SURYA.CO.ID - Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri diduga dibunuh dan dimutilasi karena motif asmara.
Polisi saat ini mengarahkan penyelidikan motif asmara di balik pembunuhan guru honorer Kediri yang mayatnya dimasukkan koper itu ke orang-orang terkait.
DI sisi lain, unggahan akun instagram Budi Hartanto bisa menjadi petunjuk adanya motif asmara dalam pembunuhan dan mutilasi guru honorer Kediri ini.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera, menerangkan beberapa dugaan motif pembunuhan yang disampaikan sebelumnya, semakin tak terbukti, seperti dugaan motif ekonomi dan motif perampokan.
Namun, lanjut Frans Barung, hasil proses penyidikan yang masih berlangsung menunjukkan, motif asmara dalam kasus tersebut semakin menguat.
"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Barung mengungkapkan, temuan lain yang diperoleh penyidik berdasarkan keterangan para saksi, didapatkan keterangan bahwa korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang.
"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," lanjutnya.
Barung tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.
• Siswa SMKN 5 Surabaya yang Hilang di Gunung Arjuno Ditemukan, Tinggal Tulang Belulang
• Raffi Ahmad Bongkar Percintaannya dengan Yuni Shara Depan Nagita Slavina, Respon Istri Tak Terduga
• Vanessa Angel Minta Langsung Hubungan Intim dengan Menteri Rp 60 Juta, Ternyata Pemakainya Rian
• UPDATE Kondisi Ani Yudhoyono Sempat Masuk ICU & Tak Ditemani Cucu, Annisa Pohan Ungkap Penyebabnya
Namun, kuat dugaan korban memiliki orientasi seksual sesama jenis.
"Ada kecenderungan ke arah situ sih," tandasnya.
Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidik baru saja periksa dua orang saksi baru.
Sehingga, total saksi dalam proses pengungkapan kasus ini sejauh ini sedikitnya berjumlah 14 orang.
"Dia kami periksa kemarin (kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Seorang saksi baru tersebut, ungkap Barung, adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Nganjuk.
"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," lanjut Barung.
Setelah beberapa jam proses pemeriksaan berlangsung, lanjut Barung, ternyata keterangan ASN tersebut terbukti konsisten sesuai dengan pernyataannya sejak awal.
"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," katanya.
Artinya, alibinya yang menyatakan tidak ada kaitannya dengan tewasnya guru honorer tersebut, adalah benar.
"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkutpautnya," tandasnya.
Kendati demikian, lanjut Barung, Polda Jatim akan terus gali informasi pada saksi tersebut.
Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela memastikan, saat ini polisi sedang memburu satu orang yang mengajak korban bertemu setelah latihan di sanggar senam, Selasa malam (2/4/2019).
Sebelumnya polisi telah memeriksa satu orang berisial IR.
Kepada polisi IR mengaku bahwa dirinya diajak makan oleh Budi.
Namun dia belum sempat bertemu dengan Budi.
Hingga akhirnya Budi menghilang dan ditemukan tewas.
Artinya, ada orang lain selain IR yang bertemu dengan Budi malam itu.
”Itu yang sedang kami cari,” jelas mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.
• Daftar 7 Hp Xiaomi Seri Redmi yang Tak Bisa Diupdate Lagi, Lakukan Hal ini Jika Ponselmu Termasuk
• Video Kronologi Vanessa Angel Tolak Mimican Menteri & Minta Langsung Hubungan Intim Rp 60 Juta
• Mantan Ajudan Soekarno Ungkap Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Jabatannya, Sarapan pun Tak Diberi
Postingan Instagram
Tiga postingan Budi Hartanto (28), menjadi sorotan dan bisa menjadi petunjuk adanya motif asmara dalam kasus pembunuhan ini.
Pantauan TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Budi Hartanto sempat mengunggah postingan di Instagram pada bulan Maret.
Tanggal 10 Maret 2019, Budi Hartanto mengunggah fotonya saat berada di dekat sebuah mobil berwarna putih.
Ia tampak memakai kaus putih dan selana santai berwarna abu-abu.
"Sendiri bukan berarti tak laku," tulisnya, dikutip TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Jumat (5/4/2019).
Kemudian, di postingan tanggal 13 Maret 2019, Budi Hartano menulis caption soal menunggu, di fotonya berbaju merah.
Ia tampak meletakkan tangannya di atas dagu dan tersenyum ke arah kamera.
"Kamu yang aku tunggu...," tulisnya.
Lalu, Budi Hartanto juga mengunggah postingan pada tanggal 26 Maret 2019.
Itu adalah postingan terakhirnya.
"Terlalu fokus ke kamu (emoji),"
Postingan tersebut kini ramai mendapat komentar dari para warganet.
Mereka mengucapkan duka hingga doa untuk almarhum.
sept.an: innalillahi masss. semoga di terima di sisi allah swt, amin
tarumanis: Turut berduka cita, semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya dan bagi pelaku segera ditemukan dan dihukum setimpal
agusr500: Turut berduka mas, semoga amal ibadah mu diterima Allah... Dan surga jd tempat mu di sana amin
imambarraberre: YaAllah mas budi
andre_prasetyo96: Innalillah... #restinpeace #postinganterakhir #lastpost
thebolifee_: Alfatihah
mediakediri: semoga alam dan ibadahnya di terimanya di sisinya.. amin
lukas.bataya: semoga tenang di sisiNYA.. dan semoga pelaku lekas dihakimi...
linaratna20: Semoga husnul khotimah aamiin.
Sebelumnya, isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kabupaten Kediri, yang mayatnya ditemukan termutilasi tanpa kepala di dalam koper diungkap keluarga.
Menurut paman korban, guru honorer itu sempat berkomunikasi dengan seorang rekannya melalui WhatsApp (WA), Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 22.55 WIB.
"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," ungkap Nasuha, paman korban kepada wartawan Surya.co.id, Rabu (3/4/2019) malam.
Kontak terakhir korban dengan rekannya, menurut Nasuha, terkait dengan obrolan gurauan.
Namun setelah kontak terakhir, HP (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang.
Fakta terbaru yang dihimpun Surya.co.id menyebutkan, Budi Hartanto semasa hidupnya mengelola sanggar tari modern yang diberi nama CK Dance Home di kawasan Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.
CK Dance Home menyiapkan penari sexy dancer, tari kontemporer, traditional dance, cabaret dance dan modern dance female dan male.
Pantauan pada Kamis (4/4/2019), sanggar CK Dance Home sudah tiga hari terakhir tutup.
Lokasi sanggar ini juga dipergunakan oleh Budi Hartanto untuk membuka warung Royal Cafee Kediri pada malam hari.
Selain itu, Budi Hartanto juga mengelola Izal Bilyard, arena biliar yang ada di samping sanggar CK Dance Home.
Namun pengelolaan arena biliar baru dilakukan setahun terakhir.
Seperti diberitakan, mayat dalam koper yang dalam kondisi termutilasi di pinggir bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) ternyata bernama Budi Hartanto (28) warga Jl Tamansari, Kota Kediri.
• 3 Fakta Baru Video Panas Seorang Artis Bocor yang Tersebar di Internet Lalu Viral di Whatsapp (WA)
• VIRAL Hubungan Intim Istri & Sahabat Suami Terungkap, Ini Alasan Wanita Selingkuh Menurut Psikolog
• TERUNGKAP Siswi SMP Kecanduan Berhubungan Intim dengan Banyak Pria, Ini Dampak & Cara Mengobatinya
• Enaknya Syahrini Jadi Istri Reino Barack: Suamiku Reino, Handphone Jatuh Saja Ganti Baru Lagi!