"Anggota sempat membalas sehingga terjadi kontak tembak sebelum KKB lari ke hutan," jelas Pangemanan.
Danrem 172 PWY itu memerinci, tiga anggota TNI yang terluka di antaranya, Praka Hendrik yang mengalami luka tembak di telapak kaki kanan, Prada Heldan terkena ricochet di kaki, dan Prada Gusman terkena serpihan peluru di dada.
Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria mengatakan, kontak senjata itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIT.
Kontak senjata melibatkan KKB dan Satgas Pamtas Yonif 312/KH.
Sampai saat ini, TNI masih menginvestigasi kelompok mana yang melakukan serangan.
"Kita doakan bersama semoga situasi semakin kondusif, dan saudara-saudara kita yang berbeda pendapat dapat sadar dan kembali membangun daerahnya dalam bingkai NKRI," ujar Reza.
Buka ruang dialog
Menanggapi kasus terbaru, pengamat militer dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (LESPERSSI) Beni Sukadis menilai, pemerintah perlu membuka ruang dialog dengan KKB.
"Kebijakan yang harus diambil adalah melakukan dialog dengan kelompok signifikan di Papua untuk melakukan negosiasi soal masa depan Papua," ujar Beni kepada Kompas.com, Jumat malam.
Beni menyakini pendekatan keamanan yang ditempuh Jakarta tak bisa menciptakan perdamaian di Bumi Cendrawasih.
Sebab, upaya pendekatan keamanan selama ini cenderung direspon dengan kekerasan oleh KKB.
Oleh karena itu, kata dia, setiap prajurit yang dikirim ke Papua telah mengetahui risiko yang akan dihadapinya, yakni berurusan dengan KKB.
"Persoalannya, pemerintah sekarang punya komitmen tidak dalam melakukan negosiasi dengan pihak di Papua," kata dia. (tribun timur/kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Dua Prajurit TNI Ditembak, Satu di Antaranya Gugur atas Nama Pratu Firdaus"