Manfaatkan Alokasi DBHCT Rp 6 Miliar, RSUD Hospitel Bantaragin Ponorogo Menambah 2 Ventilator di ICU
Dana itu digunakan untuk melengkapi sarana prasarana rumah sakit karena diketahui RSUD Hospitel Bantarangin terhitung rumah sakit baru
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Tidak hanya digunakan untuk sosialisasi dan pemberantasan peredaran rokok ilegal, alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) juga dimanfaatkan untuk melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan di Ponorogo.
Pemkab Ponorogo turut mengalokasikan DBHCHT untuk pemenuhan sarana kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hospitel Bantarangin mendapatkan kucuran dana Rp 6 miliar dari DBHCT.
“Tahun 2025 kami mendapat alokasi Rp 6 miliar dari DBHCT yang digunakan untuk mendongkrak pelayanan,” ungkap Direktur RSUD Hospitel Bantarangin, drg Enggar Tri Adji Sambodo, Rabu (3/9/2025).
Dana itu digunakan untuk melengkapi sarana prasarana rumah sakit karena diketahui RSUD Hospitel Bantarangin terhitung rumah sakit baru.
“Untuk pembelian alat kesehatan, obat-obatan, bahan habis pakai hingga pelatihan SDM (sumber daya manusia) RSUD Hospitel Bantarangin,” katanya.
Enggar mengatakan bahwa anggaran DBHCT dipastikan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Utamanya sektor pelayanan, memenuhi standarisasi dari Kemenkes dan juga BPJS Kesehatan.
“Juga menambah ventilator. Ada dua ventilator yang kami datangkan dari anggatan DBHCT,” papar Enggar.
Enggar menjelaskan bahwa sebelumnya rumah sakit yang terletak di Jalan Raya Ponorogo-Solo, Kecamatan Kauman, itu hanya memiliki satu alat ventilator.
Padahal, jelas Enggar, aturan terbaru BPJS mensyaratkan minimal 75 persen ventilator tersedia di ruang intensive care unit (ICU).
“Kami ada empat tempat tidur di Ruang ICU, aturan terbaru mengharuskan 75 persen ventilator terpenuhi. Jadi minimal tiga alat,” tambahnya.
Menurutnya, RSUD Hospitel Bantarangin menerima kebermanfaatan alokasi dana DBHCHT bukan pertama kali. Tahun 2024 lalu, pihaknya menerima Rp 5 miliar.
Sama dengan tahun ini, DBHCT 2025 lalu ldialokasikan untuk sejumlah alat kesehatan, obat-obatan hingga pengembangan SDM.
“Kualitas SDM juga kami kembangkan agar terakreditasi dan bersertifikasi. Sehingga pelayanan ke masyarakat semakin maksimal,” pungkasnya. ****