papua dalam Operasi Amole 2021 (Istimewa/Antara)
Kedua prajurit yang gugur itu merupakan anggota Yonif Raider 400 yang sedang bertugas di Intan Jaya.
Selama 2021, sudah terjadi beberapa aksi kekerasan yang melibatkan anggota KKB di Kabupaten Intan Jaya.
Pada 6 Januari, KKB membakar pesawat PT MAF di Kampung Pagamba, Distrik Mbiandoga.
Kontak senjata juga terjadi antara Batalyon 400 dengan KKB di Kampung Titigi pada 10 Januari 2021.
Saat itu, Prada Agus Kurniawan gugur setelah tertembak di punggung.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali berulah di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (22/1/2021) pagi.
KKB menyerang Pos TNI Titigi, Distrik Sugapa, dari lokasi yang lebih tinggi.
Akibat serangan itu, Pratu Roy Vebrianto gugur setelah mengalami luka tembak di dada kanan.
"Ya, Pratu Roy (gugur)," ujar Dandim 1705/Nabire, Letkol Benny Wahyudi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat siang.(*)