Liputan Khusus Wirawiri Surabaya

Tambah Rute Wira-Wiri Surabaya, Cak Eri Terbuka Integrasikan dengan Suroboyo Bus dan Trans Jatim

Pemerintah Kota Surabaya, Jatim, telah memasukkan rencana penambahan kendaraan pengumpan Wira-Wiri Surabaya dalam PAK APBD Kota Surabaya 2025

|
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
KENDARAAN PENGUMPAN - Wira-Wiri Surabaya menunggu jadwal pemberangkatan di Terminal Bratang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/8/2025). Sejak beroperasi pada 2023 silam, jumlah penumpang transportasi umum ini terus bertambah. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), telah memasukkan rencana penambahan kendaraan pengumpan (feeder) ke dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD Kota Surabaya tahun 2025.

Untuk rute yang dilewati, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri mengaku terbuka untuk mengintegrasikan ke berbagai moda transportasi.

Menurut Cak Eri, awalnya feeder memang disiapkan untuk menjangkau masyarakat di perkampungan yang ingin menggunakan transportasi umum (trunk) di jalur umum (Suroboyo Bus). Sehingga, masyarakat tak perlu berjalan jauh dari tempat tinggal.

"Sebenarnya, feeder ini kan [menjangkau penumpang] dari kampung  ampung yang ingin masuk ke tengah kota. Selama ini masalahnya kan mereka ingin naik Suroboyo Bus, tapi dari kampungnya mereka tak ada penghantarnya (pengumpan). Makanya kami siapkan feeder ini," jelas Wali Kota Cak Eri ketika dikonfirmasi, Senin (11/8/2025).

Namun, dengan seiring berjalannya tranportasi umum tersebut, antusias masyarakat semakin besar. Masyarakat pun berharap rute Wira-Wiri Surabaya terus diperluas.

Bukan sekadar menjadi pengumpan antara kampung dengan halte Suroboyo Bus terdekat, namun juga penghubung dengan transportasi umum lainnya. 

Baca juga: Masyarakat Sambut Positif Wira-Wiri Surabaya, Berharap Rute Terus Bertambah

Karenanya, Cak Eri pun menggagas rencana menambah rute baru Wira-Wiri Surabaya yang terintegrasi dengan berbagai transportasi umum.

Bukan hanya melayani penumpang dengan basis tranportasi umum yang dikelola Pemkot Surabaya, namun juga pihak lain. Misalnya, integrasi antara Suroboyo Bus dengan Trans Jatim yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jatim.

Karenanya, rute baru feeder yang disiapkan tersebut akan menjangkau Kecamatan Karangpilang, sebagai salah satu lokasi yang direncanakan sebagai pemberhentian Trans Jatim koridor VII (Sidoarjo - Karangpilang). 

"Bisa juga terkoneksi dengan Trans Jatim," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Hanya saja, rencana teknis soal integrasi tersebut belum dimatangkan. Cak Eri hanya memastikan, bahwa transportasi umum di Surabaya akan melayani masyarakat yang akan masuk ke dalam kota maupun sebaliknya.

"Pada intinya, bagaimana perputaran orang dari satu wilayah ke wilayah lain itu bisa terintegrasi. Jangan sampai orang Mojokerto ke Surabaya mlebune angel, wong Suroboyo ning Gresik Yo angel (jangan sampai orang Mojokerto ke Surabaya masuknya sulit, orang Surabaya menuju ke Gresik juga sulit)," ucap Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini.

Integrasi ini juga diharapkan menjadi solusi jalan tengah, dibanding menambah rute Trans Jatim masuk ke pusat Surabaya

Cak Eri menegaskan, bahwa keberadaan Trans Jatim maupun transportasi umum dalam kota sama-sama memiliki peran penting yang harus dijaga.

"Ketika ada Trans Jatim itu memang membantu.  Tapi, bagaimana Trans Jatim ini bisa terintegrasi dengan kendaraan yang lainnya. Nanti ditata lah," tutur Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) ini. 

Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya rencananya membuka akses Wira-Wiri Surabaya untuk rute Karang Pilang, Joyoboyo hingga Keputih. 

"Rencananya ada 8 unit yang disiapkan melalui PAK tahun ini," kata Plt Kepala Dishub Surabaya, Trio Wahyu Bowo dikonfirmasi di tempat yang sama.

Ditaksir menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 miliar, penambahan rute Wira-Wiri Surabaya ini akan menambah alternatif rute dari total 11 rute  yang saat ini sudah berjalan. 

"Begitu PAK ini disetujui, segera kami jalankan tahun ini," tegas Trio.

Sebelumnya, Pemrov Jatim awalnya merencanakan akan membuka rute layanan Trans Jatim Koridor VII. Menghubungkan 3 daerah, Trans Jatim Koridor VII awalnya direncanakan melayani rute Sidoarjo–Surabaya - Gresik, via Krembung–Krian–Legundi–Driyorejo–Karangpilang hingga Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ).

Namun, Pemkot Surabaya meminta Trans Jatim berhenti di Karangpilang sebagai kawasan perbatasan antara Sidoarjo - Surabaya. Memilih mengintegrasikan dengan angkutan lain, Pemkot mengatakan bahwa jalur menuju TIJ telah diisi mode transportasi lain yang dikelola Pemkot Surabaya.

Karena itu, saat ini koridor VII Trans Jatim telah dialihkan pada rute Lamongan. Namun, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, akan berkomunikasi dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, terkait realisasi dan integrasi bus Trans Jatim dengan Kota Surabaya.

“Kita akan melakukan komunikasi dengan Surabaya dengan Pak Wali Kota, kira ruang-ruang apa yang bisa disingkronkan dan disinergikan,” ujarnya.

Hal ini penting karena konektivitas Gerbangkertasusila sangat strategis. Terlebih juga akan terintegrasi dengan angkutan dalam kota, intra Surabaya. Sehingga untuk antar Surabaya juga harusnya juga selaras.

“Saya cenderung optimis, kalau untuk Surabaya, cuma waktu dan penyelarasan. Kami akan kembali koordinasi dengan Pak Wali Kota khususnya dalam kerangka SUMP,” ujar Emil sebelumnya. 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved