Surabaya Diklaim Aman Beras Oplosan, Cak Eri Siapkan Intervensi Untuk Menjaga Stabilitas Harga
"Insya Allah terkait beras kami akan terus berkoordinasi dengan Bulog dan daerah penghasil sehingga harga ini bisa terus terjaga," kata Cak Eri.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Peredaran tanpa kendali beras oplosan belakangan ini patut membangkitkan kewaspadaan Pemkot Surabaya. Saat ini pemkot menyiapkan sejumlah intervensi untuk memastikan stabilitas harga beras.
Mengklaim hingga saat ini beras oplosan belum masuk ke Kota Pahlawan, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan bahwa pengendalian harga beras dilakukan melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Tim ini juga memastikan stok aman dari distributor hingga Bulog.
"Terkait dengan harga beras, sudah ada tim (pengendali) inflasi. Tim ini berkerjasama dengan Bulog dan banyak pihak sehingga tidak ada kenaikan harga yang tinggi di Surabaya," kata Wali Kota Eri ketika dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (14/8/2025).
"Sehingga, Insya Allah terkait beras kami akan terus berkoordinasi dengan Bulog dan daerah penghasil sehingga harga ini bisa terus terjaga," kata Cak Eri.
Kebutuhan beras di Surabaya mencapai 15.000 ton per bulan sesuai data tahun 2023. Guna memastikan ketersediaan stok, Wali Kota Eri juga membangun kerjasama dengan daerah penghasil beras.
"Kerjasama ini terus jalan. Sehingga, kami tidak khawatir. Selama pasokan beras dari daerah masih ada, stok di Surabaya juga aman," kata Cak Eri.
Tim TPID memastikan bahwa stok beras di Surabaya aman. Selain itu, pasokan beras di Surabaya juga masih terbebas dari beras oplosan. "Sejak kami jalan bersama (dengan TPID), kami belum menemukan itu (beras oplosan)," paparnya.
TPID rutin turun ke pasar untuk mengecek harga dan stok barang. Apabila nantinya ada laporan dugaan beras oplosan, maka akan diperiksa melalui laboratorium. Sejauh ini, TPID juga memantau harga beras di pasar.
"Kami kerjasama dengan Bulog, supplier, BPS (Badan Pusat Statistik). Kami monitoring terkait dengan harga-harga setiap waktu. Sehingga, kalau harga mau naik, sudah ada antisipasi," tambah Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag), Febrina Kusumawati.
Karenanya, apabila stok barang dari Bulog aman maka harga diyakini akan relatif stabil. "Kita dengan teman-teman Bulog, sudah kerjasama distribusi dengan harga yang standar. Kalau Bulog nggak naik, kami rasa stabil," kata Febrina.
Harga beras di sejumlah pasar di Surabaya melonjak sebulan terakhir. Hal ini turut berdampak pada omzet penjualan para pedagang.
Mengutip data harga beras di sejumlah pasar di Surabaya, rata-rata harga beras medium telah mencapai Rp 13.900 per KG, kemudian beras premium mencapai Rp 15.700 per KG.
Di Pasar Pucang Anom Surabaya misalnya, pedagang menjual sekarung beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp 65.000 per 5 KG. Untuk beras premium, pedagang menjual di harga Rp 82.500 per 5 KG dari yang sebelumnya seharga Rp 80.000.
Harga beras eceran pun tidak kalah tinggi. Biasanya, harga beras medium ada di kisaran Rp 12.000 per KG. Namun kini pedagang harus menjual di harga Rp 13.500-14.000 per KG. *****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.