SURYA.co.id | SURABAYA - Selain aktif mengolah sampah dan menggalakkan penghijauan, warga RT 6 RW 12 Jojoran Baru 3 juga membuka berbagai usaha.
Mulai dari penyewaan baju daur ulang hingga menjual berbagai produk jajanan dan minuman segar seperti sinom, aneka kue, dan lainnya.
Pemasarannya pun beragam, mulai dari dititipkan ke warung-warung, dibuat sesuai pesanan, hingga dipasarkan secara online.
Ketua RW 12 Kelurahan Mojo, Suyadi, menyampaikan, UMKM di Kampung Jojoran Baru 3 turut menyumbang pemasukan bagi warga.
"Warga berkreasi melalui UMKM. Selain menambah income, hal ini juga bisa mengenalkan kampung ke masyarakat luar," katanya, Rabu (29/1/2020).
Salah satunya adalah Martin Utami, pemilik usaha minuman 'Sinom Mbah Tin'. Ia tak terpikir untuk membuat usaha kuliner sebelum menanam tumbuhan asam di depan rumahnya.
"Karena punya lima pohon asam, saya sering bikin minuman sinom. Waktu itu hanya saya minum sendiri, juga dibuat suguhan kalau ada tamu," katanya.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai berpikir untuk menjadikannya usaha. Akhirnya ada 2019, ia mulai menjajalnya.
"Saya jual 3 ribu per botol berukuran 35 ml. Kalau belinya minimal 10 botol, saya jual 2.500 per botol," kata Martin.
Selain dijual kepada warga kampung, Martin juga menitipkan produknya ke toko-toko dan mengirimnya ke beberapa kantor di Surabaya.
"Rencananya, usaha ini akan saya kembangkan lagi. Ingin saya gencarkan lagi pemasaran melalui online," ia mengatakan.
Berbeda lagi dengan Nurhayati yang merintis usaha aneka cake, roti, dan kue kering. Ia mengatakan, mulai merintis usaha sejak 11 tahun yang lalu.
"Produk saya sudah memilki surat izin perdagangan usaha (SIUP). Saya bikin berbagai kue kering, cake, dan bakery," katanya.
Kue kering yang ia buat antara lain nastar, kastengel, almond crispy, dan lidah kucing. Selain itu juga ada kue tart, muffin, aneka bakery seperti roti abon, roti sosis, dan sebagainya.
"Ke depannya, saya ingin mengurus perizinan seperti BPOM, sertifikasi halal, dan lainnya. Saya juga ingin memasukkan produk saya ke mini market. Sementara ini, saya pasarkan ke toko-toko," kata Nurhayati.
Harga yang dibandrol bervariatif, mulai Rp 2500 seperti untuk bakery, sampai Rp 250 ribu untuk kue tart.
"Saya sama sekali tidak pakai pengawet yang berbahaya. Awet sekitar satu sampai tiga hari," pungkasnya.
• Warga RT 6 RW 12 Jojoran Baru 3 Galakkan Tanaman Produktif